KABARBURSA.COM - Aksi akuisisi besar-besaran kembali dilakukan PT Astra International Tbk (ASII). Raksasa otomotif nasional itu mempertebal portofolio di sektor kesehatan dengan mengakumulasi saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL), operator jaringan Rumah Sakit Hermina.
Dalam empat kali transaksi pada 9–12 September 2025, Astra menyerap total 1,47 miliar lembar saham HEAL dengan rentang harga Rp1.683–Rp1.850 per saham. Nilai transaksi ini mencapai Rp2,69 triliun dan menjadi sebuah manuver yang menandai keseriusan Astra dalam diversifikasi ke sektor kesehatan.
Setelah aksi borongan tersebut, kepemilikan Astra di HEAL melonjak signifikan dari 10,42 persen atau setara 1,6 miliar lembar saham, menjadi 20 persen atau sekitar 3,07 miliar lembar.
Lonjakan kepemilikan ini tidak hanya memperlihatkan komitmen jangka panjang Astra dalam bisnis rumah sakit, melainkan juga memperkuat posisinya sebagai pemegang saham utama kedua setelah pendiri.
Menariknya, sebagian besar saham yang ditampung Astra berasal dari para petinggi Medikaloka Hermina sendiri, termasuk Yulisar Khiat selaku pengendali, serta sejumlah komisaris.
Pertanyaannya kemudian, seberapa besar aksi korporasi ini berdampak terhadap saham ASII? Secara fundamental, transaksi bernilai jumbo ini tidak serta-merta memberikan dampak langsung terhadap laba Astra di jangka pendek.
Namun, langkah ini mencerminkan strategi diversifikasi yang konsisten, memperluas sayap ke sektor dengan prospek pertumbuhan tinggi, yaitu layanan kesehatan. Diversifikasi semacam ini kerap dipandang positif oleh investor institusional karena memperkuat ketahanan portofolio Astra di luar sektor otomotif yang menjadi tulang punggung bisnis.
Di pasar saham, ASII sendiri menutup perdagangan terakhir, Selasa, 16 September 2025, di level Rp5.650 atau menguat 0,44 persen. Namun, pergerakan harga masih dibayangi tekanan jual meski penguatan tetap bertahan.
MNC Sekuritas melihat posisi ASII sedang berada di awal wave iii dari wave (v), yang secara teknikal membuka peluang kelanjutan tren naik. Rekomendasi yang diberikan adalah buy on weakness di area Rp5.475–Rp5.625, dengan target harga di Rp5.725 hingga Rp5.900. Adapun batas risiko ditempatkan di bawah Rp5.350.
Sinyal teknikal harian semakin memperkuat optimisme. Hampir seluruh indikator utama bergerak positif. Relative Strength Index (RSI) berada di level 62 yang masih dalam area sehat, MACD menunjukkan momentum beli kuat, sementara indikator tren ADX berada di level 23 yang menandakan tren kenaikan mulai menguat.
Semua moving average utama, mulai dari jangka pendek hingga jangka panjang, berada pada posisi beli. Tak heran jika rangkuman teknikal memberi sinyal “sangat beli” dengan dukungan 12 indikator buy tanpa ada tanda jual.
Dengan latar belakang aksi akumulasi saham HEAL dan dukungan teknikal yang solid, saham Astra terlihat menjanjikan dalam jangka menengah. Aksi korporasi ini memang tidak langsung mengerek harga ASII, tetapi memperkuat sentimen positif investor terhadap diversifikasi dan prospek pertumbuhan jangka panjang.
Bagi investor, rekomendasi buy on weakness dengan disiplin pada level support menjadi strategi yang relevan, sambil mengantisipasi potensi kenaikan menuju target harga yang telah ditetapkan analis.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.