Logo
>

Bagaimana Peluang Harita Nickel (NCKL) Usai Laba Naik 7,6 Persen?

Laba bersih NCKL naik 7,6 persen ke Rp1,66 triliun, disertai ekspansi margin dan akumulasi besar dari investor asing seperti JP Morgan.

Ditulis oleh Syahrianto
Bagaimana Peluang Harita Nickel (NCKL) Usai Laba Naik 7,6 Persen?
Pertama di Indonesia, NCKL Berhasil Memproduksi Bahan Baterai Kendaraan Listrik: Nikel Sulfat. (Foto: Dok. TBP Nickel)

KABARBURSA.COM – Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) kembali menjadi sorotan investor setelah mencatatkan kinerja solid pada kuartal I 2025. 

Emiten nikel milik Grup Harita ini membukukan laba bersih sebesar Rp1,66 triliun, tumbuh 7,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, dan melonjak 65,5 persen secara tahunan.

Kinerja ini setara dengan 22,1 persen dari estimasi laba bersih tahun penuh versi Stockbit dan 22,2 persen terhadap konsensus analis. Dengan pencapaian tersebut, NCKL dinilai “inline” terhadap ekspektasi pasar, meskipun sentimen harga nikel global belum sepenuhnya pulih.

Laba usaha perseroan juga mencatatkan lonjakan signifikan menjadi Rp1,77 triliun, atau naik 43,5 persen secara kuartalan. Lonjakan ini didukung oleh pendapatan yang tumbuh 8,2 persen menjadi Rp7,13 triliun, serta keberhasilan efisiensi biaya yang tercermin dari margin laba usaha yang melejit ke 24,8 persen dari sebelumnya 18,7 persen.

Dari sisi operasional, beban pokok penjualan hanya naik 4,7 persen secara kuartalan, lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pendapatan. Hal ini mendorong margin laba kotor naik 240 basis poin menjadi 29,5 persen. Beban operasional juga turun signifikan sebesar 39,6 persen menjadi Rp334 miliar, memperkuat profil profitabilitas perseroan.

Namun di bawah level operasional, pendapatan lain-lain turun tajam sebesar 70 persen menjadi Rp72 miliar. Beban pajak penghasilan juga naik menjadi Rp203 miliar, sehingga margin laba bersih relatif stabil di level 23,2 persen, sedikit turun dari 23,4 persen pada kuartal sebelumnya.

Dinamika Saham NCKL dan Capaian Kuartal I 2025

Menurut data perdagangan Stockbit pada 16 Juli 2025, harga saham NCKL terpantau menguat tajam ke level Rp675 atau naik 3,85 persen dari hari sebelumnya. Kenaikan harga ini ditopang akumulasi jumbo dari J.P. Morgan Sekuritas Indonesia yang memborong saham senilai Rp692 miliar dengan rata-rata harga beli Rp650.

Valuasi saham NCKL saat ini tergolong menarik. Rasio price to earnings (PE) tahunan berada di 6,01 kali, sementara PE forward lebih rendah lagi di 5,54 kali. Earnings yield mencapai 16,64 persen, menunjukkan bahwa emiten ini masih tergolong undervalued di sektornya.

Secara fundamental, dukungan terhadap pertumbuhan NCKL tidak hanya datang dari perbaikan margin, tetapi juga dari peningkatan volume penjualan. 

Berdasarkan Public Expose Harita Nickel tanggal 18 Juni 2025, volume penjualan total nikel dalam bentuk FeNi, MHP, dan NiSO₄ naik 93 persen secara tahunan.

Produksi dari fasilitas KPS, proyek RKEF ketiga perseroan, telah beroperasi penuh sejak Maret 2025 dan menjadi kontributor utama pertumbuhan penjualan. Total kapasitas produksi KPS mencapai 185.000 ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk FeNi. Jalur pertama hingga keempat telah aktif seluruhnya sepanjang kuartal I tahun ini.

Tak hanya itu, Perseroan juga melaporkan kegiatan eksplorasi lanjutan di berbagai wilayah tambang seperti TBP Kawasi, GTS Loji, JMP Jikodolong, dan GTS. Dalam laporan bulanannya, NCKL menyatakan telah menyelesaikan pemboran lebih dari 317 titik selama periode April–Juni 2025, dengan hasil kandungan nikel limonit dan saprolit yang tetap berada di atas ambang ekonomi minimum (CoG 0,7 persen dan 1,3 persen).

Rencana tindak lanjut eksplorasi masih berlanjut, termasuk untuk anak usaha seperti PT Obi Anugerah Mineral dan PT Gane Tambang Sentosa, yang seluruhnya dilakukan dengan pendekatan geologi terintegrasi dan metoda XRF Spectrometry.

Harita Nickel Solid di Tengah Volatilitas Harga Nikel

Dengan capaian dan rencana ekspansi tersebut, analis Stockbit, Hendriko Gani, menilai fundamental NCKL tetap solid di tengah volatilitas harga nikel. 

“Kinerja kuartal I sangat sehat dari sisi operasional. Margin naik signifikan dan produksi baru mulai optimal, sehingga masih ada ruang kenaikan di kuartal berikutnya,” ujar Hendriko melalui risetnya dikutip Rabu, 16 Juli 2025.

Katalis positif lainnya datang dari aktivitas pembangunan fasilitas quicklime oleh anak usaha Cipta Kemakmuran Mitra, yang ditargetkan mulai beroperasi akhir 2025. Fasilitas ini mendukung integrasi hulu–hilir dan efisiensi biaya operasional dengan nilai investasi mencapai USD70 juta.

Dengan capaian laba bersih yang solid, kenaikan volume produksi, valuasi yang atraktif, dan akumulasi investor asing yang agresif, saham NCKL kini kembali masuk radar strategis pelaku pasar untuk paruh kedua 2025. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.