Logo
>

Bandrol Miring Starlink bikin Pusing, Segini Harganya

Ditulis oleh Yunila Wati
Bandrol Miring Starlink bikin Pusing, Segini Harganya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk, kembali melakukan penurunan harga signifikan untuk perangkat kerasnya di Indonesia, dengan diskon hingga 50 persen dari harga awal Rp7,8 juta menjadi Rp3,9 juta. Penurunan harga ini berlaku hingga 16 September 2024, seperti yang diinformasikan di laman resmi Starlink.

    Sebelumnya, Starlink telah melakukan beberapa penurunan harga. Setelah peluncuran pertama, perangkat Starlink turun harga sebesar 40 persen dari Rp7,8 juta menjadi Rp4,68 juta hingga 10 Juni 2024. Kemudian, harga perangkat kembali turun menjadi Rp5,9 juta tanpa batas waktu. Penurunan terbaru membawa harga perangkat menjadi Rp3,9 juta dari harga sebelumnya Rp5,9 juta.

    Harga layanan bulanan termurah atau paket standar Starlink tetap dibanderol Rp750.000 dengan kuota tanpa batas. Meskipun ada penurunan harga perangkat, perwakilan PT Starlink Services Indonesia, Krishna Vesa, membantah adanya dugaan predatory pricing, yaitu praktik menetapkan harga di bawah biaya produksi untuk menguasai pasar dan menghambat kompetisi.

    Krishna menjelaskan bahwa promosi yang dilakukan Starlink adalah hal yang wajar dan diperbolehkan oleh hukum, serta menekankan bahwa Starlink tidak mendapatkan perlakuan khusus dari pemerintah.

    Namun, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, meminta agar Starlink terus dipantau. Heru menekankan pentingnya pengawasan untuk memastikan bahwa penurunan harga tidak merupakan bentuk predatory pricing yang dapat merugikan kompetitor dan menciptakan persaingan tidak sehat. Ia menyebut bahwa pasar Indonesia sangat sensitif terhadap harga, dan pemain baru seringkali menawarkan tarif lebih murah untuk menarik pelanggan dari layanan yang sudah ada.

    23 Satelit Starlink

    SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa milik Elon Musk, berhasil meluncurkan roket Falcon 9 yang membawa 23 satelit Starlink ke orbit Bumi rendah pada Senin pagi, 12 Agustus 2024, waktu setempat. Peluncuran ini merupakan bagian dari rangkaian misi Starlink yang dilakukan SpaceX, dan menjadi penutup dari akhir pekan yang sibuk bagi perusahaan tersebut, di mana mereka menyelesaikan tiga peluncuran dalam empat hari, meskipun sempat mengalami dua pembatalan.

    Falcon 9 dengan nomor ekor B1073 diluncurkan dari Kennedy Space Center milik NASA pada pukul 6:37 EDT. Misi ini dikenal sebagai Starlink 10-7. Peluncuran ini berjalan lancar setelah sebelumnya sempat ada penundaan pada misi lain akibat cuaca buruk di zona pemulihan pendorong. Dalam waktu satu jam setelah peluncuran, semua 23 satelit berhasil mencapai orbit yang ditargetkan, dan pemisahan dilaporkan berhasil.

    Tahap pertama Falcon 9 juga sukses mendarat di pesawat nirawak 'A Shortfall of Gravitas.' Hingga saat ini, SpaceX telah meluncurkan hampir 7.000 satelit Starlink, dengan total 6.895 satelit yang berhasil ditempatkan di orbit rendah Bumi (LEO). Ini merupakan bagian dari upaya SpaceX untuk memperluas jaringan internet global melalui satelit-satelit Starlink.

    Demam Starlink Turun

    Pertumbuhan pelanggan Starlink di Amerika Serikat (AS) mengalami perlambatan pada tahun 2024, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang menunjukkan peningkatan pesat. Dalam tujuh bulan pertama 2024, Starlink hanya berhasil menambah sekitar 100.000 pelanggan, menjadikan total pelanggan di AS menjadi 1,4 juta pada Juli 2024, menurut laporan dari PCMag. Hal ini berbeda dengan Desember 2023, di mana jumlah pelanggan mencapai 1,3 juta.

    Meskipun demikian, pihak Starlink membantah adanya perlambatan, dengan menyatakan bahwa pertumbuhan pelanggan masih berjalan sesuai harapan. Namun, pengamat industri satelit AS, Tim Farrar, berpendapat bahwa meskipun pertumbuhan di negara lain meningkat, pertumbuhan di AS memang terlihat melambat. Farrar juga menekankan bahwa AS tetap menjadi pasar penting bagi Starlink, terutama karena biaya langganan bulanan di sana lebih tinggi, yakni sekitar 120 dolar, dibandingkan dengan negara lain.

    Untuk memacu kembali pertumbuhan, SpaceX meluncurkan berbagai diskon dan promosi sepanjang tahun 2024, termasuk diskon signifikan untuk antena Starlink V4 standar dari 499 dolar menjadi 299 dolar, serta pengenalan parabola portabel Starlink Mini seharga 599 dolar. Namun, Farrar menyarankan bahwa agar Starlink mencapai pertumbuhan yang diinginkan, perusahaan perlu mempertimbangkan untuk mengurangi biaya bulanan bagi pelanggannya.

    Kena Sorot KPPU

    Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bersama berbagai lembaga pemerintah dan asosiasi teknologi kini menyoroti Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) atas perangkat Starlink, layanan internet satelit orbit rendah (LEO) yang telah resmi hadir di Indonesia.

    Seluruh perangkat Starlink, termasuk antena phased array electronic, router WiFi 5, kabel power AC, dan kabel konektor, diproduksi di luar negeri. Hal ini memicu dorongan untuk peningkatan pemberdayaan manufaktur lokal melalui penerapan aturan minimum TKDN bagi perangkat Starlink.

    “Kami merasa penting untuk meningkatkan pemberdayaan manufaktur dalam negeri, terutama dalam penerapan aturan minimum TKDN bagi Starlink,” ujar KPPU, merangkum diskusi bersama Kementerian Kominfo, Kemenkes, APJII, YLKI, Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel), Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN), dan anggota Komisi VI DPR, Harris Turino, pada Rabu, 7 Agustus 2024.

    Kehadiran Starlink di Indonesia juga diharapkan membuka peluang keterlibatan Sumber Daya Manusia (SDM) lokal, demi meningkatkan penyerapan tenaga kerja dalam negeri.

    Sejak peluncuran, Starlink mulai memperluas jangkauan layanannya di Indonesia, termasuk wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh penyedia internet konvensional. Implementasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan akses internet di daerah-daerah terpencil dan mendukung berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, dan bisnis.

    Pada 2020 dan 2021, Starlink mulai melakukan uji coba layanan di berbagai negara dan wilayah, termasuk beberapa negara Asia. Indonesia, dengan potensi pasar yang besar dan tantangan infrastruktur internet, menjadi target penting untuk ekspansi Starlink.

    Starlink menghadapi tantangan dalam mendapatkan izin dan persetujuan regulasi dari pemerintah Indonesia. Proses ini melibatkan koordinasi dengan berbagai lembaga, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan regulator telekomunikasi lokal. Pada awal 2023, Starlink memperoleh izin untuk meluncurkan layanannya secara resmi di Indonesia, mengikuti persetujuan dari pihak berwenang.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79