KABARBURSA.COM - PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) siap menyalurkan dividen interim sebesar Rp25,21 miliar kepada para investornya untuk periode tahun buku 2024. Keputusan ini telah diumumkan sebagai bagian dari langkah perusahaan untuk memberikan apresiasi terhadap kepercayaan para pemegang saham.
Menurut keterangan resmi yang dikutip oleh Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024, Alokasi dividen tersebut setara dengan 17 persen dari perolehan laba bersih perseroan hingga akhir kuartal III 2024, yakni sebesar Rp152,26 miliar. Dengan demikian, para pemegang saham akan menerima dividen sebesar Rp25 per lembar saham.
Keputusan pembagian dividen interim ini telah diputuskan oleh direksi dan memperoleh restu dari dewan komisaris pada 13 Desember 2024. Penetapan ini berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga 30 September 2024, yang mencatat performa keuangan solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024.
Adapun laba bersih yang terkumpul senilai Rp152,26 miliar menjadi bukti kinerja yang positif. Selain itu, Bank Amar juga mencatat saldo laba ditahan yang penggunaan alokasinya tidak dibatasi sebesar Rp108,22 miliar dan total ekuitas mencapai Rp3,3 triliun, yang menunjukkan posisi keuangan yang sehat.
Berdasarkan pengumuman resmi perseroan, para investor yang ingin mendapatkan dividen interim harus memperhatikan jadwal yang telah ditentukan. Untuk perdagangan saham di pasar reguler dan negosiasi, cum dividen akan jatuh pada 24 Desember 2024, sementara ex dividen pada 27 Desember 2024.
Bagi pemegang saham yang bertransaksi di pasar tunai, cum dividen dijadwalkan pada 30 Desember 2024 dan ex dividen akan berlangsung pada 2 Januari 2025.
Daftar pemegang saham yang berhak atas dividen interim ini akan ditetapkan pada 30 Desember 2024 pukul 16.00 WIB. Selanjutnya, pembayaran dividen kepada para pemegang saham akan dilaksanakan pada 15 Januari 2025.
Pembagian dividen interim ini menegaskan komitmen Bank Amar untuk memberikan nilai tambah kepada investornya di tengah pertumbuhan positif perseroan. Dengan kinerja yang terjaga dan kekuatan fundamental yang baik, pembagian dividen interim ini diharapkan semakin memperkuat kepercayaan investor terhadap prospek bisnis Bank Amar di masa mendatang.
Tidak hanya membuktikan konsistensinya dalam meningkatkan profitabilitas, Bank Amar juga terbukti mampu mengelola kebijakan yang seimbang antara ekspansi bisnis dan memberikan keuntungan langsung bagi para pemegang sahamnya.
Bank Amar optimis dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan kontribusi maksimal kepada pemegang saham dan stakeholders di tahun-tahun mendatang. Pembayaran dividen interim ini sekaligus menjadi sinyal positif tentang arah kebijakan manajemen dalam mengoptimalkan potensi keuntungan bagi para investor yang telah mempercayakan dananya di Bank Amar.
Fundamental dan Rekomendasi Saham
Warren Buffett melihat valuasi Bank Amar dengan Price to Earnings (P/E) ratio menunjukkan angka annualised sebesar 18,11 dan trailing twelve months (TTM) di 21,87. Angka ini masih lebih tinggi dibandingkan median P/E IHSG sebesar 7,14.
Sebagai investor value ala Buffett, perusahaan dengan P/E terlalu tinggi cenderung dianggap “mahal” kecuali jika ada potensi pertumbuhan kuat di masa depan. AMAR membukukan PEG Ratio sebesar 0,11, yang sangat menarik, karena saham ini memiliki valuasi murah dibandingkan dengan laju pertumbuhannya. Di sinilah muncul indikasi adanya peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan ketika pertumbuhan laba terealisasi.
Kinerja keuangan perusahaan dalam sembilan bulan pertama 2024 mencatat laba bersih sebesar Rp152,26 miliar, dengan pendapatan annualised diproyeksikan mencapai Rp203 miliar. Meskipun mencetak kinerja positif, pertumbuhan laba bersih year-on-year mengalami penurunan sebesar 29,38 persen, meskipun pendapatan tumbuh 21,65 peren dan margin laba kotor berada pada level sangat impresif di 94,92 persen. Artinya, ada efisiensi dalam struktur biaya yang kuat.
Net profit margin berada di angka 17,32 persen, yang artinya AMAR mampu mengelola pendapatannya dengan baik. Namun, pertumbuhan laba bersih yang melemah bisa menjadi perhatian yang perlu dimitigasi dengan strategi efisiensi operasional lebih lanjut.
Secara solvabilitas dan kesehatan neraca, AMAR menunjukkan kondisi keuangan yang stabil. Rasio Debt-to-Equity rendah dengan Total Liabilities-to-Equity sebesar 0,41 dan Financial Leverage sebesar 1,41 menandakan risiko utang yang terkendali dan fundamental keuangan solid.
Total ekuitas tercatat Rp3,3 triliun dari total aset sebesar Rp4,6 triliun, yang menunjukkan struktur permodalan kuat serta kemandirian perusahaan dalam membiayai operasional. Arus kas dari operasi (TTM) mencapai Rp720 miliar dengan free cash flow Rp709 miliar, mengindikasikan kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas positif yang dapat mendukung pertumbuhan atau membayar dividen secara konsisten. Ini menjadi elemen krusial dalam pandangan Warren Buffett yang selalu mengevaluasi cash-generating ability perusahaan untuk keberlangsungan usaha.
Dalam konteks profitabilitas, Bank Amar memiliki Return on Equity (ROE) sebesar 5,08 persen dan Return on Assets (ROA) 3,61 persen. Angka ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan standar Buffett yang menekankan return tinggi sebagai indikasi efektivitas manajemen perusahaan dalam memanfaatkan modalnya.
Namun, performa AMAR secara bertahap menunjukkan peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Altman Z-Score sebesar 2,97 menjadi sinyal bahwa perusahaan masih berada dalam zona aman dari risiko kebangkrutan, meski perlu peningkatan efektivitas pengelolaan aset untuk mencapai kinerja optimal.
Performa saham Bank Amar dari segi harga saat ini menunjukkan penurunan cukup signifikan, di mana year-to-date saham melemah hingga 37,50 persen dan tercatat di kisaran harga Rp185-Rp322 per lembar saham.
Dengan Price-to-Book Value (PBV) sebesar 1,11, saham ini relatif diperdagangkan mendekati nilai wajarnya, yang membuatnya tidak lagi terlampau mahal. Namun, tekanan jual yang tinggi dapat mencerminkan skeptisisme investor atas kinerja perusahaan di masa mendatang.
Berdasarkan pendekatan Warren Buffett, AMAR memiliki daya tarik dalam valuasi karena harga saham saat ini lebih rendah dibandingkan potensi arus kas di masa depan.
Dengan kinerja cashflow yang stabil, rasio utang rendah, serta potensi efisiensi yang dapat terus ditingkatkan, Bank Amar menjadi opsi menarik untuk investor jangka panjang yang percaya pada prospek sektor perbankan digital.
Meski demikian, mengingat tantangan pertumbuhan laba yang masih menghadang, rekomendasi untuk saham ini adalah “hold” bagi investor yang telah memilikinya, sambil menunggu pemulihan kinerja dan katalis positif dari strategi pertumbuhan perusahaan.
Sementara, bagi investor yang baru mempertimbangkan, investasi di AMAR sebaiknya dilakukan secara bertahap dengan pendekatan konservatif sembari memantau peningkatan kinerja fundamental di kuartal mendatang. Dengan potensi perbaikan kinerja, valuasi saat ini mencerminkan peluang investasi jangka panjang yang dapat memberikan hasil memuaskan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.