Logo
>

Bank Indonesia: Kredit Bank Tumbuh 11,2 persen, DPK Naik 5,6 persen

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bank Indonesia: Kredit Bank Tumbuh 11,2 persen, DPK Naik 5,6 persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) telah melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada bulan Februari 2024 sebesar 11,28persen (year-on-year/yoy), terutama terjadi pada sektor-sektor seperti pertanian, pertambangan, konstruksi, perdagangan, jasa sosial, dan jasa dunia usaha.

    Namun, dana pihak ketiga (DPK) perbankan hanya tumbuh sebesar 5,66persen yoy pada bulan yang sama. Dalam rangka mencapai target pertumbuhan kredit tahun 2024, perbankan terus melanjutkan strategi realokasi aset dan optimalisasi harga pendanaan.

    "Dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan kredit ditopang terjaganya keinginan perbankan yang didukung dengan permodalan dan ketersediaan likuiditas. Ketersediaan likuiditas perbankan tercermin pada tingginya rasio alat liquid/DPK sebesar 27,41persen, didukung oleh kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) BI," papar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu 20 Maret 2024.

    Menurut laporan tersebut, perbankan sedang mengoptimalkan sumber pendanaan alternatif, termasuk pinjaman, penerbitan surat utang jangka panjang, dan right issue saham.

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan kinerja rumah tangga dan korporasi yang diperkirakan akan terus meningkat setelah Pemilu. Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 11,82persen (yoy), 12,04persen (yoy), dan 9,70persen (yoy).

    Jadi, pada bulan Februari 2024, Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 11,28persen (year-on-year/yoy), terutama terjadi pada sektor-sektor seperti pertanian, pertambangan, konstruksi, perdagangan, jasa sosial, dan jasa dunia usaha. Namun, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan hanya mencapai 5,66persen yoy. Sebagai upaya mencapai target pertumbuhan kredit tahun 2024, perbankan sedang melanjutkan strategi realokasi aset dan optimalisasi harga pendanaan.

    "Dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan kredit ditopang terjaganya keinginan perbankan yang didukung dengan permodalan dan ketersediaan likuiditas. Ketersediaan likuiditas perbankan tercermin pada tingginya rasio alat liquid/DPK sebesar 27,41persen, didukung oleh kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) BI," papar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu 20 Maret 2024.

    Menurut laporan tersebut, perbankan sedang mengoptimalkan sumber pendanaan lainnya, seperti pinjaman, penerbitan surat utang jangka panjang, dan right issue saham.

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja rumah tangga dan korporasi yang diperkirakan akan terus meningkat pasca Pemilu. Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 11,82persen (yoy), 12,04persen (yoy), dan 9,70persen (yoy). Pembiayaan syariah juga melanjutkan pertumbuhan tinggi sebesar 15,89persen (yoy) pada Februari 2024, sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 8,85persen (yoy).

    Ke depan, pertumbuhan kredit tahun 2024 diperkirakan meningkat dan berada dalam kisaran 10-12persen. Bank Indonesia akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial yang akomodatif, serta meningkatkan sinergi dengan pemerintah, otoritas keuangan, kementerian/lembaga, perbankan, serta pelaku dunia usaha. Untuk memperkuat penyaluran kredit, Bank Indonesia akan memperkuat implementasi Kebijakan Likuiditas Moneter (KLM) dengan mengoptimalkan insentif likuiditas yang tersedia serta memperluas cakupan sektor prioritas yang berkontribusi besar pada pembiayaan pertumbuhan ekonomi nasional.

    Dalam hal ketahanan perbankan, Perry mengklaim bahwa likuiditas perbankan sudah memadai, ditunjukkan oleh rasio Aktiva Lancar terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi pada Februari 2024. Pengelolaan likuiditas perbankan semakin baik, dengan penempatan perbankan pada surat berharga yang likuid dan strategi penempatan pada instrumen operasi moneter yang mendukung pasar, seperti perdagangan Sertifikat Bank Indonesia (SRBI) di pasar sekunder.

    Dari sisi permodalan, rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,52persen pada Januari 2024, dengan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan yang tercatat sebesar 2,35persen (bruto) dan 0,79persen (neto).

    Ketahanan perbankan didukung oleh kemampuan bayar korporasi dan rumah tangga yang tetap baik, yang tercermin dari kinerja usaha korporasi dan ekspektasi pendapatan rumah tangga yang terus meningkat.

    Hasil stres tes Bank Indonesia menunjukkan bahwa ketahanan perbankan tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko ketidakpastian di masa mendatang. Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi