Logo
>

Begini Dampak Negatif Penerbitan Global Bond

Ditulis oleh Deden Muhammad Rojani
Begini Dampak Negatif Penerbitan Global Bond

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia baru-baru ini menerbitkan Global Bond dengan format SEC Shelf Registered senilai USD 2 miliar dan EUR 1,4 miliar. Langkah ini menjadi sorotan para pelaku pasar dan pengamat ekonomi, mengingat potensi dampak signifikan terhadap iklim investasi di pasar modal domestik.

    Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo, menilai penerbitan obligasi global ini memiliki dua sisi dampak terhadap perekonomian Indonesia. Dari sisi positif, penerbitan Global Bond dinilai mampu menarik minat investor asing sehingga dapat meningkatkan likuiditas di pasar modal domestik.

    Dengan meningkatnya partisipasi investor kata dia, pasar obligasi nasional berpotensi berkembang lebih luas dan kepercayaan investor terhadap instrumen keuangan Indonesia dapat meningkat. Selain itu, dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk membiayai berbagai proyek strategis pemerintah yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

    Namun di sisi lain, Arianto mengingatkan adanya potensi risiko yang perlu diantisipasi.

    Peningkatan utang luar negeri dapat memperbesar ketergantungan Indonesia pada pembiayaan eksternal. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga menjadi tantangan tersendiri, karena dapat memengaruhi kemampuan pemerintah dalam memenuhi kewajiban pembayaran utang.

    “Dampak negatifnya adalah meningkatkan ketergantungan Indonesia pada utang luar negeri serta perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat mempengaruhi kemampuan pembayaran utang,” jelas Arianto saat dihubungi di Jakarta, Senin 13 Januari 2025.

    Tak hanya itu, kata Arianto, penerbitan Global Bond dalam jumlah besar berpotensi memengaruhi suku bunga domestik, yang pada akhirnya bisa berdampak pada daya saing investasi di sektor riil.

    Meski demikian, dampak positif dan negatif tersebut baru akan terasa apabila surat utang global tersebut terserap oleh pasar. Beberapa faktor yang turut memengaruhi keberhasilan penerbitan obligasi ini di antaranya adalah kondisi ekonomi global, kebijakan moneter Bank Indonesia, serta kualitas pengelolaan keuangan pemerintah.

    Jika ekonomi global menunjukkan ketidakpastian, menurutnya minat investor terhadap obligasi Indonesia bisa menurun. Di sisi lain, kebijakan suku bunga dan pengelolaan likuiditas oleh Bank Indonesia akan sangat menentukan pergerakan pasar. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam mengelola dana hasil penerbitan obligasi menjadi faktor penting dalam menjaga kepercayaan investor.

    Empat Seri Tenor Bervariasi

    Sebelumnya diberitakan pemerintah menerbitkan global bonds dengan format SEC Shelf Registered sebesar USD2 miliar dan EUR1,4 miliar. Penerbitan itu menjadi yang ke-16 bagi Indonesia dengan menggunakan format tersebut.

    Penerbitan global bonds ini terdiri dari empat seri dengan tenor bervariasi, yakni 5 tahun, 8 tahun, 10 tahun, dan 12 tahun. Seri RI0130 diterbitkan dengan tenor 5 tahun dan jatuh tempo pada 15 Januari 2030 dengan nominal USD900 juta, tingkat kupon 5,250 persen, dan yield sebesar 5,300 persen,. Sementara itu, seri RIEUR0133 memiliki tenor 8 tahun dan jatuh tempo pada 15 Januari 2033 dengan nilai EUR 700 juta, kupon 3,875 persen, dan yield 3,917 persen.

    Direktorat Surat Utang Negara Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, memaparkan pemerintah juga akan menerbitkan seri RI0135 bertenor 10 tahun yang akan jatuh tempo pada 15 Januari 2035 dengan nominal USD 1,1 miliar, tingkat kupon 5,600 persen, dan yield sebesar 5,650 persen. Di sisi lain, seri RIEUR0137 yang memiliki tenor 12 tahun akan jatuh tempo pada 15 Januari 2037, dengan nominal EUR 700 juta, kupon 4,125 persen, dan yield sebesar 4,251 persen.

    Seluruh seri obligasi ini dilengkapi dengan fitur Par Call yang memberikan fleksibilitas pelunasan sebelum jatuh tempo, yaitu 1 bulan untuk RI0130, 6 bulan untuk RIEUR0133, 3 bulan untuk RI0135, dan 6 bulan untuk RIEUR0137.

    Final yield untuk obligasi USD masing-masing sebesar 5,300 persen (5 tahun) dan 5,650npersen (10 tahun), sedangkan untuk denominasi EUR sebesar 3,917 persen (8 tahun) dan 4,251 persen (12 tahun).

    Seluruh seri obligasi ini mendapatkan peringkat kredit Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch Ratings. Obligasi tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura dan Bursa Efek Frankfurt. Dalam penerbitan ini, pemerintah menunjuk ANZ, BofA Securities, HSBC, J.P. Morgan, dan Standard Chartered Bank sebagai Joint Bookrunners, serta PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Domestic Dealers. 

    Volatilitas Pasar Keuangan

    Jumlah incoming bids terbesar terdapat pada tenor 5 tahun, dengan total penawaran sebesar Rp14,27 triliun (28,42 persen dari total incoming bids) dan dimenangkan sebesar Rp8,45 triliun (39,3 persen dari total awarded bids).

    “Incoming bids terbesar adalah pada tenor 5 tahun yaitu Rp14,27 triliun (28,42 persen dari total incoming bids) dan dimenangkan sebesar Rp8,45 triliun (39,3 persen dari total awarded bids),” terangnya.

    Kemudian, volatilitas pasar keuangan dalam beberapa waktu terakhir mempengaruhi kenaikan tingkat imbal hasil SBN secara umum. Dalam lelang ini, Weighted Average Yield (WAY) Obligasi Negara mengalami kenaikan sekitar 4-5 bps dibandingkan dengan pasar sekunder sebelumnya.

    Hal itu disebabkan oleh faktor global, seperti ekspektasi tingkat bunga tinggi the Fed untuk waktu yang lebih lama (high for longer) dan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, mendorong kenaikan tingkat imbal hasil SBN secara umum.

    “Sehingga, WAY Obligasi Negara yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini bergerak naik antara 4-5 bps dibandingkan dengan level yield pasar sekunder pada penutupan sehari sebelumnya,” jelasnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Deden Muhammad Rojani

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.