Logo
>

BEI Tambah Lima Saham Baru untuk Single Stock Futures

BEI umumkan penambahan AMRT, ANTM, BMRI, INDF, dan BRPT sebagai underlying saham baru dalam kontrak berjangka saham atau Single Stock Futures per 14 Juli 2025.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
BEI Tambah Lima Saham Baru untuk Single Stock Futures
Layar pantau saham di pusat main hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, 21 Maret 2025. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Minat investor terhadap instrumen derivatif di pasar modal Indonesia terus menunjukkan tren yang positif. 

    Menyikapi perkembangan tersebut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menambah lima saham sebagai underlying baru untuk produk Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau Single Stock Futures (SSF), yang mulai diperdagangkan hari ini, Senin, 14 Juli 2025.

    Kautsar Primadi Nurahmad, Sekretaris Perusahaan BEI menjelaskan dengan penambahan tersebut, kini terdapat total sepuluh saham underlying yang dapat digunakan dalam transaksi SSF oleh investor yang telah memiliki rekening derivatif melalui Anggota Bursa berizin.

    Saham-saham yang ditambahkan sebagai underlying baru mencakup PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Sebelumnya, lima saham underlying pertama untuk SSF adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).

    Secara definisi, saham underlying adalah saham-saham tertentu yang dijadikan dasar atau aset acuan dalam kontrak derivatif seperti Single Stock Futures. 

    Artinya, kontrak berjangka ini memungkinkan investor melakukan transaksi atas saham tertentu, baik untuk keperluan spekulasi maupun lindung nilai atau hedging, tanpa perlu memiliki saham fisik secara langsung.

    "Penambahan saham underlying ini kami lakukan dengan memperhatikan minat pasar serta kinerja sektor-sektor utama seperti konsumsi, pertambangan, dan energi, yang masih menunjukkan daya tahan kuat di tengah dinamika ekonomi global dan domestik," ujar Kautsar.

    Sejak pertama kali diluncurkan, produk SSF terus mengalami pertumbuhan. Hingga akhir Juni 2025, volume transaksi SSF tercatat mencapai 2.175 kontrak atau setara Rp1,02 miliar. Jumlah tersebut meningkat sebesar 19 persen dibandingkan total kontrak di tahun 2024. Dari sisi partisipasi, jumlah investor derivatif juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 142 persen menjadi 359 investor.

    Menurut Kautsar, tren ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap produk derivatif sebagai alternatif investasi yang semakin relevan di tengah pasar yang kian dinamis. 

    "Kami melihat SSF sebagai produk yang terus berkembang dan diminati oleh investor karena karakteristiknya yang fleksibel dan efisien," ucap dia.

    SSF menawarkan berbagai keunggulan bagi investor, mulai dari transaksi dua arah yakni bisa beli atau jual lebih dulu, potensi keuntungan di pasar naik maupun turun, hingga fitur leverage yang memungkinkan investor bertransaksi dengan modal relatif kecil namun potensi imbal hasil yang besar. Produk ini juga sesuai untuk strategi hedging terhadap pergerakan harga saham yang menjadi aset acuan.

    Dengan saham-saham yang memiliki fundamental kuat dan likuiditas tinggi seperti AMRT, ANTM, BMRI, INDF, dan BRPT, kehadiran kelima saham ini sebagai underlying baru diharapkan dapat menjawab kebutuhan investor dalam melakukan lindung nilai maupun optimalisasi keuntungan portofolio dalam berbagai kondisi pasar.

    BEI menegaskan komitmennya untuk terus memperluas dan mengembangkan pasar derivatif di Indonesia, tidak hanya dari sisi produk, tetapi juga edukasi dan infrastruktur. Sosialisasi dan pelatihan mengenai manfaat serta mekanisme produk derivatif akan terus digencarkan kepada investor dan Anggota Bursa.

    "Kami juga mendorong partisipasi aktif dari Anggota Bursa agar semakin banyak investor dapat mengakses perdagangan derivatif dan menjadikan produk seperti SSF sebagai bagian dari strategi investasinya," ucap dia.(*) 

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".