KABARBURSA.COM - Menurut laporan Bank Indonesia (BI), pertumbuhan kredit perbankan terus menggeliat. Pada triwulan I 2024, kredit tumbuh signifikan sebesar 12,40 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Angka ini melampaui pencapaian Februari 2024 yang mencatat 11,28 persen YoY.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyoroti bahwa pertumbuhan tersebut didorong oleh ekspansi kredit di hampir semua sektor ekonomi.
"Pertumbuhan kredit tinggi ini didukung oleh keberlanjutan minat perbankan yang didorong oleh modal yang kuat dan likuiditas yang memadai," ujar Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bulanan BI, Rabu 24 April 2024 kemarin.
Dilihat dari penggunaannya, pertumbuhan kredit didorong oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 14,83 persen, 12,30 persen, dan 10,22 persen secara tahunan.
Pembiayaan syariah juga mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 15,26 persen YoY pada triwulan I 2024, sementara kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tumbuh sebesar 8,12 persen YoY. Dengan tren ini, pertumbuhan kredit tahun 2024 diperkirakan akan terus meningkat dan berada dalam kisaran 10-12 persen.
Likuiditas perbankan tercermin dalam rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang mencapai 27,18 persen, yang didukung oleh Kebijakan Likuiditas Moneter (KLM) Bank Indonesia.
Untuk mencapai target pertumbuhan kredit 2024, di tengah pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Maret 2024 sebesar 7,44 persen (YoY), perbankan akan mengoptimalkan pendanaan kredit dengan strategi pengelolaan aset yang memperhatikan aspek keselamatan, likuiditas, dan profitabilitas.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didorong oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diharapkan terus meningkat setelah Pemilihan Umum serta kinerja rumah tangga yang tetap stabil.
Bank Indonesia akan terus memperkuat implementasi Kebijakan Likuiditas Moneter (KLM) untuk mendukung penyaluran kredit. Langkah-langkah ke depan akan mencakup optimalisasi insentif likuiditas yang ada serta perluasan cakupan sektor prioritas yang berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional, papar Perry.