KABARBURSA.COM - Bisnis emas di Indonesia diperkirakan masih berkilau pada tahun 2025. Pasalnya, komoditas ini sudah menjadi instrumen favorit masyarakat tanah air.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Banjaran Surya Indrastomo mengatakan emas telah lama menjadi instrumen investasi pilihan masyarakat Indonesia. Ini karena sifat emas yang dirasa aman dari gejolak, sehingga dapat berfungsi sebagai aset lindung nilai.
"Ditambah dengan adanya aturan baru dari OJK tentang penyelenggaraan usaha bullion ini, prospek ini semakin menjanjikan. BSI sebagai salah satu bank yang diberikan arahan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan bullion bank, kini sedang melakukan persiapan," ujarnya dikutip dari situs resmi BSI di Jakarta, Rabu, 1 Januari 2025.
Selain daya tarik utama emas sebagai instrumen investasi safe haven, aturan baru terkait dengan penyelenggaraan kegiatan usaha emas (bullion) juga menjadi katalis bagi prospek menjanjikan bisnis bullion pada 2025 dan ke depannya.
Sebagai informasi, BSI bersama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI diberi arahan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto agar menjadi pionir bisnis bullion bank di Indonesia.
Adapun, POJK No. 17/2024 memberikan amanat kepada lembaga jasa keuangan (LJK) termasuk bank syariah untuk dapat menjalankan usaha bulion seperti simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, penitipan emas, dan kegiatan lainnya.
Menurut Banjaran, kehadiran POJK tersebut membuka kunci bagi pengembangan ekosistem bisnis emas ke depannya. Adapun sejak berdiri tiga tahun lalu, BSI membukukan kinerja gemilang di bisnis produk emas, cicil dan gadai emas.
Dia menyebut salah satu daya tarik bisnis emas bagi nasabah bank syariah yakni karena memiliki cadangan berupa emas. Dirinya menambahkan bahwa underlying emas merupakan hal penting karena memberikan keamanan dan kenyamanan bagi nasabah.
Komoditas emas juga sudah dapat diperjualbelikan melalui perdagangan berjangka komoditi atau bursa berjangka, yang menghadirkan kontrak berjangka komoditi emas serta pasar fisik emas.
“Dalam penyelenggaraan bullion bank, BSI akan senantiasa mengikuti aturan dalam POJK serta arahan pemerintah. Prinsip kami yang penting adalah BSI menghadirkan layanan yang memudahkan dan memberikan kenyamanan juga keamanan bagi nasabah dalam berinvestasi di produk emas,” katanya.
Dari sisi harga, Banjaran memproyeksikan harga emas dunia berpeluang bergerak naik dari USD2.590 – USD2.630 per troy ounce pada 2024 ke level USD2.705 – USD2.830 per troy ounce pada 2025.
Harga Emas Global Naik di Awal 2025
Sebelumnya diberitakan, harga emas global mengalami kenaikan di awal tahun 2025. Harga emas spot naik 0,7 persen mencapai USD2.624,44 per ons, sementara kontrak emas berjangka AS berakhir menguat 0,8 persen, mencapai USD2.638,90 pada Selasa, 31 Desember 2024 waktu setempat, atau Rabu, 1 Januari 2025 WIB.
Harga emas telah mencatatkan reli yang mengesankan di sepanjang tahun 2024, mencetak kenaikan tahunan lebih dari 26 persen , yang merupakan yang terbesar sejak 2010. Lonjakan ini sebagian besar dipicu oleh peningkatan permintaan sebagai aset safe-haven, pemangkasan suku bunga oleh bank sentral, dan ketidakpastian geopolitik yang mendorong para investor untuk berlindung di logam kuning ini.
Rekor harga emas yang tercatat pada Oktober 2024, yaitu USD2.790,15 per ons, menjadi puncak lonjakan tersebut. Faktor-faktor yang mendukung tren positif harga emas pada tahun tersebut diprediksi masih akan berlanjut di tahun 2025, meskipun ada beberapa potensi perubahan yang bisa mempengaruhi arah pasar.
Analis mencatat bahwa kebijakan di bawah kepemimpinan kedua Donald Trump, termasuk pengenaan tarif pada negara-negara yang aktif melakukan de-dolarisasi, bisa menciptakan ketidakpastian yang lebih besar, yang berpotensi merubah tren pasar.
Sejumlah faktor akan terus mendukung emas batangan, terutama dalam lingkungan suku bunga rendah yang memberi logam mulia tersebut keuntungan sebagai pelindung nilai terhadap risiko ekonomi dan geopolitik.
Reli besar emas ini sempat melambat pada bulan November 2024 akibat penguatan dolar yang dipicu oleh kebijakan euforia politik Presiden AS. Namun, analisis menunjukkan bahwa tren naik emas diperkirakan akan berlanjut pada 2025, dengan kondisi ekonomi yang melambat, pasar tenaga kerja yang terganggu, dan suku bunga yang tetap tinggi, yang pada gilirannya akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi AS.
Kontribusi Besar Reli Harga
Di tengah ketidakpastian ini, pembelian emas oleh bank sentral juga telah memberi kontribusi besar pada reli harga, dan diperkirakan akan terus berlanjut dengan kecepatan yang lebih berhati-hati mengingat situasi global yang sedang berkembang.
Meskipun demikian, pakar pasar emas memperingatkan bahwa meski tren bullish masih ada, pergerakannya tidak akan separah di tahun sebelumnya. Penyelesaian dari kemenangan Trump di pemilihan presiden juga meredakan ketakutan politik, memberikan penurunan sedikit kekhawatiran terkait kebijakan dan proyeksi inflasi tinggi yang mungkin muncul.
Sementara itu, logam lain seperti perak, paladium, dan platinum menunjukkan pergerakan yang lebih variatif. Harga perak, yang telah melonjak hampir 22 persen sepanjang tahun 2024, diperkirakan akan terus mencatatkan kenaikan di tahun depan, diprediksi mencapai harga sekitar USD36 per ons. Hal ini berkaitan dengan defisit pasar besar yang terus mendorong permintaan akan perak.
Meskipun demikian, pertumbuhan permintaan industri di tahun 2025 kemungkinan akan terbatas, yang berarti perak meski bisa mengalami kenaikan, tetapi tetap tidak akan bisa mengungguli emas dalam hal kinerja harga.
Di sisi lain, harga platinum dan paladium diperkirakan akan menderita kerugian tahunan yang cukup besar. Harga platinum diperkirakan akan turun lebih dari 8 persen, sementara paladium merosot lebih dari 17 persen. Defisit pada permintaan industri dan kondisi pasar yang kurang mendukung menjadi faktor utama yang membebani kedua logam ini. Namun, meski prospek harga untuk platinum dan paladium tampak suram di tahun depan, harga emas tetap menjadi pilihan utama sebagai investasi yang aman dengan kemungkinan besar akan terus mendominasi pasar logam mulia global.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.