Logo
>

Bitcoin Mantul, Kapitalisasi Kripto Tembus USD2,74 Triliun

Harga Bitcoin kembali melonjak mendekati USD90.000 setelah sempat melemah akibat isu tarif Trump dan inflasi. Kapitalisasi pasar kripto global naik 2,37 persen, menandai sentimen positif di tengah ketidakpastian kebijakan moneter AS.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Bitcoin Mantul, Kapitalisasi Kripto Tembus USD2,74 Triliun
Ilustrasi pasar kripto. Foto: Rennoco.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar kripto kembali bergairah di awal April. Data Coinmarketcap per Rabu pagi, 3 April 2025 pukul 07.54 WIB, mencatat total kapitalisasi pasar kripto global menyentuh USD2,74 triliun (sekitar Rp44.742 triliun dengan kurs Rp16.330), naik 2,37 persen dalam 24 jam terakhir.

    Bitcoin (BTC) tetap jadi raja. Harganya naik 2,76 persen dan kini bertengger di level USD84.978,89 atau sekitar Rp1,38 miliar per keping. Dengan kapitalisasi pasar mencapai USD1,69 triliun, Bitcoin tetap nyaman di posisi puncak, apalagi di tengah makin tipisnya pasokan akibat halving yang semakin dekat.

    Di posisi kedua, Ethereum (ETH) juga tampil solid. Harganya menanjak 3,38 persen ke USD1.890,13 (sekitar Rp30,88 juta). Kapitalisasi ETH saat ini berada di USD228,77 miliar, menegaskan dominasinya sebagai raja smart contract dan tulang punggung DeFi.

    Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) masih setia di angka USD1,00 per koin (sekitar Rp16.330), sesuai fungsinya sebagai stablecoin. Tapi keduanya menampilkan dinamika yang berbeda: USDT stagnan, sementara USDC sedikit terkoreksi tipis.

    Sementara itu, Ripple (XRP) ikut terseret arus positif dan naik 2,05 persen ke USD2,12 (sekitar Rp34.629). Binance Coin (BNB) juga naik tipis 0,33 persen ke USD608,40 (sekitar Rp9,94 juta), tetap jadi favorit trader dan pengguna ekosistem Binance.

    Di luar lima besar, Solana (SOL) naik 1,53 persen ke USD126,46 (sekitar Rp2,06 juta), kembali menunjukkan taringnya sebagai alternatif cepat dan murah dibanding Ethereum. Sedangkan Dogecoin (DOGE) malah unjuk gigi dengan lonjakan 3,36 persen ke USD0,1723 (sekitar Rp2.812), membuktikan bahwa coin meme belum selesai.

    Dua kripto lainnya, Cardano (ADA) dan Tron (TRX), masing-masing naik 1,80 persen dan 0,35 persen, memperkuat tren reli minor di kalangan altcoin.

    Meski indeks Fear and Greed masih berkutat di angka 29—menandakan pasar masih diliputi ketakutan—rebound harga ini menunjukkan bahwa investor tetap optimistis, apalagi di tengah rencana kebijakan suku bunga The Fed dan ketidakpastian tarif global dari Gedung Putih.

    Trader kripto kawakan sekaligus pendiri BitMex dan Maelstrom Capital, Arthur Hayes, memprediksi bahwa The Fed akan memicu lonjakan harga Bitcoin pada April ini. “Ada perubahan nada yang sangat penting dari Jerome Powell di rapat dewan The Fed terakhir,” ujar Hayes, dikutip dari Forbes.

    Ia menilai perubahan sikap The Fed membuka peluang pelonggaran moneter kembali yang bisa mengangkat harga aset kripto secara keseluruhan. Untuk diketahui, The Fed lewat Komite Pasar Terbuka (FOMC) sebelumnya mempertahankan suku bunga acuan sejak memulai siklus pemangkasan suku bunga pada September lalu.

    Namun update per 30 Maret lalu menghangatkan suasana: Ketua The Fed Jerome Powell dikabarkan terancam dicopot oleh Trump. Kabar itu datang dari senator Partai Demokrat, Elizabeth Warren, yang menyebut tidak ada satu pun pejabat negara yang aman dari tekanan Trump.

    “Tidak ada yang aman, bahkan Ketua The Fed sekalipun,” kata Warren kepada Bloomberg. Ia menuding Trump telah “menggilas” birokrasi federal dan melemahkan lembaga-lembaga publik dalam dua bulan terakhir masa kepresidenannya—termasuk lewat bantuan Elon Musk yang kini memimpin semacam “departemen efisiensi Doge” di Gedung Putih.

    Powell sendiri—yang dulunya ditunjuk Trump di periode pertama—masih memilih pendekatan hati-hati soal suku bunga. Ia ingin menunggu dan melihat perkembangan ekonomi, apalagi inflasi masih belum benar-benar terkendali sejak era stimulus Covid dan lockdown berkepanjangan.

    Tapi Trump punya agenda lain. Ia menuntut suku bunga diturunkan secepatnya. Tujuannya untuk mendukung rencananya memberlakukan tarif impor secara besar-besaran. “The Fed seharusnya memangkas suku bunga, apalagi saat tarif AS mulai merembes ke dalam ekonomi,” tulis Trump di akun Truth Social miliknya. Ia bahkan mendesak Powell agar “melakukan hal yang benar”.

    Tarif Trump Bikin Goyang Pasar, Sinyal Pemulihan Bitcoin Mulai Terlihat

    Kebijakan tarif terbaru yang digulirkan Presiden Donald Trump terus mengguncang pasar—mulai dari saham, kripto, hingga Bitcoin yang sempat anjlok tajam. Tarif ini akan resmi menyasar barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China mulai 2 April 2025, memicu kekhawatiran efek domino dalam perdagangan global.

    Namun di balik guncangan itu, beberapa analis melihat titik terang. Markus Thielen, pendiri 10x Research, memprediksi harga Bitcoin bisa kembali melesat menuju USD90.000 (sekitar Rp1,47 miliar) dalam waktu dekat. Menurut dia, kombinasi dari pelonggaran nada Trump soal tarif dan sikap The Fed yang kian longgar menciptakan ruang bagi pemulihan pasar kripto.

    “Bitcoin sedang berusaha membentuk titik terendah baru, didukung oleh sikap Trump yang mulai melunak soal tarif balasan pada 2 April. Nada keras sebelumnya sudah mulai ia kurangi,” kata Thielen.

    Ia juga menyoroti pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang mengindikasikan bank sentral akan mengabaikan tekanan inflasi jangka pendek, dan mulai menyusun fondasi pelonggaran moneter lebih lanjut. Nada dovish Powell ini, menurut Thielen, adalah sinyal bahwa perlindungan The Fed terhadap pasar masih berlaku. Hal ini pun dinilai bisa jadi penopang penting untuk pemulihan harga saham maupun aset kripto dalam waktu dekat.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).