Logo
>

Bitcoin Melejit ke Rp1,51 Miliar usai Trump Pompom Kripto

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Bitcoin Melejit ke Rp1,51 Miliar usai Trump Pompom Kripto
Presiden Donald Trump. Foto: instagram @realdonaldtrump.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar kripto kembali menguat dengan kapitalisasi pasar global mencapai USD3,04 triliun (Rp50,16 kuadriliun) atau naik 6,68 persen dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan data Coinmarketcap yang dilihat pukul 14.04 WIB di Jakarta, Bitcoin tetap menjadi primadona dengan harga USD91.671 (Rp1,51 miliar) per koin, naik 6,30 persen dalam sehari meskipun turun 1,79 persen dalam satu jam terakhir.

    Kapitalisasi pasar Bitcoin kini berada di USD1,81 triliun (Rp29,87 kuadriliun) dengan volume perdagangan 24 jam sebesar USD66,99 miliar (Rp1.104 triliun). Lalu Ethereum (ETH) juga mengalami lonjakan signifikan, naik 6,86 persen dalam sehari ke USD2.374,40 (Rp39,18 juta) meski turun 3,06 persen dalam satu jam terakhir. Kapitalisasi pasar ETH tercatat USD286,32 miliar (Rp4,72 kuadriliun) dengan volume perdagangan harian USD36,99 miliar (Rp609,14 triliun). 

    Sementara itu, XRP naik 17,53 persen dalam sehari ke USD2,67 (Rp44.06 ribu) dengan kapitalisasi pasar USD155,15 miliar (Rp2,56 kuadriliun) dan volume perdagangan USD19,56 miliar (Rp322,74 triliun). Di sisi lain, Tether (USDT) tetap stabil di USD0,9995 (Rp16.492) dengan kapitalisasi pasar USD142,37 miliar (Rp2,35 kuadriliun) dan volume transaksi harian tertinggi di USD149,39 miliar (Rp2,46 kuadriliun).

    Indikator Fear & Greed Index menunjukkan angka 39 yang menandakan pasar masih dalam fase Fear, meskipun reli harga mulai mengangkat sentimen investor. Dominasi Bitcoin terhadap pasar masih di level 60,07 persen, sementara stablecoin USDT menguasai 9,45 persen dari total kapitalisasi pasar. 

    Trump Pompom Kripto dengan Cadangan Strategis

    Presiden AS Donald Trump. Foto: house.gov.

    Kenaikan Bitcoin hari ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan beberapa mata uang kripto akan dimasukkan dalam cadangan strategis AS. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menyebut perintah eksekutifnya pada Januari lalu akan membentuk stok aset digital yang mencakup bitcoin, ether, XRP, solana, dan cardano. Ini adalah pertama kalinya daftar tersebut diumumkan secara terbuka. 

    "Bitcoin dan ether akan menjadi inti dari cadangan ini," tulis Trump kemarin, dikutip dari Reuters

    Pernyataan tersebut langsung mendorong harga bitcoin naik 20 persen dari level terendah November yang sempat dicapai pada Jumat hingga mengubah sentimen pasar yang sebelumnya muram akibat kekecewaan terhadap janji Trump yang belum direalisasikan untuk melonggarkan regulasi kripto.  

    Namun, ada satu pertanyaan besar, yakni dari mana dana untuk membeli kripto ini? Pemerintah AS sudah punya utang USD36 triliun (Rp594 kuadriliun), jadi meminjam uang buat beli bitcoin dan kawan-kawannya bakal sulit diterima publik. Beberapa analis menduga pemerintah bisa saja menggunakan aset kripto hasil sitaan kasus kriminal dalam beberapa tahun terakhir. Tapi kalau skenarionya begitu, dampaknya ke pasar bakal minim karena itu cuma perpindahan aset di atas kertas, bukan permintaan baru yang nyata.  

    Di sisi lain, ketidakpastian soal tarif dagang Trump masih terus menghantui pasar. Apakah tarif 25 persen untuk Meksiko dan Kanada bakal benar-benar berlaku besok? Belum lagi, ada tambahan 10 persen untuk barang dari China yang masih belum jelas nasibnya. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengatakan tarif Meksiko dan Kanada akan mulai berlaku, tapi Trump sendiri yang akan menentukan apakah tetap di angka 25 persen atau ada perubahan di menit-menit terakhir.

    Saat ini, bitcoin diperdagangkan di kisaran USD91.500-an (Rp1,5 miliar), melonjak dari level USD78.273 (Rp1,29 miliar) pada Jumat pekan lalu. "Trump baru saja memberikan dorongan yang ditunggu-tunggu oleh para pedagang kripto," kata analis senior di City Index, Matt Simpson. "Kepercayaan yang sempat goyah minggu lalu tampaknya kembali pulih," katanya, seraya memperingatkan reli ini bisa berlanjut ke puncak baru kecuali ada gelombang aksi jual akibat sentimen pasar yang lebih luas.  

    Kepala riset di broker online Australia, Pepperstone, Chris Weston, mengatakan lonjakan ini mungkin akan bertahan hingga White House Crypto Summit yang digelar Trump pada Jumat. Namun, ia mengingatkan sentimen negatif di pasar lain bisa membebani reli ini.  

    Meski Wall Street ditutup menguat pada Jumat, aksi jual besar di saham teknologi seperti Nvidia belakangan ini telah merusak kepercayaan terhadap bitcoin yang oleh sebagian investor dianggap sebagai proksi bagi sektor teknologi.

    Bitcoin sendiri mengalami penurunan lebih dari 17 persen sepanjang Februari 2025 dan mencatatkan penurunan bulanan terbesar sejak Juni 2022. Bitcoin pun telah kehilangan lebih dari sepertiga nilainya sejak mencapai puncak USD105.000 (Rp1,73 miliar) pada awal Januari.  

    Reli bitcoin sejak kemenangan Trump pada pemilu November didorong oleh harapan bahwa presiden yang ramah terhadap kripto ini akan mendorong pembentukan dana strategis bitcoin dan menghentikan kebijakan keras terhadap industri yang diterapkan oleh pemerintahan Joe Biden sebelumnya.  

    Namun, selain menunjuk beberapa pejabat yang pro-kripto, sejauh ini belum ada kebijakan konkret yang benar-benar diwujudkan oleh Trump. "Pengumuman ini memang berhasil mengerek harga secara signifikan, tetapi juga memunculkan sejumlah kekhawatiran," tulis analis pasar dari IG, Tony Sycamore.

    Sycamore menyoroti sumber pendanaan untuk membeli kripto dalam cadangan ini bisa berasal dari pajak warga AS atau dari aset kripto yang disita dalam operasi penegakan hukum. "Jika yang terjadi adalah opsi kedua, dampaknya tidak akan sekuat yang dibayangkan karena ini hanya perpindahan aset antar rekening, bukan pembelian baru yang bisa mendorong pasar lebih tinggi," katanya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).