Logo
>

BNI Perkuat Program Penurunan Stunting di NTT dan Banten

BNI jalankan intervensi gizi dan kesehatan di NTT dan Banten, dukung target pemerintah dan SDGs zero hunger.

Ditulis oleh Syahrianto
BNI Perkuat Program Penurunan Stunting di NTT dan Banten
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menggelar serangkaian program intervensi gizi dan kesehatan sebagai aksi nyata mendukung percepatan penurunan stunting. (Foto: Dok. BNI)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menggelar serangkaian program intervensi gizi dan kesehatan sebagai aksi nyata mendukung percepatan penurunan stunting di dua wilayah prioritas, yakni Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Provinsi Banten. 

    Komitmen ini sejalan dengan tujuan pemerintah serta agenda global Sustainable Development Goals (SDGs) untuk menghapus kelaparan dan segala bentuk malnutrisi.

    Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menegaskan, dukungan terhadap penurunan stunting merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang sehat dan unggul.

    "Program ini sejalan dengan komitmen perusahaan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau SDGs poin kedua, yaitu Zero Hunger," ujar Okki dalam keterangan tertulis.

    Di Kabupaten Nagekeo, NTT, program BNI berfokus pada tiga intervensi utama. Program tersebut mencakup penguatan kapasitas kader Dapur Sehat (DASHAT), pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi 50 anak stunting dan 25 ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) selama 90 hari, serta pembentukan Kebun Gizi yang ditanami sayuran.

    Kegiatan ini dipusatkan di Kecamatan Mauponggo, khususnya di Desa Jawapogo dan Desa Mauponggo, yang menjadi wilayah prioritas penanganan stunting oleh Pemerintah Kabupaten Nagekeo pada 2024 dan 2025.

    "Dua desa terpilih sebagai lokasi utama adalah Desa Jawapogo dan Desa Mauponggo, mengingat tingginya prevalensi stunting serta berbagai tantangan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut," jelas Okki.

    Secara paralel, BNI juga menjalankan program serupa di Provinsi Banten. Dukungan yang diberikan lebih beragam, meliputi penyediaan bahan makanan bergizi untuk 200 penerima manfaat selama enam bulan, perbaikan rumah tidak layak huni, dan pembangunan fasilitas jamban. Program di Banten ini dilakukan berkolaborasi dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga).

    Okki menekankan, peran BNI penting dalam mempercepat penurunan stunting melalui intervensi langsung, pemberdayaan masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor.

    "Dengan langkah ini, BNI berharap dapat turut mempercepat terwujudnya Indonesia yang bebas stunting di masa depan. Kolaborasi seperti ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan kualitas generasi penerus," tutup Okki.

    Melalui program strategis ini, BNI ingin memastikan perbaikan gizi anak Indonesia sekaligus mendukung lahirnya generasi penerus bangsa yang lebih sehat dan berkualitas. (Info-Bks/*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.