KABARBURSA.COM – Aktivitas penawaran umum perdana saham atau IPO diperkirakan kembali bergairah pada 2026, seiring meningkatnya optimisme pelaku pasar terhadap prospek pasar modal dan potensi penurunan suku bunga global.
Salah satunya, PT Sucor Sekuritas menyebut tengah menyiapkan sejumlah IPO baru dari berbagai sektor, dengan skala valuasi yang tergolong besar.
CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Setya Ananda Wijaya, mengatakan pihaknya menargetkan dapat membawa beberapa emiten berkualitas ke lantai bursa pada 2026.
“Di 2026 nanti Supersecuritas berencana akan membawa IPO sekitar 3 IPO lagi,” kata Bernadus di Main Hall BEI, Jakarta pada Rabu, 17 Desember 2025.
Ia menjelaskan, sektor calon emiten yang masuk dalam pipeline cukup beragam dan mencerminkan tema pertumbuhan ekonomi ke depan.
“Sektornya bervariasi, ada di energy, ada di consumer goods, dan ada di teknologi,” ujarnya.
Dari sisi skala, Bernadus menegaskan Sucor Sekuritas tetap konsisten membawa perusahaan dengan ukuran besar ke pasar modal. Menurut dia, seluruh IPO yang ditangani memiliki valuasi di atas Rp1 triliun.
“Kami selalu meng-IPO-kan dengan size market cap di atas Rp1 triliun,” katanya.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai rencana nilai penghimpunan dana atau fundraising dari ketiga IPO tersebut, Bernadus menyebut valuasinya tetap berada di atas ambang tersebut, meski belum bisa mengungkapkan detail lebih jauh.
“Pasti di atas Rp1 triliun market cap-nya,” ujarnya.
Terkait jadwal pencatatan saham, Bernadus mengungkapkan sebagian IPO sudah mulai mendekati tahap finalisasi.
“Di semester 1, ada satu yang sudah hampir confirm. Semester 2, potentially 2,” kata Bernadus.
Namun, ia belum bersedia mengomentari lebih jauh mengenai identitas calon emiten, termasuk apakah berasal dari kelompok konglomerasi maupun masuk kategori lighthouse IPO.
“Belum bisa berkomentar lebih lanjut,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhani, menilai optimisme pasar terhadap IPO mulai kembali terbentuk. Menurut dia, pipeline IPO di industri sekuritas saat ini cukup ramai.
“Yang di pipeline sudah banyak. Everyone looking at IPO’s. Everyone excited and optimist about the market,” kata Oki.
Ia menilai meningkatnya minat perusahaan untuk masuk pasar modal menjadi sinyal positif bagi ekosistem pendanaan nasional.
“Begitu semuanya melihat capital market sebagai tempat untuk fundraising, itu bagus,” ujarnya.
Oki juga menyinggung potensi kebijakan moneter global sebagai katalis positif bagi pasar saham. Menurut dia, peluang penurunan suku bunga acuan The Fed ke depan justru dapat memperkuat daya tarik instrumen ekuitas.
“Lebih bagus buat pasar. Lebih bagus buat equity market,” kata Oki.
Ia menjelaskan, ketika imbal hasil obligasi menurun seiring penurunan suku bunga, investor akan mencari alternatif imbal hasil di kelas aset lain.
“Mau cari yield di mana? Kalau interest rate turun, bond jadi turun,” ujarnya.
Dalam konteks tersebut, IPO dinilai menjadi salah satu instrumen yang kembali dilirik investor. Oki menyebut minat investor akan sangat bergantung pada dinamika pasar dan preferensi alokasi aset tiap periode.
“Tiap tahun kan beda-beda,” katanya.
Saat ditanya mengenai peluang IPO pada paruh pertama 2026, Oki menyatakan peluang tersebut terbuka, meski masih dalam tahap pembahasan internal.
“First half mudah-mudahan ada,” ujar Oki.
Namun, ia belum bersedia mengungkapkan jumlah emiten maupun estimasi nilai emisi yang akan dibawa ke bursa, dengan alasan proses masih berjalan.
“Masih diskusi. Masih ongoing discussion,” katanya.(*)