Logo
>

Bos DKHH Beberkan Alasan IPO di Tengah Kondisi Fluktuatif

Direktur Utama PT Cipta Sarana Medika Tbk Satria Muhammad Wilis membeberkan alasan penawaran umum perdana saham di tengah pasar yang tidak menentu. Menurut dia, ada dua alasan dan dana hasil IPO untuk pengembangan bisnis.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Bos DKHH Beberkan Alasan IPO di Tengah Kondisi Fluktuatif
Direktur Utama PT Cipta Sarana Medika Tbk atau dalam kode saham DKHH, Satria Muhammad Wilis. Foto: KabarBursa.com/Desty

KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Cipta Sarana Medika Tbk atau dalam kode saham DKHH, Satria Muhammad Wilis, menjelaskan alasan perseroan tetap melaksanakan penawaran umum perdana saham (IPO) meski kondisi pasar tengah fluktuatif.

Menurutnya, keputusan tersebut didorong oleh kebutuhan untuk mempercepat pengembangan kapasitas layanan kesehatan sekaligus memperkuat tata kelola perusahaan yang baik.

“Alasan IPO ada dua dan sudah cukup clear. Pertama untuk akselerasi misi kami, karena occupancy rate kami sudah di atas 90 persen yang menunjukkan demand sudah melebihi supply. Kedua, untuk menjalankan good corporate governance, yang menurut kami sangat penting agar bisnis tidak hanya sustain tapi juga profitable," kata Satria usai seremonial IPO di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Kamis, 8 Mei 2025.

Dana hasil IPO yang mencapai Rp69 miliar akan digunakan secara optimal untuk pembangunan gedung baru di RS DKH Cibadak, Sukabumi, yang ditargetkan menjadi Center of Excellence pertama dalam jaringan rumah sakit perseroan. Satria menegaskan bahwa fokus pengembangan ini sangat penting untuk memperkuat layanan kesehatan di wilayah yang masih minim fasilitas medis.

“Saat ini lokasi rumah sakit kami memang berada di wilayah yang underserved. Karena itu memang, tujuan dari usaha kami adalah untuk membangun layanan kesehatan yang baik, yang setara di wilayah Indonesia yang memang healthcare-nya masih underserved,” ujar Satria.

Ia menambahkan, pasca IPO, perseroan akan segera memulai pembangunan, memperbarui alat kesehatan, meningkatkan kapasitas layanan, dan membangun center yang diharapkan menjadi benchmark untuk layanan kesehatan di kawasan tersebut.

DKHH saat ini mengelola rumah sakit tipe C di Kabupaten Sukabumi dan Bekasi, dengan fokus utama pengembangan pada RS DKH Cibadak. Meski ekspansi melalui akuisisi belum menjadi prioritas, Satria memastikan bahwa seluruh grup rumah sakit di bawah CSM akan terus berkembang secara bertahap.

“Kami mau fokus dulu di wilayah underserved ini. Prioritas pertama di DKH Cibadak,” ujar Satria.

DKHH menjadi perusahaan ke-14 yang tercatat di BEI selama 2025 ini dan resmi melantai di pasar modal pada Kamis, 8 Mei 2025 pagi ini.

Perusahaan yang bergerak di bidang aktivitas rumah sakit swasta tersebut menawarkan sebanyak 530 juta saham atau setara 20,78 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan harga penawaran Rp132 per saham. 

Selain itu, DKHH turut menerbitkan 265 juta Waran Seri I yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru. Setiap pemegang dua saham baru berhak atas satu Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp155 per saham, yang berpotensi menambah kas perusahaan hingga Rp41,07 miliar.

Perusahaan memfokuskan layanan pada peserta BPJS Kesehatan sebagai strategi untuk memperluas akses dan meningkatkan loyalitas pasien, sejalan dengan prinsip tata kelola yang baik dan nilai kemanusiaan yang diwariskan oleh Karlinah Djajaatmadja dan Umar Wirahadikusumah, mantan Wakil Presiden ke-4 masa jabatan 1983 hingga 1988.

Usai resmi melantai, pantauan KabarBursa.com saham DKHH mengalami kenaikan Rp178 per lembar saham atau naik 38,85 persen 46 poin.

Saham DKHH Layak Dipantau?

PT Cipta Sarana Medika Tbk atau dalam kode saham DKHH membukukan pendapatan Rp36,5 miliar pada kuartal I/2025, naik 1,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Direktur DKHH, Octen Suhadi, mengatakan kinerja tersebut juga diikuti kenaikan EBITDA sebesar 15,6 persen menjadi Rp2,1 miliar serta laba bersih Rp400 juta yang melonjak 46 persen secara tahunan.

“Pendapatan didorong oleh peningkatan jumlah pasien dan efisiensi pelayanan. Memang kuartal I biasanya lebih sepi karena masyarakat cenderung menunda rawat inap hingga setelah Lebaran. Tapi kami tetap optimalkan operasional dan kendalikan pengeluaran,” ujar Octen di Gedung BEI pada Kamis, 8 Mei 2025.

Octen menjelaskan, awal tahun ini perseroan juga melakukan renovasi kamar untuk memenuhi standar KRIS sesuai regulasi pemerintah. Renovasi tersebut ditargetkan rampung pada 15 Mei 2025 sehingga fasilitas rumah sakit bisa siap menyambut lonjakan pasien pascalibur lebaran.

Standar rumah sakit KRIS atau Kelas Rawat Inap Standar merupakan regulasi yang ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 3 Tahun 2023 guna menyamakan standar pelayanan dasar di seluruh rumah sakit, khususnya bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 

KRIS bertujuan untuk memastikan kesetaraan layanan di kamar rawat inap kelas 3 dengan memenuhi 12 komponen standar, seperti jumlah tempat tidur dalam satu ruangan, ventilasi, pencahayaan, suhu ruangan, kelengkapan tempat tidur termasuk tirai privasi, serta fasilitas kamar mandi yang memadai. 

Program ini ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pasien, sekaligus memperkuat kualitas pelayanan kesehatan. Implementasi KRIS dilakukan secara bertahap dan ditargetkan diterapkan penuh di semua rumah sakit mitra BPJS Kesehatan pada 2025 sebagai bagian dari reformasi sistem JKN.

Dalam kesempatan yang sama, Octen memaparkan strategi pengembangan bisnis DKHH melalui konsep klasterisasi rumah sakit yang dinilai lebih efisien dan terukur. “Satu region akan kita kelola tiga rumah sakit. Di Cibadak sudah ada satu, nanti kita kembangkan lagi di Bogor dan Ciawi,” ungkapnya.

Saat ini DKHH memiliki kapasitas 387 tempat tidur dengan tingkat hunian 94–95 persen. Perseroan menargetkan penambahan 25 tempat tidur hingga Agustus 2025 untuk mencapai kapasitas 400 bed. Selain itu, ada rencana ekspansi rumah sakit baru di klaster Bogor-Ciawi-Sukabumi tahun ini. (

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".