Logo
>

BREN Sentuh 10.000, Siapa yang Koleksi?

Saham BREN sudah menyentuh Rp10.200 pada Senin, 10 November 2025, dengan adanya aktivitas beli bersih (net buy) asing dalam sepekan.

Ditulis oleh Syahrianto
BREN Sentuh 10.000, Siapa yang Koleksi?
Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menembus level psikologis Rp10.000 pada perdagangan Senin, 10 November 2025. (Foto: Dok. Barito Renewables Energy)

KABARBURSA.COM – Saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menembus level psikologis Rp10.000 pada perdagangan Senin, 10 November 2025. Hingga pukul 14.00 WIB, saham BREN berada di Rp10.200, dengan kenaikan 2,26 persen atau 225 poin dari penutupan sebelumnya. 

Total nilai transaksi tercatat sebesar Rp778,11 miliar dengan volume 751,15 ribu lot dari 35.540 kali transaksi. Harga harian bergerak di rentang Rp9.975 hingga Rp10.725 dengan rata-rata perdagangan Rp10.359.

Nilai transaksi pada 10 November tercatat naik signifikan dibanding sesi sebelumnya yang sebesar Rp321,27 miliar pada Jumat, 7 November 2025, dengan volume 324,22 ribu lot. 

Dibanding periode Kamis, 6 November 2025, ketika nilai transaksi mencapai Rp1,01 triliun dengan volume 1,03 juta lot, nilai transaksi 10 November berada di bawah capaian hari tersebut.

Dalam rentang 5–10 November 2025, harga penutupan BREN meningkat dari Rp9.750 menjadi Rp10.200. 

Selama periode tersebut, nilai transaksi harian bergerak antara Rp505,00 miliar hingga Rp1,01 triliun dengan volume perdagangan 532–1.030 ribu lot.

Adapun data arus transaksi menunjukkan aktivitas beli bersih (net buy) asing sepanjang 3–7 November 2025 secara kumulatif mencapai sekitar Rp527,76 miliar.

Siapa Saja yang Buang dan Koleksi BREN?

Sepekan terakhir, beberapa broker asing terpantau aktif pada sisi beli, dua di antaranya UBS Sekuritas Indonesia (AK) dan J.P. Morgan Sekuritas Indonesia (BK). 

UBS tercatat mengumpulkan saham di kisaran Rp9.800–Rp10.100 dengan estimasi volume sekitar 165 ribu lot dan nilai transaksi Rp160 miliar.

J.P. Morgan Sekuritas mencatatkan pembelian bersih sekitar Rp145 miliar dengan volume 150 ribu lot di kisaran harga Rp9.850–Rp10.200.

Dua broker domestik utama, Indo Premier Sekuritas (PD) dan Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP), turut aktif di sisi beli dengan total estimasi sekitar 120 ribu lot di rentang harga Rp9.900–Rp10.200 atau senilai Rp120 miliar.

Pada sisi jual, Trimegah Sekuritas Indonesia (LG) dan CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) tercatat sebagai broker dengan distribusi terbesar.

Trimegah melepas sekitar 180 ribu lot dengan nilai Rp180 miliar di area Rp10.200–Rp10.300, sementara CLSA menyalurkan sekitar 150 ribu lot senilai Rp150 miliar pada kisaran harga yang sama.

Perbandingan antara total akumulasi broker pembeli utama (UBS, J.P. Morgan, Indo Premier, Mirae) dan penjual utama (Trimegah, CLSA) menunjukkan porsi pembelian bersih sekitar Rp95 miliar selama 5–7 November.

Aktivitas broker lainnya, Samuel Sekuritas Indonesia (IF), Stockbit Sekuritas Digital (XL), Mega Capital Sekuritas (CD), dan OCBC Sekuritas Indonesia (TP), tercatat dengan volume moderat di bawah 50 ribu lot per broker.

Dibandingkan pekan sebelumnya (27–31 Oktober), rata-rata nilai transaksi harian BREN meningkat dari Rp232 miliar menjadi Rp628 miliar, dengan volume harian naik dari 279 ribu lot menjadi 633 ribu lot.

Harga Wajar Saham BREN dan Perbandingan dengan Kompetitor

Berdasarkan data terakhir, BREN mencatat rasio price to earnings (PE) trailing twelve month (TTM) 590,55, price to book value (PBV) 179,63, dan EV/EBITDA 166,00 dengan kapitalisasi pasar Rp1.367,96 triliun.

Rasio tersebut menunjukkan valuasi BREN berada jauh di atas rerata sektor energi, yang memiliki PE 15,60, PBV 13,48, dan EV/EBITDA 12,20, serta di atas rata-rata industri energi yang tercatat PE 40,86, PBV 5,53, dan EV/EBITDA 82,40.

Dua emiten sejenis yang sering dijadikan pembanding dalam segmen energi terbarukan adalah PT Perusahaan Listrik Negara Gas & Power Indonesia Tbk (POWR) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

POWR mencatat PE 11,71, PBV 8,56, dan EV/EBITDA 5,00; sedangkan PGEO berada pada PE 25,00, PBV 18,92, dan EV/EBITDA 11,00.

Dari perbandingan tersebut, harga pasar BREN pada Rp10.200 per saham tercermin pada valuasi yang berada di atas rerata sektor maupun kompetitornya.

Data ini tidak menunjukkan arah rekomendasi, melainkan memberi gambaran posisi valuasi relatif BREN terhadap emiten lain di segmen energi.

Kisaran harga perdagangan selama 52 minggu terakhir berada pada Rp4.170–Rp10.650 per saham, menempatkan harga penutupan 10 November 2025 di dekat batas atas rentang tahunannya. 

Secara harga, BREN mencatat penguatan 3,81 persen dalam sebulan terakhir, 28,62 persen dalam tiga bulan, dan 70,42 persen dalam enam bulan terakhir. Dalam setahun, harga saham tumbuh 48,73 persen dari posisi November 2024. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.