Logo
>

BRI Buka Operasional Terbatas saat Libur Nataru: Cek Jadwalnya!

Ditulis oleh Pramirvan Datu
BRI Buka Operasional Terbatas saat Libur Nataru: Cek Jadwalnya!

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, akan membuka layanan operasional terbatas pada jaringan konvensional selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), untuk memenuhi kebutuhan nasabah.

    Direktur Retail Funding and Distribution BRI, Andrijanto, menjelaskan bahwa meskipun layanan digital akan tetap berjalan normal, operasional cabang akan disesuaikan dengan periode liburan. BRI berkomitmen untuk memastikan semua nasabah, baik individu maupun korporasi, dapat melakukan transaksi dengan aman dan lancar selama Nataru, ungkap Andrijanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin 23 Desember 2024.

    Pada 25 Desember 2024 dan 1 Januari 2025, kantor cabang BRI akan tutup. Sementara itu, pada 27 Desember 2024, 30-31 Desember, dan 2 Januari 2025, layanan kantor cabang dijadwalkan tetap beroperasi.

    Pada 26 Desember 2024, BRI akan membuka layanan terbatas di 33 kantor cabang yang tersebar di berbagai wilayah. Di samping itu, layanan weekend banking reguler akan tetap tersedia pada 28-29 Desember 2024 di 65 lokasi.

    Untuk nasabah prioritas, BRI juga akan tetap menyediakan layanan penerimaan setoran penebusan delivery order (DO) BBM/Non-BBM dari SPBU untuk Pertamina, serta untuk Jasa Raharja dalam hal pembukaan rekening klaim asuransi kecelakaan.

    Nasabah umum dapat memanfaatkan layanan terbatas tersebut untuk berbagai keperluan, seperti pembukaan rekening, penarikan dan setoran, pelayanan kartu debit BRI, serta registrasi fasilitas e-banking BRI.

    BRI memastikan bahwa seluruh layanan ini dirancang untuk memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi secara cepat dan aman, baik untuk kebutuhan pribadi maupun bisnis.

    Catatan Laba Bersih

    PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengumumkan rencana pembagian dividen sebesar Rp135 per lembar dengan total nilai mencapai antara Rp20,34 triliun hingga Rp20,46 triliun.

    Berdasarkan keterbukaan informasi di Jakarta, Senin, 16 Desember 2024, Corporate Secretary Agustya Hendy Bernadi, menyampaikan, penetapan angka ini didasarkan pada laporan keuangan per 30 September 2024, yang mencatat laba bersih sebesar Rp45,06 triliun.

    Dari total laba tersebut, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya mencapai Rp220,31 triliun, dengan total ekuitas sebesar Rp329,47 triliun.

    BBRI telah menetapkan jadwal pembagian dividen interim sebagai berikut:

    1. Cum Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi: 24 Desember 2024
    2. Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi: 27 Desember 2024
    3. Cum Dividen di Pasar Tunai: 30 Desember 2024
    4. Ex Dividen di Pasar Tunai: 2 Januari 2025
    5. Recording Date (Daftar Pemegang Saham): 30 Desember 2024
    6. Pembayaran Dividen: 15 Januari 2025

    Langkah pembagian dividen interim ini mencerminkan optimisme BBRI terhadap prospek bisnisnya di masa depan. Dengan laba bersih yang kuat serta cadangan ekuitas yang besar, BBRI terus memperkuat posisinya sebagai bank terdepan di Indonesia.

    Selain memberikan nilai tambah kepada pemegang saham, keputusan ini juga menjadi bukti kepercayaan diri perusahaan terhadap stabilitas keuangan dan potensi pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.

    Melalui aksi korporasi ini, BBRI tidak hanya memenuhi ekspektasi investor, tetapi juga memperkuat citranya sebagai institusi yang mampu menjaga keseimbangan antara profitabilitas dan kontribusi bagi pemegang saham.

    Kinerja Keuangan BBRI

    BBRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp45,06 triliun pada kuartal III 2024, mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp43,99 triliun. Peningkatan ini mencerminkan pertumbuhan laba bersih sebesar 2,5 persen secara tahunan (yoy). Dengan hasil ini, laba bersih per saham tercatat setara dengan Rp300,43 per lembar saham.

    BBRI mencatat pendapatan (revenue) sebesar Rp 148,8 triliun dalam periode 9M24, meningkat 12,8 persen dibandingkan periode 9M23 yang mencapai Rp131,9 triliun. EBITDA juga mengalami kenaikan sebesar 5,1 persen, mencerminkan efisiensi operasional perusahaan yang kuat.

    Angka tersebut melampaui laba yang dicatatkan oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp42,7 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp41,1 triliun, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang mencatatkan laba sebesar Rp16,3 triliun.

    Menurut riset yang dilakukan oleh RHB Sekuritas, saham BBRI kini diperdagangkan dengan valuasi yang sangat menarik, terutama jika dibandingkan dengan rata-rata valuasi PBV (Price to Book Value) lima tahun terakhir.

    Pendekatan valuasi lain yang digunakan, yakni PER (Price Earnings Ratio), juga menunjukkan bahwa saham BBRI masih lebih murah, hampir mencapai -1 standar deviasi, sama halnya dengan BBCA. Sedangkan BBNI berada di -0,25 standar deviasi dan BMRI masih di angka rata-rata.

    RHB juga mencatat bahwa meskipun saham bank besar di Indonesia sebelumnya mengalami kenaikan yang signifikan hingga mencapai +2 standar deviasi, menunjukkan adanya ekspektasi terhadap peningkatan Return on Equity (ROE), saat ini likuiditas masih menjadi tantangan utama.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.