KABARBURSA.COM - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) semakin serius memperkuat penghimpunan dana murah (CASA) dengan mengandalkan perluasan tabungan wadiah berbasis payroll.
Strategi ini dinilai bukan hanya efisien dari sisi biaya dana, tetapi juga efektif membuka akses masyarakat pada layanan keuangan syariah secara menyeluruh.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, menyebutkan bahwa ekosistem payroll merupakan pintu masuk yang strategis untuk memperluas inklusi keuangan syariah di Indonesia.
Tabungan wadiah yang ditawarkan BSI bebas biaya administrasi bulanan, sebuah nilai tambah yang mendorong efisiensi baik bagi nasabah maupun bagi bank itu sendiri.
“Payroll menjadi entry gate strategis untuk memperluas inklusi keuangan syariah. Tabungan wadiah kami tawarkan tanpa biaya admin bulanan, ini memberikan keuntungan ganda bagi nasabah dan efisiensi bagi perseroan,” ujar Anton dalam keterangan resmi, Sabtu, 14 Juni 2025.
Hingga Mei 2025, BSI telah mengelola lebih dari 1,2 juta rekening payroll. Jumlah ini tumbuh 4,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Basis nasabahnya cukup luas, mencakup aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN, hingga sektor swasta dan lembaga pemerintahan.
DPK BSI Meningkat 7,40 Persen
Saat ini, BSI mengelola sekitar 253 ribu rekening payroll ASN, menjadikannya sebagai salah satu dari tiga bank terbesar nasional dalam hal penyaluran gaji aparatur sipil negara.
Pertumbuhan segmen payroll ini juga ikut mendongkrak dana pihak ketiga (DPK) BSI. Pada Maret 2025, DPK tercatat mencapai Rp319,34 triliun, meningkat 7,40 persen secara tahunan dibanding Maret 2024 yang berada di angka Rp297,33 triliun.
Menariknya, sekitar 61 persen dari total DPK BSI berasal dari dana murah, dengan porsi tabungan mencapai 42 persen. Dari angka tersebut, tabungan wadiah menyumbang 40 persen.
Anton menegaskan bahwa tabungan berbasis payroll bukan sekadar tempat menyimpan gaji. Rekening ini juga menjadi awal dari keterhubungan nasabah dengan berbagai produk keuangan lainnya yang dimiliki BSI. Mulai dari pembiayaan konsumtif, tabungan emas, cicil emas, hingga investasi berbasis prinsip syariah.
Khusus bagi ASN, BSI menghadirkan berbagai kemudahan tambahan seperti bebas biaya transfer antarbank, program pembiayaan multiguna, serta layanan pembiayaan emas.
Berbagai fasilitas tersebut menjadi bagian dari upaya BSI untuk memperkuat loyalitas nasabah sekaligus meningkatkan pemanfaatan produk syariah yang tersedia.
“Di tengah kondisi likuiditas yang kompetitif, payroll adalah strategi yang efektif dan terukur dalam mengelola DPK secara aman dan berkelanjutan. Nasabah payroll memiliki profil risiko yang sehat, sehingga juga menjadi segmen prioritas dalam pembiayaan konsumer kami,” tambah Anton.
Dengan posisi strategis sebagai bank operasional pemerintah dan mitra bagi berbagai kementerian serta lembaga negara, BSI optimistis pertumbuhan rekening payroll akan terus berlanjut hingga paruh kedua 2025.
Bank syariah terbesar di Indonesia ini tampaknya tidak hanya fokus mengejar efisiensi dana, tapi juga menjalankan misi memperluas inklusi keuangan syariah secara nyata dan berkelanjutan.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.