KABARBURSA.COM - Saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) saat ini menghadirkan dinamika yang menarik sekaligus penuh dilema bagi investor. Saat ini, kondisi BTPN sedang berada dalam tekanan, namun fundamental masih kuat.
Dalam riset MNC Sekuritas, dari sisi teknikal, pergerakan harga yang terkoreksi 1,72 persen ke level 1.430 dan menembus garis rata-rata MA20 menandakan adanya tekanan jangka pendek. Bahkan, pola gelombang menunjukkan bahwa BTPS memasuki awal fase wave C dari wave (B), yang secara klasik kerap diartikan sebagai sinyal koreksi lanjutan.
Jika skenario ini berlanjut, ruang pelemahan masih terbuka menuju kisaran 1.215–1.315. Strategi yang lebih aman di fase ini adalah memanfaatkan area penguatan terbatas di sekitar 1.445–1.465 untuk melepas posisi, ketimbang menambah eksposur baru.
Namun, jika kita menilik fundamentalnya, BTPS sebenarnya tidak sedang berada dalam kondisi yang rapuh. Dalam data Stockbit yang dikutip pada Minggu, 24 Agustus 2025, valuasi saham relatif menarik, dengan price-to-earnings ratio (TTM) di 9,55, hanya sedikit di atas median IHSG di 8,97. Earnings yield sebesar 10,47 persen memperlihatkan imbal hasil laba yang cukup menjanjikan.
Selain itu, price-to-book value di 1,14 masih dalam level wajar untuk bank syariah dengan portofolio yang solid. Return on Equity (ROE) di kisaran 11,9 persen dan Return on Invested Capital (ROIC) 11,9 persen menegaskan kemampuan manajemen menghasilkan keuntungan dari modal yang ditanamkan.
Laba bersih kuartal II 2025 mencapai Rp333 miliar, tumbuh 15,6 persen secara tahunan, meskipun sisi pendapatan turun tipis 4,2 persen. Artinya, efisiensi operasional masih menjadi kekuatan utama bank ini.
Di pasar, BTPS juga masih memberi imbal hasil dividen yang menarik. Dividen tunai tahun ini Rp34,50 per saham dengan yield 2,41 persen, meski jauh lebih rendah dibanding puncak 2022.
Dengan payout ratio yang disiplin di kisaran 20 persen, bank ini menjaga ruang untuk pertumbuhan tanpa mengorbankan komitmen terhadap pemegang saham.
Posisi neraca pun cukup sehat dengan rasio liabilitas terhadap ekuitas di 1,23 dan leverage keuangan 2,23, masih dalam batas aman untuk sektor perbankan.
Kontradiksi muncul ketika membaca sinyal teknikal terkini. Sebagian besar indikator momentum masih menampilkan kecenderungan beli, seperti RSI di level 64, MACD yang positif, dan ADX di atas 60 yang menandakan tren kuat. Rangkuman indikator teknikal pun menunjukkan status “Sangat Beli”.
Namun, konfirmasi dari pola gelombang dan pelemahan harga di bawah MA20 membuat peta teknikal BTPS terlihat rapuh. Dengan kata lain, indikator jangka pendek memberi tanda peringatan meskipun tren menengah hingga panjang masih positif.
Dalam konteks ini, keputusan mengoleksi atau tidak sangat bergantung pada horizon investasi. Bagi investor jangka pendek, BTPS menghadirkan risiko tinggi dengan peluang koreksi lebih dalam, sehingga strategi defensif lebih tepat.
Namun bagi investor jangka menengah hingga panjang, valuasi yang relatif murah, profitabilitas yang stabil, serta komitmen dividen membuat saham ini tetap menarik untuk dikoleksi secara bertahap, terutama jika harga benar-benar terkoreksi mendekati area support kuat.
Singkatnya, BTPS adalah saham dengan fundamental kokoh yang sedang diuji oleh teknikal jangka pendek. Mereka yang sabar menunggu peluang di level bawah akan memiliki posisi lebih aman, sementara mereka yang terburu-buru bisa terjebak dalam arus koreksi.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.