KABARBURSA.COM - Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menunjukkan sinyal teknikal yang menjanjikan setelah berhasil menembus level resistance di harga 116 pada perdagangan 15 Mei 2025.
Lonjakan ini terjadi dengan dukungan volume transaksi yang signifikan, sebuah indikator klasik bahwa tekanan beli tengah mendominasi pasar.
Jika momentum ini bertahan, potensi penguatan lanjutan bisa membawa harga BUMI ke kisaran 130, lalu 154, dan tak menutup kemungkinan menuju area 176. Bahkan, secara proyeksi teknikal, target jangka menengah terbuka sampai ke level 193.
Tetapi, pelaku pasar disarankan untuk tetap disiplin menempatkan batas risiko. Level 112 dinilai sebagai titik penting untuk menilai validitas tren naik ini.
Di luar aspek teknikal, BUMI juga sedang menyiapkan langkah strategis yang berpotensi memperbaiki fundamental perusahaan secara signifikan. Rencana kuasi reorganisasi yang akan dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 2 Juni mendatang, menjadi salah satu titik sorot utama.
Agenda ini bertujuan menghapus defisit akumulasi yang selama bertahun-tahun membebani laporan keuangan, dengan menggunakan agio saham sebagai alat pembersih.
Jika rencana ini disetujui dan saldo laba menjadi positif, BUMI secara hukum akan kembali memiliki ruang untuk membagikan dividen, sesuatu yang terakhir kali dilakukan pada 2009 dengan nilai Rp50,6 per saham.
Optimisme pasar tak berhenti di situ. Dalam risetnya, Founder Indonesia Investment Education Rita Efendy melihat, selain konsolidasi keuangan, BUMI juga tengah memperkuat struktur modalnya, menekan beban bunga, serta mengevaluasi sejumlah opsi strategis termasuk potensi divestasi aset non-inti seperti Kaltim Prima Coal (KPC).
Langkah-langkah ini dinilai bisa memperbaiki arus kas dan memberi napas segar bagi kelangsungan usaha ke depan.
Ada pula sinyal sinergi yang mulai dibangun dengan entitas anak dan afiliasi seperti BRMS dan ENRG, yang membuka peluang diversifikasi ke sektor energi dan mineral strategis. Di tengah tantangan sektor batu bara global, manuver ini menjadi penyeimbang yang cerdas dalam menjaga kelangsungan bisnis.
Sentimen Positif Regulasi Pemerintah
BUMI juga berada dalam posisi yang relatif diuntungkan dari sisi regulasi. Pemerintah baru saja memberlakukan PP No.18/2025 yang mengatur struktur royalti progresif bagi pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Dalam aturan baru ini, beban royalti BUMI diperkirakan akan turun dari 28 persen menjadi sekitar 19 persen, mengikuti harga batu bara acuan yang saat ini berada di kisaran USD110 hingga USD130 per ton. Efek langsungnya jelas, margin laba bisa lebih terjaga, bahkan membaik, jika tren harga tetap stabil.
Secara keseluruhan, kombinasi antara pemulihan teknikal, pembenahan struktur keuangan, dan dukungan kebijakan membuat BUMI menjadi salah satu saham yang layak dipantau dalam waktu dekat.
Namun seperti biasa, investor tetap disarankan bersikap selektif dan disiplin terhadap batasan risiko. Breakout yang terjadi saat ini memang menjadi sinyal awal yang positif, tapi keberlanjutan tren masih membutuhkan konfirmasi dari volume, sentimen makro, serta realisasi langkah strategis yang sudah dicanangkan manajemen.
Dividen BUMI: Penantian Panjang yang Mulai Menemui Titik Terang
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) hingga saat ini belum juga mencatatkan distribusi dividen untuk tahun 2025. Tak hanya itu, data mengenai total dividen berjalan (trailing twelve months), payout ratio, maupun dividend yield juga belum tersedia.
Ini menegaskan bahwa sejauh ini belum ada pembagian keuntungan yang diarahkan kepada pemegang saham di tahun berjalan.
Jika merujuk ke catatan terakhir, BUMI terakhir kali membagikan dividen pada tahun 2012, dengan tanggal ex-dividend jatuh pada 20 Juni tahun tersebut. Sejak saat itu, emiten batu bara ini tak lagi mencatatkan pembagian dividen.
Vakumnya distribusi laba selama lebih dari satu dekade bukan tanpa sebab. Perusahaan selama bertahun-tahun bergulat dengan tekanan utang dan akumulasi kerugian yang membuat saldo laba berada di area negatif.
Dalam kondisi seperti ini, BUMI secara hukum tidak diperkenankan membagikan dividen meskipun dalam operasional mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Namun, tahun ini membawa babak baru. Manajemen perusahaan tengah menyiapkan langkah penting untuk merapikan kembali struktur keuangannya.
Lewat agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan berlangsung pada 2 Juni 2025, BUMI berencana melakukan kuasi reorganisasi. Tujuannya jelas: menghapus defisit akumulasi dengan memanfaatkan agio saham, yakni selisih antara harga saham saat disetor dan nilai nominalnya.
Jika langkah ini disetujui dan berhasil diimplementasikan, maka untuk pertama kalinya sejak lama, BUMI akan memiliki saldo laba yang positif. Ini menjadi fondasi hukum untuk membuka peluang kembali membagikan dividen di masa depan.
Meski belum ada pengumuman resmi mengenai berapa dan kapan dividen akan dibagikan, sinyal positif sudah mulai terbentuk.
Di luar upaya perbaikan struktur keuangan, BUMI juga menunjukkan arah strategis yang lebih sehat. Perusahaan tengah melakukan efisiensi pada beban bunga, mempertimbangkan divestasi aset, dan menyambut perubahan regulasi royalti yang cenderung menguntungkan.
Semua ini menjadi katalis penting dalam menguatkan posisi keuangan dan menyiapkan panggung bagi potensi distribusi keuntungan kepada pemegang saham.
Dengan kata lain, harapan akan kembalinya dividen dari BUMI bukan lagi mimpi di tengah siang bolong. Meski belum terjadi tahun ini, fondasi sedang dibangun.
Pasar kini menanti langkah konkret selanjutnya dari manajemen, yang bisa menjadi penanda berakhirnya penantian panjang pemegang saham terhadap dividen dari salah satu emiten batu bara terbesar di Tanah Air.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.