Logo
>

Bursa Asia Bervariasi, Investor Pantau Aksi Trump

Pasar saham Asia dibuka bervariasi usai libur Paskah. Investor global bersiap hadapi musim rilis laporan keuangan emiten teknologi di tengah tensi dagang era Trump yang belum mereda.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Bursa Asia Bervariasi, Investor Pantau Aksi Trump
Aktifitas Pengunjung depan Papan Pantau Saham di Main Hal Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 21 April 2025. Papan Pantau hari ini di awali dengan Panah Merah. Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Bursa Asia bergerak variatif pada Senin, 21 April 2025, pasca libur panjang akhir pekan Paskah dengan sebagian pasar masih tutup. Sementara itu, kontrak berjangka saham Amerika Serikat dibuka melemah seiring para investor menanti laporan keuangan emiten teknologi besar, di tengah gejolak pasar akibat perang dagang Presiden Donald Trump.

    “Yang sekarang sudah jelas — dan tidak bisa dibantah lagi — adalah kerusakan reputasi terhadap citra global Amerika itu nyata dan tidak akan lenyap begitu saja dari siklus berita,” kata analis senior SPI Asset Management, Stephen Innes, dalam catatan risetnya, dikutip dari AP di Jakarta, Senin, 21 April 2025.

    Media lokal China mengabarkan Beijing telah menghentikan sebagian impor produk pertanian dan gas alam cair asal Amerika untuk menghindari tarif balasan yang dikenakan sebagai respons atas kebijakan Trump. Seperti diketahui, Trump memberlakukan tarif hingga 145 persen terhadap produk impor dari China yang kini menuai respons keras dari Negeri Tirai Bambu.

    Ketidakpastian soal arah kebijakan perdagangan AS terus membayangi pelaku pasar. Para ekonom khawatir kenaikan tarif secara agresif bisa menyeret ekonomi global ke jurang resesi jika terus dipertahankan dalam waktu lama.

    Pasar Saham Campur Aduk

    Di Tokyo, indeks Nikkei 225 terkoreksi 1 persen ke posisi 34.368,42 akibat belum terlihat kemajuan berarti dalam pembicaraan dagang dengan Amerika. Industri otomotif Jepang menjadi salah satu sektor yang paling terpukul karena menghadapi tarif 25 persen atas ekspor mobil dan komponen ke AS.

    Sementara itu, indeks Shanghai Composite menguat tipis 0,3 persen ke level 3.244,44, dan indeks Kospi Korea Selatan ditutup nyaris stagnan di angka 2.484,23. Di sisi lain, indeks Taiex Taiwan turun 1,2 persen. Bursa saham di Hong Kong dan Australia masih libur.

    Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan dengan kenaikan 12 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.450,31. Di sesi pembukaan, tercatat 187 saham menguat, 60 saham melemah, dan 310 lainnya stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp117,18 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 190,22 juta saham dalam 19.544 transaksi. Sebagian besar sektor mencatatkan kinerja positif, dengan sektor barang baku memimpin penguatan.

    IHSG ditargetkan menembus level 6.700 hingga akhir kuartal II 2025. Namun, angka ini dapat tercapai jika indeks memiliki beberapa sentimen pendorong.

    Analis sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana mengatakan secara teknikal IHSG masih dalam fase downtrend. Tetapi untuk jangka pendek indeks berpeluang rebound dengan menguji resistance di level 6.497.

    "Jika level ini mampu ditembus disertai perbaikan sentimen global dan kebijakan domestik yang akomodatif, maka target selanjutnya berada di kisaran 6.700 hingga akhir kuartal II 2025," ujar Hendra kepada kabarbursa.com, Senin, 21 April 2025.

    Untuk paruh kedua, kata Hendra, arah IHSG akan sangat ditentukan oleh kepastian kabinet pemerintahan baru Prabowo-Gibran, seperti kejelasan kebijakan fiskal 2025, serta stabilitas eksternal dari perundingan dagang internasional dan kebijakan moneter global.

    Sementara itu, di Amerika Serikat, bursa saham tutup pada Jumat dan ditutup bervariasi pada Kamis sebelumnya. Dow Jones merosot 1,3 persen, sementara S&P 500 naik tipis 0,1 persen. Indeks Nasdaq terkoreksi 0,1 persen.

    Laba Teknologi Jadi Sorotan

    Minggu ini menjadi pembuka musim rilis laporan keuangan kuartalan bagi “Magnificent Seven” — julukan untuk tujuh raksasa teknologi AS: Apple, Microsoft, Nvidia, Amazon, Tesla, Alphabet (induk Google), dan Meta (induk Facebook). Sejak Trump kembali dilantik, kapitalisasi gabungan ketujuh perusahaan ini telah menyusut USD3,8 triliun atau 22 persen per 20 April.

    Trump diketahui memberlakukan tarif yang memperburuk rantai pasok global, termasuk di China dan negara industri lainnya. Tesla, yang memproduksi mobil listriknya di Shanghai, dijadwalkan merilis laporan keuangan penuh pada Selasa. Sebelumnya, perusahaan itu telah melaporkan penurunan penjualan mobil sebesar 13 persen pada kuartal I dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Harga minyak mentah acuan AS turun USD1,20 menjadi USD62,81 per barel, sementara Brent (patokan internasional) juga merosot USD1,20 ke level USD66,76. Nilai tukar dolar AS melemah ke 141,08 yen Jepang, terendah sejak September, dari posisi sebelumnya di 141,80 yen. Euro menguat ke USD1,1473 dari sebelumnya USD1,1404.

    Pelemahan dolar ini semakin memicu kekhawatiran di kalangan ekonom bahwa gejolak mata uang tersebut mencerminkan lebih dari sekadar volatilitas pasar biasa. Banyak yang melihatnya sebagai sinyal hilangnya kepercayaan global terhadap Amerika Serikat sebagai tempat aman untuk berinvestasi.

    Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang AS bertenor 10 tahun naik menjadi 4,35 persen dari 4,32 persen pada Kamis sebelumnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).