KABARBURSA.COM - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel resmi mengantongi persetujuan pemegang saham untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) dengan alokasi maksimal Rp1 triliun.
Keputusan yang disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 16 September 2025 ini akan berlangsung selama 12 bulan ke depan.
Manajemen Mitratel menegaskan bahwa aksi korporasi ini merupakan wujud komitmen menjaga stabilitas harga saham sekaligus memberikan nilai jangka panjang yang optimal bagi pemegang saham.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, menyebut buyback tidak hanya sekadar strategi menjaga kepercayaan investor, tetapi juga berpotensi meningkatkan daya tarik saham. Dengan berkurangnya jumlah saham beredar, prospek pembagian dividen akan semakin besar, terlebih Mitratel dikenal royal kepada pemegang saham.
Dari laba bersih tahun 2024 sebesar Rp2,1 triliun, perseroan sudah membagikan hampir seluruhnya dalam bentuk dividen tunai dan dividen spesial.
Bagi investor, sinyal buyback biasanya menjadi katalis positif. Tren penurunan suku bunga global juga akan memperkuat arus kas perusahaan dan membuka ruang ekspansi, sehingga investor semakin percaya pada keberlanjutan kinerja.
Analis MNC Sekuritas memperkirakan, secara teknikal saham MTEL masih berada dalam tren naik jangka pendek. Rekomendasi beli diberikan dengan target harga teknikal di kisaran Rp625–Rp645, bahkan target konsensus mencapai Rp780 dengan mempertimbangkan ekspansi jaringan fiber, efisiensi biaya, dan program buyback sebagai katalis utama.
Fundamental Solid dan Teknikal Baik Indikasikan Sangat Beli
Dari sisi kinerja keuangan, Mitratel juga menunjukkan fundamental yang solid. Hingga semester I-2025, pendapatan naik 3,3 persen menjadi Rp4,59 triliun, dengan laba bersih Rp1,09 triliun atau tumbuh 2,9 persen.
EBITDA mencapai Rp3,86 triliun, memperkuat posisi Mitratel sebagai pengelola lebih dari 39 ribu menara telekomunikasi, terbesar di Asia Tenggara. Tak hanya ekspansi bisnis, Mitratel juga mengedepankan aspek ESG melalui pembangunan green tower, program pemberdayaan masyarakat, serta tata kelola transparan.
Secara teknikal harian, saham MTEL saat ini berada di harga Rp600 dengan kecenderungan konsolidasi di area support Rp590–Rp595. Indikator teknikal mayoritas memberi sinyal sangat beli, dengan RSI di 52 yang masih netral, ADX di 32 menandakan tren cukup kuat, serta CCI dan Bull/Bear Power yang mengonfirmasi momentum positif.
Meski indikator MACD masih memberi sinyal jual, dominasi sinyal beli pada Stochastic, Williams %R, dan beberapa Moving Average memperlihatkan bahwa tren naik jangka pendek masih terbuka.
Dukungan teknikal semakin terlihat dari posisi harga yang konsisten di atas MA10, MA20, dan MA100, meskipun MA50 dan MA200 sempat memberi sinyal jual.
Dengan pivot point di Rp595 dan resistance terdekat di Rp605–Rp610, peluang untuk menguji target Rp625 tetap besar selama harga tidak menembus support kuat di Rp590.
Secara keseluruhan, buyback Rp1 triliun menjadi langkah strategis Mitratel untuk menjaga stabilitas harga saham sekaligus meningkatkan daya tarik bagi investor yang mengincar dividen maupun pertumbuhan modal.
Dengan fundamental solid, strategi ekspansi berkelanjutan, serta dukungan teknikal harian yang condong ke arah positif, saham MTEL masih layak dipertimbangkan sebagai salah satu emiten telekomunikasi paling prospektif di 2025.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.