KABARBURSA.COM – Cinema XXI mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,8 triliun dan laba bersih Rp324 miliar sepanjang Semester I 2025. Angka ini didorong lonjakan jumlah penonton yang mencapai 42,5 juta orang dan dominasi film nasional seperti Jumbo, yang meraih lebih dari 10 juta penonton secara nasional.
Kinerja ini mencerminkan ketahanan bisnis PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) di tengah dinamika ekonomi nasional. Emiten yang dikenal dengan jaringan bioskop Cinema XXI ini juga membukukan EBITDA sebesar Rp842,4 miliar hingga akhir Juni 2025.
“Stabilitas kinerja Perseroan merupakan hasil dari efektivitas implementasi strategi yang terarah dan adaptif terhadap dinamika industri, serta penguatan jaringan operasional secara konsisten dan berkelanjutan,” ujar Direktur Utama CNMA, Suryo Suherman, dalam keterangan resmi, Senin, 28 Juli 2025.
Perseroan mengoperasikan 259 bioskop dengan total 1.360 layar yang tersebar di 66 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Ini menjadikan Cinema XXI sebagai pemain dominan dalam industri layar lebar nasional.
Kinerja Semester I 2025 dipacu lonjakan penonton pada kuartal kedua, yang tercatat lebih dari dua kali lipat dibanding kuartal pertama. Peningkatan ini tak lepas dari momentum libur Lebaran serta antusiasme masyarakat terhadap film-film box office, baik lokal maupun internasional.
Film nasional mencatat kontribusi signifikan terhadap kinerja CNMA. Menurut data filmindonesia.or.id, terdapat sembilan film lokal yang berhasil menembus satu juta penonton pada Semester I 2025. Tiga besar di antaranya adalah Jumbo dengan 10.197.790 penonton, Pabrik Gula dengan 4.726.760 penonton, dan Petaka Gunung Gede yang meraih 3.242.843 penonton.
“Sebagai jaringan bioskop terbesar di Indonesia, kami bangga dapat menjadi bagian dari ekosistem yang mendukung kemajuan film Indonesia,” kata Suryo menanggapi dominasi film lokal.
Komposisi pendapatan CNMA masih bertumpu pada dua sumber utama. Sekitar 62,4 persen berasal dari penjualan tiket, sedangkan 33,6 persen dari penjualan makanan dan minuman (F&B). Porsi sisanya berasal dari iklan dan kemitraan lain.
Menariknya, rata-rata belanja penonton untuk F&B atau spend per head (SPH) mengalami kenaikan. Dari sebelumnya sekitar Rp23 ribu di Semester I 2024 menjadi Rp25 ribuan pada periode yang sama tahun ini.
“Peningkatan SPH ini menjadi indikator penting bahwa minat penonton terhadap produk F&B kami terus tumbuh secara sehat,” ungkap Suryo.
Tingginya jumlah penonton dan performa keuangan yang solid juga berdampak pada kemampuan perseroan membagikan dividen secara optimal. Pada kuartal kedua 2025, CNMA membayarkan dividen final sebesar Rp4 per saham untuk tahun buku 2024, setara Rp333 miliar.
Sebelumnya, dividen interim sebesar Rp5 per saham telah dibagikan pada November 2024. Dengan demikian, total dividen mencapai Rp9 per saham atau mencerminkan payout ratio sebesar 103 persen dari laba bersih tahun lalu.
“Pembagian dividen merupakan bentuk komitmen Perseroan untuk memberi nilai tambah kepada para pemegang saham sembari menjaga kesehatan posisi keuangan dan keberlanjutan pertumbuhan Perseroan,” tutup Suryo.
Stabilitas kinerja Cinema XXI di tengah kompetisi industri hiburan digital menunjukkan bahwa bioskop tetap relevan sebagai sarana rekreasi publik. Dengan fokus ekspansi dan penguatan ekosistem film nasional, prospek pertumbuhan CNMA tetap terbuka di paruh kedua 2025. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.