KABARBURSA.COM - Saham PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) kembali menjadi sorotan utama di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Selasa, 21 Oktober 2025. Saham produsen cokelat ini berhasil menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA) di level Rp306 per saham.
ARA merupakan batas maksimum kenaikan harga saham dalam satu hari perdagangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjaga stabilitas pasar. Ketika sebuah saham menyentuh batas ini, harga tidak dapat naik lebih tinggi hingga sesi berikutnya.
Saham menyentuh ARA ketika permintaan beli telah melampaui titik keseimbangan, sementara pasokan jual benar-benar habis. Fakta bahwa COCO mampu menembus batas ARA menjadi sinyal bahwa minat pasar terhadap saham ini sedang berada pada puncaknya.
Dari sisi data perdagangan, volume transaksi COCO tercatat mencapai 3,44 juta lot dengan nilai transaksi sekitar Rp100 miliar. Untuk saham dengan harga di bawah Rp500, angka ini tergolong sangat tinggi dan menunjukkan peningkatan likuiditas yang signifikan hanya dalam satu hari perdagangan.
Harga pembukaan di Rp256 langsung disambut arus beli besar yang mendorong tren naik cepat hingga menyentuh batas ARA di Rp306. Rata-rata harga harian berada di Rp291, yang artinya mayoritas pelaku pasar melakukan akumulasi sejak awal sesi dan menahan posisi hingga akhir perdagangan tanpa tekanan jual berart.
Kondisi orderbook COCO memperkuat sinyal tersebut. Total antrean beli (bid) mencapai 384 ribu lot, sedangkan sisi penawaran jual (offer) kosong total karena saham terkunci di ARA. Dalam kondisi seperti ini, potensi untuk melanjutkan penguatan pada sesi berikutnya masih terbuka lebar, terutama bila antusiasme beli tetap tinggi di awal perdagangan besok.
Secara teknikal, pergerakan COCO menunjukkan sinyal campuran. Indikator teknikal secara keseluruhan masih mencatat posisi “sangat jual” dengan enam sinyal jual berbanding satu sinyal beli. Namun, moving average justru memberikan sinyal positif.
RSI di level 48,2 menunjukkan kondisi netral, belum masuk area jenuh beli, sehingga ruang untuk melanjutkan kenaikan masih terbuka. Meskipun demikian, indikator lain seperti MACD (-29,68), ADX (53,05), dan ROC (-32,3) masih menandakan lemahnya tren jangka menengah. Artinya, kenaikan kali ini lebih didorong oleh momentum jangka pendek daripada perubahan arah tren yang fundamental.
Harga penutupan yang sudah berada di atas MA5 (273) dan MA10 (287) menjadi sinyal teknikal kuat bahwa saham ini telah menembus area resistensi terdekat. Namun karena MA20 dan MA50 masih jauh di atas harga penutupan, yaitu di Rp306 dan Rp394, investor perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi atau konsolidasi setelah euforia awal mereda.
Kenaikan tajam tanpa dukungan katalis fundamental sering kali diikuti oleh fase “cooling down” di mana harga akan bergerak mendatar atau sedikit terkoreksi sebelum menemukan arah baru.
Untuk investor jangka pendek, COCO saat ini berada di posisi ideal sebagai saham momentum dengan potensi cuan cepat. Volatilitas tinggi, likuiditas meningkat, dan antrean beli yang padat menjadi kombinasi yang menguntungkan bagi trader yang mampu membaca pergerakan harga harian dengan disiplin tinggi.
Berdasarkan indikator volatilitas ATR (71,95), ruang fluktuasi harga masih cukup lebar. Jika pada sesi berikutnya saham dibuka di atas Rp300 dengan antrean beli yang tetap kuat, peluang reli lanjutan menuju area resistensi Fibonacci di Rp313 hingga Rp340 terbuka luas.
Namun, peluang tinggi selalu diiringi risiko besar. Saham yang menyentuh ARA biasanya akan mengalami koreksi teknikal dalam satu atau dua hari setelah euforia awal, terutama bila tidak ada sentimen fundamental baru yang memperkuat pergerakan harga.
Dengan tren jangka menengah yang masih lemah dan ADX yang belum menunjukkan arah konsisten, investor disarankan menerapkan strategi cut-loss disiplin dan take-profit cepat untuk melindungi keuntungan dari volatilitas tajam.
Secara keseluruhan, COCO tengah memasuki fase momentum rally, yaitu sebuah lonjakan cepat yang memberi peluang besar bagi trader harian untuk meraih keuntungan dalam waktu singkat. Selama minat beli masih tebal dan antrean ARA belum terurai, saham ini berpotensi melanjutkan reli jangka pendek.
Namun bagi investor jangka menengah hingga panjang, kenaikan harga COCO masih tergolong spekulatif karena tidak didorong oleh peningkatan fundamental perusahaan. Dengan demikian, arah pergerakan harga selanjutnya akan sangat bergantung pada kekuatan momentum pasar.
Jika tekanan beli tetap solid dalam dua sesi ke depan, peluang cuan masih terbuka. Namun jika volume melemah dan antrean ARA mulai menipis, potensi koreksi cepat ke kisaran Rp270–Rp280 menjadi skenario yang perlu diantisipasi.(*)