Logo
>

Dampak Revisi Pertumbuhan Ekonomi RI dari Bank Dunia

Ditulis oleh KabarBursa.com
Dampak Revisi Pertumbuhan Ekonomi RI dari Bank Dunia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Dunia telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,9 persen menjadi 5 persen pada tahun 2024. Pertumbuhan ini diperkirakan solid berkat perkembangan kelas menengah dan kebijakan ekonomi yang prudent.

    Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, sependapat dengan proyeksi ini. Ia memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh di kisaran 5 persen hingga 5,1 persen. Prediksi ini juga sesuai dengan perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Asian Development Bank (ADB), yang sama-sama memproyeksikan pertumbuhan 5 persen.

    Namun, Josua mengingatkan bahwa pemerintah harus tetap waspada terhadap berbagai tantangan yang bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah pertumbuhan konsumsi yang masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kuartal I-2024, ekonomi tumbuh 5,1 persen, namun konsumsi hanya meningkat 4,91 persen.

    Pendapatan riil masyarakat juga belum sebanding dengan kenaikan biaya hidup, terutama di kalangan kelas menengah. Untuk mengatasi ini, Josua menekankan pentingnya peningkatan produktivitas ekonomi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan teknologi produksi. Dengan input yang sama, output yang lebih besar dapat dihasilkan.

    Peningkatan produktivitas diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang Indonesia. Josua menambahkan, kunci untuk mencapai target menjadi negara maju pada 2045 adalah transformasi struktural. Jika langkah ini diambil, pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen per tahun bisa menjadi kenyataan.

    Dari sisi eksternal, pemerintah disarankan untuk meningkatkan perannya dalam rantai nilai global, sehingga bisa memberikan kontribusi lebih besar melalui Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Ketergantungan pada sektor komoditas juga perlu dikurangi dengan mendorong kebijakan hilirisasi, memperpanjang rantai pasokan domestik, dan mencari sumber produk atau tujuan ekspor baru.

    Kualitas sumber daya manusia (SDM) juga perlu ditingkatkan untuk mendukung semua agenda tersebut. Josua menyarankan agar pendidikan di Indonesia mampu mengikuti perkembangan teknologi terkini, sehingga bisa menyesuaikan kebutuhan industri. Dengan peningkatan kualitas SDM, produktivitas akan meningkat, yang pada gilirannya akan menarik lebih banyak investasi.

    Investasi yang masuk berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi mendekati potensinya.

    {

    "width": "100 persen",

    "height": "480",

    "symbol": "ECONOMICS:IDGDP",

    "interval": "D",

    "timezone": "Etc/UTC",

    "theme": "light",

    "style": "1",

    "locale": "en",

    "hide_top_toolbar": true,

    "allow_symbol_change": false,

    "save_image": false,

    "calendar": false,

    "hide_volume": true,

    "support_host": "https://www.tradingview.com"

    }

    Hambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024

    Kabar Bursa mrangkum dari berbagai sumber tentang hambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski menunjukkan tren positif, masih dihadapkan pada berbagai hambatan yang bisa mengganggu laju peningkatannya.

    Ekonomi nasional tumbuh namun laju pertumbuhan konsumsi masih tertinggal. Pada kuartal I-2024, misalnya, ekonomi tumbuh sebesar 5,1 persen, namun konsumsi hanya meningkat 4,91 persen. Konsumsi domestik yang lemah ini menunjukkan bahwa masyarakat masih berhati-hati dalam membelanjakan pendapatannya, mungkin karena ketidakpastian ekonomi atau kenaikan biaya hidup.

    Pendapatan riil masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah, belum mampu mengimbangi kenaikan biaya hidup. Kondisi ini mengurangi daya beli dan, pada akhirnya, mempengaruhi pertumbuhan konsumsi. Ketidakcocokan antara pendapatan dan pengeluaran rumah tangga ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi jika tidak segera diatasi.

    Ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada sektor komoditas. Ketika harga komoditas turun di pasar global, penerimaan negara pun terdampak. Untuk mengurangi ketergantungan ini, perlu ada diversifikasi ekonomi dengan mendorong sektor manufaktur dan industri kreatif, serta memperpanjang rantai pasokan domestik.

    Kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia masih menjadi tantangan besar. Peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas. SDM yang terampil akan menarik lebih banyak investasi dan menciptakan lapangan kerja baru, yang pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Infrastruktur yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia juga menjadi hambatan pertumbuhan. Daerah-daerah terpencil sering kali kesulitan mengakses pasar, teknologi, dan layanan dasar. Pemerintah perlu mempercepat pembangunan infrastruktur untuk memastikan semua wilayah dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

    Regulasi yang rumit dan birokrasi yang berbelit-belit sering kali menjadi penghalang bagi investasi. Reformasi regulasi yang menyederhanakan proses perizinan dan mempercepat layanan pemerintah akan meningkatkan iklim investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Faktor eksternal seperti ketidakpastian ekonomi global, perang dagang, dan perubahan kebijakan negara-negara besar juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah perlu mengembangkan strategi yang fleksibel dan adaptif untuk menghadapi dinamika global ini.

    Mengatasi hambatan-hambatan ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat terus menjaga dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya, mencapai target-target ambisius, dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. (*)

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi