Logo
>

Data Buruk Tenaga Kerja AS Picu Langkah Baru The Fed Tekan Suku Bunga

Sebagai bentuk respons atas pasar tenaga kerja yang mulai kehilangan bahkan sebelum tarif tinggi era Trump

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Data Buruk Tenaga Kerja AS Picu Langkah Baru The Fed Tekan Suku Bunga
The Federal Reserve diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga acuan pekan depan.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - The Federal Reserve diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga acuan pekan depan. Langkah ini diyakini tak akan berhenti di sana — pemangkasan diprediksi berlanjut hingga akhir tahun, sebagai bentuk respons atas pasar tenaga kerja yang mulai kehilangan bahkan sebelum tarif tinggi era Trump diberlakukan. Para pelaku pasar menguatkan taruhannya.

    Mengutip laporan Reuters, revisi tahunan awal dari Bureau of Labor Statistics (BLS)—lembaga di bawah Departemen Tenaga Kerja AS—mengungkapkan realita yang mencengangkan: dalam 12 bulan hingga Maret, ekonomi Negeri Paman Sam ternyata menciptakan 911.000 lapangan kerja lebih sedikit dibanding proyeksi awal. Rata-rata pertumbuhan pekerjaan bulanan pun, berdasarkan revisi, hanya sekitar separuh dari angka 147.000 yang sebelumnya dilaporkan.

    Kondisi ini diperburuk oleh data terbaru yang menegaskan adanya perlambatan lanjutan dalam penciptaan lapangan kerja. Ekonom BMO, Sal Guatieri, menyebut dalam catatannya bahwa laporan ini “memberikan landasan tambahan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada pertemuan pekan depan.”

    Sinyal ini memperkuat skenario pelonggaran moneter lebih lanjut hingga akhir tahun. Lebih dari sekadar dua kali pemangkasan seperti yang sebelumnya diproyeksikan oleh para pengambil kebijakan pada Juni lalu.

    Pasar finansial merespons cepat. Mayoritas pelaku pasar masih konsisten dengan spekulasi bahwa The Fed akan menurunkan Fed Funds Rate sebesar 25 basis poin dari level saat ini di 4,25 persen–4,50 persen pada pertemuan FOMC 16–17 September. Penurunan serupa juga diperkirakan terjadi pada pertemuan berikutnya, Oktober mendatang.

    Menariknya, probabilitas pemangkasan suku bunga ketiga pada bulan Desember pun kini dinilai lebih mungkin terjadi daripada sekadar jeda. Namun, ekspektasi pasar untuk pemangkasan keempat pada Januari 2026 mulai menyusut—turun menjadi kurang dari 40 persen, dari sebelumnya nyaris seimbang 50:50 sebelum revisi data tenaga kerja dirilis.

    Di tengah ketidakpastian tersebut, pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, bulan lalu kembali bergema: risiko pelemahan pasar tenaga kerja yang meningkat mungkin membutuhkan pelonggaran kebijakan yang “terukur dan hati-hati.” Namun demikian, para pengambil kebijakan moneter tetap berhati-hati agar tidak bertindak terlalu lunak, terlebih selama inflasi masih berada di atas target 2 persen dan bayang-bayang risiko dari kebijakan tarif Donald Trump masih belum sirna sepenuhnya.

    Menjelang pertemuan krusial tersebut, fokus pasar tertuju pada dua data penting yang akan dirilis The Fed di akhir pekan ini: laporan inflasi produsen dan indeks harga konsumen (CPI). Keduanya diperkirakan akan menunjukkan tekanan harga yang tetap bertahan — sebuah komponen vital dalam menakar arah kebijakan moneter jangka pendek.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.