Logo
>

Demo UU Pilkada, Saham PMMP Milik Kaesang Pangarep Tertekan

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Demo UU Pilkada, Saham PMMP Milik Kaesang Pangarep Tertekan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Demonstrasi besar-besaran yang terjadi di depan Gedung DPR RI pada Kamis, 22 Agustus 2024, menimbulkan dampak signifikan pada pergerakan saham PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP). Saham perusahaan pengolah makanan beku berbasis udang ini, yang sebagian dimiliki oleh Kaesang Pangarep melalui perusahaannya PT Harapan Bangsa Kita, menunjukkan tren merah seiring dengan sentimen negatif yang muncul dari aksi protes tersebut.

    Dalam pekan terakhir, harga saham PMMP mengalami fluktuasi signifikan, mencatatkan kenaikan hingga Rp232 per saham sebelum merosot tajam ke Rp202 per saham, dan akhirnya ditutup pada level Rp206 per saham di akhir pekan.

    Penurunan ini menggambarkan kekhawatiran investor terhadap dampak rencana revisi Undang-Undang Pilkada yang dianggap mempermudah putra bungsu Presiden Joko Widodo untuk maju dalam Pilkada 2024, meskipun usianya masih di bawah batas minimum yang ditetapkan. Sentimen negatif ini turut mempengaruhi harga saham PMMP di bursa.

    Didirikan pada tahun 2004, PMMP telah tumbuh menjadi salah satu produsen olahan udang beku terkemuka di Indonesia. Lebih dari sekadar perusahaan industri, PMMP berkomitmen menjadi mitra bagi klien, komunitas, dan lingkungan sekitarnya.

    Dengan kantor pusat di Surabaya dan enam fasilitas pengolahan di Situbondo, Jawa Timur, dan Tarakan, Kalimantan Utara, PMMP menjunjung tinggi standar kualitas dan keberlanjutan, sehingga produk-produknya berhasil menembus pasar global, termasuk Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Australia. Produk PMMP bahkan telah masuk ke pasar retail di Amerika Serikat dan Jepang.

    Dari sisi kepemilikan saham, PT Tiga Makin Jaya menjadi pemegang saham pengendali utama dengan porsi sebesar 39,09 persen atau setara dengan 1,01 miliar saham. Selain itu, saham publik non-warkat tercatat menguasai 22,73 persen atau sekitar 588,3 juta saham, sementara PT Harapan Bangsa Kita memiliki 7,27 persen atau 188,24 juta saham.

    Struktur manajemen PMMP juga cukup solid, dengan Soesilo Soebardjo menjabat sebagai Komisaris dan memiliki 22,41 persen saham atau 580 juta saham. Martinus Soesilo dan Hirawan Tedjo Koesoemo masing-masing menjabat sebagai anggota Direksi dengan kepemilikan saham sebesar 7,73 persen (200 juta saham) dan 0,77 persen (20 juta saham).

    Namun, jumlah pemegang saham PMMP menunjukkan tren penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Data per 31 Juli 2024 mencatat jumlah pemegang saham sebanyak 9.044, turun dari 10.647 pada 31 Maret 2024 dan 10.214 pada 29 Februari 2024. Penurunan ini mungkin mencerminkan perubahan strategi investasi di antara pemegang saham atau dinamika pasar yang berpengaruh.

    Kinerja Keuangan PMMP

    Di kuartal pertama 2024, PMMP melaporkan laba bersih sebesar Rp26 miliar, turun signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp39 miliar. Angka ini menunjukkan tantangan yang dihadapi perusahaan di awal tahun. Hingga kini, laporan keuangan kuartal kedua 2024 belum dirilis.

    Pada kuartal keempat 2023, PMMP mencatat kerugian sebesar Rp72 miliar, yang mengindikasikan adanya volatilitas dalam kinerja keuangan. Meski begitu, laba tahunan 2024 diproyeksikan mencapai Rp106 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun 2023 yang hanya Rp1 miliar, mengindikasikan upaya pemulihan dari kerugian sebelumnya.

    Secara keseluruhan, laporan keuangan TTM menunjukkan pendapatan sebesar Rp2,86 triliun dengan laba kotor sebesar Rp431 miliar dan EBITDA sebesar Rp256 miliar, namun laba bersih menunjukkan kerugian sebesar Rp11 miliar, mencerminkan adanya beban lain yang cukup besar.

    Perusahaan saat ini memiliki kas sebesar Rp228 miliar dan total aset mencapai Rp5,00 triliun. Namun, total liabilitas yang tinggi sebesar Rp3,60 triliun, dengan utang jangka pendek mencapai Rp3,11 triliun, menunjukkan tekanan finansial yang signifikan. Dengan total ekuitas sebesar Rp1,39 triliun dan utang bersih Rp2,98 triliun, ini menjadi indikator penting bagi kesehatan keuangan perusahaan ke depan.

    Arus kas operasi dalam periode TTM mengalami defisit sebesar Rp278 miliar, menunjukkan lebih banyak uang keluar untuk operasional dibandingkan pendapatan yang dihasilkan. Arus kas dari aktivitas investasi juga mengalami defisit sebesar Rp176 miliar, menandakan adanya investasi besar, mungkin untuk ekspansi atau pengembangan aset. Sebaliknya, arus kas dari pendanaan menunjukkan surplus sebesar Rp522 miliar, kemungkinan besar berasal dari pinjaman atau penerbitan saham.

    Belanja modal sebesar Rp176 miliar menunjukkan investasi signifikan dalam infrastruktur atau aset tetap. Namun, dengan arus kas bebas negatif sebesar Rp454 miliar, perusahaan menghadapi tantangan dalam menjaga likuiditas.

    Pendapatan kuartal yoy mengalami penurunan sebesar 4,72 persen, yang juga tercermin dalam pendapatan ytd. Penurunan tahunan (Annual yoy Growth) sebesar 2,43 persen menunjukkan tekanan pada kinerja perusahaan di pasar yang lebih luas. Laba bersih kuartal yoy turun 32,11 persen, dan secara tahunan turun 98,93 persen, mencerminkan kesulitan dalam menjaga profitabilitas sepanjang tahun.

    Harga Saham PMMP

    Valuasi saham PMMP, yang diukur dengan rasio harga terhadap pendapatan (PE Ratio) annualised sebesar 5,03 kali, menunjukkan valuasi saham yang relatif murah di tengah peningkatan laba tahunan. Namun, PE Ratio berdasarkan trailing twelve months (TTM) tercatat negatif di angka -47,28 kali, mencerminkan kinerja yang belum stabil.

    Rasio harga terhadap penjualan (Price to Sales) berada di angka 0,19 kali, dan rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) sebesar 0,38 kali, menunjukkan saham PMMP diperdagangkan dengan diskon relatif terhadap pendapatannya. Meskipun terdapat potensi risiko, rasio ini menunjukkan valuasi yang menarik.

    Dalam hal kinerja per saham, laba bersih per saham (EPS) berdasarkan TTM berada di posisi negatif Rp4,36, mencerminkan kerugian per saham dalam periode tersebut. Namun, secara annualised, EPS menunjukkan nilai positif sebesar Rp40,95 per saham, yang menandakan adanya potensi perbaikan kinerja.

    Rasio solvabilitas perusahaan menunjukkan bahwa rasio lancar (Current Ratio) berada di angka 1,20 kali, menandakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Namun, rasio cepat (Quick Ratio) sebesar 0,38 kali menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam posisi likuiditas yang lebih rentan jika diukur dari aset paling likuid.

    Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) PMMP mencapai 2,30 kali, mengindikasikan beban utang yang cukup besar dibandingkan dengan ekuitasnya, menjadi perhatian bagi investor terkait risiko keuangan yang dihadapi.

    Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE) perusahaan masing-masing tercatat negatif -0,23 persen dan -0,81 persen, mencerminkan tantangan dalam menghasilkan keuntungan dari aset dan ekuitas yang dimilikinya.

    Meski demikian, margin laba kotor (Gross Profit Margin) tercatat sebesar 17,09 persen dan margin laba operasi (Operating Profit Margin) mencapai 11,01 persen, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan profitabilitas operasional meskipun margin laba bersih hanya sebesar 3,36 persen.

    Kinerja saham PMMP menunjukkan kenaikan kecil sebesar 0,98 persen dalam satu bulan terakhir, namun turun 3,74 persen dalam tiga bulan, 33,12 persen dalam enam bulan, dan 26,43 persen dalam satu tahun terakhir, sementara dalam tiga tahun turun 59,61 persen. Return year-to-date (ytd) sebesar -21,37 persen menunjukkan tekanan besar yang dihadapi saham perusahaan.

    Harga tertinggi saham dalam 52 minggu terakhir tercatat di Rp530 per saham dan harga terendah di Rp156 per saham, mencerminkan volatilitas yang tinggi di pasar.

    Secara keseluruhan, data keuangan dan operasional PMMP menunjukkan adanya tantangan signifikan dalam menjaga stabilitas dan profitabilitas. Meskipun ada upaya investasi dan pendanaan, kinerja operasional yang negatif dan tekanan pada harga saham menandakan bahwa perusahaan masih dalam fase pemulihan yang penuh tantangan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).