Logo
>

Direktur Koleksi 500 Ribu Saham BFIN di Harga Rp915 per Lembar

Ditulis oleh Syahrianto
Direktur Koleksi 500 Ribu Saham BFIN di Harga Rp915 per Lembar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) baru-baru ini mengumumkan bahwa Direktur BFIN, Sutadi, kembali menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan tersebut. Hal ini terungkap melalui keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan BFI Finance, Sudjono.

    Dalam pernyataannya, Sudjono mengungkapkan bahwa Sutadi telah mengoleksi sebanyak 500 ribu lembar saham BFIN dengan harga beli Rp 915 per lembar.

    "Tujuan transaksi oleh Sutadi adalah investasi, sedangkan status kepemilikan saham merupakan langsung," jelas Sudjono, yang dikutip pada Kamis, 10 Oktober 2024.

    Langkah ini mencerminkan komitmen Sutadi terhadap perusahaan dan keyakinannya akan potensi pertumbuhan BFI Finance di masa depan.

    Dengan transaksi ini, total kepemilikan saham Sutadi di BFI Finance meningkat menjadi 18.817.000 lembar saham, yang setara dengan 0,12 persen dari total saham yang beredar.

    Sebelumnya, Sutadi memiliki 18.317.000 lembar saham, yang berarti proporsi kepemilikannya juga mengalami peningkatan dari 0,11 persen.

    Menariknya, ini bukan kali pertama Sutadi melakukan pembelian saham. Pada tanggal 12 Juni 2024, Sutadi juga melakukan pembelian sebanyak 200 ribu lembar saham dengan harga Rp900 per lembar.

    Dengan harga beli yang lebih rendah dari harga pasar saat ini, yang berada di level Rp960 per lembar, Sutadi menunjukkan strategi investasi yang cermat, berpotensi mendapatkan keuntungan lebih besar seiring dengan kenaikan nilai saham di masa depan.

    Mengenai struktur pemegang saham BFIN per 30 Juni 2024, Trinugraha Capital & Co SCA menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan sebanyak 7.688.125.938 lembar saham, setara dengan 51,12 persen.

    Grup ini terdiri atas pemodal besar seperti Northstar Group, Boy Thohir, dan Jerry Ng, yang berkontribusi signifikan terhadap keputusan strategis perusahaan.

    Sementara itu, masyarakat umum memegang sebanyak 7.351.257.682 lembar saham atau 48,88 persen, dan terdapat pula treasury stock yang tidak berkontribusi dalam kepemilikan publik dengan jumlah 927.732.000 lembar saham.

    Saham BFIN Hari ini

    Saham BFIN mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, di level 1,04 persen atau turun 10 poin ke level 955. Volume perdagangan tercatat mencapai 1,37 juta lot, lebih rendah dari rata-rata volume harian sebesar 16,55 juta lot.

    Saham BFIN dibuka di level 970, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya di 965. Namun, sepanjang sesi perdagangan hari ini, saham ini sempat menyentuh level tertinggi di 970, sebelum akhirnya menyentuh titik terendah di 955.

    Secara kinerja jangka pendek, saham BFIN mencatatkan kenaikan 2,67 persen dalam sepekan terakhir. Namun, bila dilihat dalam periode satu bulan, saham ini mengalami koreksi sebesar 4,48 persen.

    Tren penurunan lebih tajam terlihat pada kinerja enam bulan terakhir, di mana harga saham BFIN tergerus 23,20 persen, sementara dalam satu tahun terakhir, penurunan mencapai 12,73 persen.

    Penurunan hari ini terjadi di tengah tekanan pasar yang memengaruhi sektor keuangan. Total nilai transaksi saham BFIN tercatat sebesar Rp 1,3 miliar dengan frekuensi perdagangan yang cukup aktif.

    Dengan pergerakan saham yang fluktuatif ini, investor perlu mencermati kondisi pasar secara keseluruhan dan kinerja fundamental perusahaan dalam menghadapi volatilitas yang sedang berlangsung.

    Kinerja Keuangan BFI Finance

    PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) melaporkan penurunan laba bersih pada Kuartal II 2024, mencatatkan Rp 685,8 miliar, turun 19,2 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 848,4 miliar. Penurunan ini mengakibatkan laba bersih per saham (EPS) menjadi Rp 42,87 per lembar saham.

    Dari sisi pendapatan, BFIN meraih pendapatan sebesar Rp 3,1 triliun pada semester pertama 2024, turun 3,1 persen dibandingkan dengan Rp 3,2 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Namun, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (QoQ), pendapatan menunjukkan sedikit peningkatan sebesar 93,8 persen. Penurunan laba ini juga tercermin pada EBITDA yang mencapai Rp 952,5 miliar, turun 13,4 persen secara tahunan (YoY) dari Rp 1,1 triliun di semester pertama 2023.

    BFIN mencatat penurunan EBITDA margin menjadi 30,7 persen, sedangkan net margin berada di 22,1 persen. Sementara itu, rasio profitabilitas BFIN menunjukkan Return on Assets (ROA) sebesar 2,82 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 7,09 persen, menandakan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset dan ekuitasnya masih cukup tertekan.

    Dari segi beban, BFIN menanggung biaya bunga sebesar Rp 470,6 miliar pada periode ini, yang menghasilkan rasio EBITDA terhadap beban bunga (EBITDA/Interest Expense) sebesar 2,02 kali. Artinya, kemampuan perusahaan untuk menutupi biaya bunga dari EBITDA masih tergolong rendah.

    Pada sisi neraca, BFIN mencatat kas sebesar Rp 1,74 triliun, dengan total aset mencapai Rp 24,3 triliun. Meski tidak memiliki utang jangka pendek, utang jangka panjangnya tercatat cukup besar, yakni Rp 14,61 triliun, memberikan rasio utang terhadap ekuitas (Debt/Equity) sebesar 1,51 kali dan rasio utang terhadap total kapitalisasi sebesar 60 persen. Rasio ini menunjukkan bahwa struktur permodalan BFIN cukup dipengaruhi oleh utang jangka panjang.

    Secara keseluruhan, penurunan laba bersih dan rasio leverage yang tinggi memberikan gambaran bahwa BFIN menghadapi tantangan dalam menjaga pertumbuhan kinerja di tengah tekanan pasar dan biaya operasional yang tinggi.

    Meski begitu, perusahaan tetap menjaga tingkat pengembalian modal yang moderat dengan rasio Dividen per saham (DPS) sebesar Rp 27,00. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.