Logo
>

Divestasi Saham TPIA Dinilai Tak Berdampak Signifikan ke Pasar

Harga pasar TPIA saat ini berada di kisaran Rp9.900 per saham. Jika seluruh 10,57 persen saham dijual di harga tersebut, nilainya bisa menembus Rp90 triliun.

Ditulis oleh Yunila Wati
Divestasi Saham TPIA Dinilai Tak Berdampak Signifikan ke Pasar
Salah satu fasilitas yang dimiliki dan dikelola oleh Chandra Asri atau TPIA. (Foto: Dok. Chandra Asri)

KABARBURSA.COM - Rencana SCG Chemicals Co. Ltd. melepas sebagian kepemilikannya di PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menjadi sorotan investor dalam beberapa hari terakhir. 

Analis pasar menilai aksi divestasi ini tidak akan memberi tekanan berarti terhadap harga saham TPIA di pasar reguler.

SCG Chemicals, yang saat ini menggenggam 30,57 persen saham TPIA, berencana menjual sekitar 10,57 persen kepemilikannya. Namun penjualan ini diperkirakan tak akan dilakukan di pasar terbuka, melainkan melalui jalur negosiasi. 

Artinya, saham tidak akan langsung dilempar ke pasar yang bisa memicu tekanan harga, melainkan dijual langsung ke pihak tertentu, kemungkinan besar mitra strategis atau investor yang sudah diincar.

Harga pasar TPIA saat ini berada di kisaran Rp9.900 per saham. Jika seluruh 10,57 persen saham dijual di harga tersebut, nilainya bisa menembus Rp90 triliun. 

Investment Analyst Stockbit Theodorus Melvin menilai, skenario itu sangat kecil kemungkinannya. Dengan mempertimbangkan valuasi industri petrokimia di kawasan, nilai wajar saham yang akan dijual SCG diperkirakan berada di rentang Rp6,4 hingga Rp12,8 triliun.

Estimasi ini menggunakan pendekatan relatif berdasarkan rasio enterprise value terhadap EBITDA (EV/EBITDA), di mana TPIA dibandingkan dengan tiga pemain besar di Asia, yaitu PTT Global Chemical dari Thailand, Petronas Chemicals dari Malaysia, dan Formosa Chemicals & Fibre dari Taiwan. 

Ketiganya memiliki rerata EV/EBITDA sekitar 15,89 kali, angka yang kemudian dipakai sebagai dasar valuasi TPIA.

Potensi Harga Jual Lebih Tinggi dari Estimasi

Dengan asumsi EBITDA TPIA berada dalam kisaran USD313 juta hingga US$550 juta, suatu angka yang dinilai realistis untuk kondisi normal atau saat bisnis petrokimia berada di puncak siklus, nilai total perusahaan diperkirakan berada antara Rp60 triliun hingga Rp122 triliun. 

Jika dikalikan dengan porsi yang akan dilepas SCG, estimasinya mencapai kisaran Rp6,4 triliun sampai Rp12,8 triliun.

Di luar angka-angka tersebut, ada satu hal yang patut dicatat, yaitu potensi harga jual yang lebih tinggi dari estimasi, terutama jika pembeli berasal dari pihak yang ingin memperkuat posisi kendali atas TPIA.

Seperti diketahui, saham TPIA selama ini juga menarik perhatian investor strategis karena posisinya yang penting dalam industri petrokimia nasional dan akuisisi strategis seperti pembelian kilang Shell di Singapura.

Adapun dari sisi biaya perolehan (cost basis), SCG disebut-sebut telah menginvestasikan sekitar Rp10,6 triliun untuk mendapatkan 30,57 persen saham TPIA. 

Harga rata-rata akuisisi disebut berada di kisaran Rp401 per lembar, hasil akumulasi pembelian sejak 2011 dari berbagai pihak, termasuk GIC dan Barito Pacific, serta partisipasi dalam tiga rights issue TPIA.

Data Keuangan TPIA Masih Stabil

Data keuangan TPIA per kuartal I 2025 menunjukkan kondisi yang relatif stabil. Perusahaan memiliki kas USD1,7 miliar, utang sebesar USD2,5 miliar, dan kepemilikan minoritas senilai USD452 juta. 

Dengan asumsi nilai tukar di angka Rp16.250 per dolar AS, valuasi total perusahaan terlihat sejalan dengan estimasi sebelumnya.

Kesimpulannya, langkah SCG melepaskan sebagian sahamnya di TPIA dinilai lebih bernuansa manuver strategis ketimbang sinyal pelemahan. Selama proses dilakukan melalui jalur negosiasi, tekanan terhadap harga saham di pasar reguler diperkirakan minim. 

Bagi investor, ini menjadi waktu yang tepat untuk mencermati dinamika lebih dalam, terutama terkait arah konsolidasi kepemilikan dan potensi mitra baru yang akan masuk ke struktur pemegang saham TPIA.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79