Logo
>

Dow Jones, Nasdaq, dan S&P 500 Cetak Rekor Baru di Tengah Reli Saham Teknologi

Rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. Optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi biaya pinjaman

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Dow Jones, Nasdaq, dan S&P 500 Cetak Rekor Baru di Tengah Reli Saham Teknologi
The Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunga demi menopang laju pemulihan ekonomi.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks-indeks utama Wall Street kembali mengukir tonggak sejarah. Lonjakan saham-saham teknologi, penguatan UnitedHealth, serta revisi data ketenagakerjaan AS menjadi katalis yang mengokohkan ekspektasi pasar: The Federal Reserve akan segera menurunkan suku bunga demi menopang laju pemulihan ekonomi.

    Tiga indeks utama – S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones Industrial Average – menutup sesi perdagangan dengan mencetak rekor penutupan tertinggi sepanjang masa. Optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi biaya pinjaman yang lebih rendah terus menjadi bahan bakar utama reli tahun ini.

    S&P 500 menguat 0,27 persen dan ditutup di level 6.512,61 poin, melampaui rekor sebelumnya yang tercipta pada Kamis lalu. Nasdaq naik 0,37 persen menjadi 21.879,49 poin – rekor penutupan tertinggi kedua secara berturut-turut. Dow Jones melonjak 0,43 persen ke level 45.711,34 poin, melewati pencapaian 28 Agustus.

    Delapan dari sebelas sektor dalam indeks S&P 500 menguat, dipimpin sektor jasa komunikasi yang melesat 1,64 persen, disusul sektor utilitas dengan kenaikan 0,71 persen. Sepanjang tahun berjalan, S&P 500 mencatat kenaikan sekitar 11 persen, sementara Nasdaq tumbuh 13 persen.

    Namun tak semua saham bernasib baik. Apple tergelincir 1,5 persen pasca peluncuran iPhone terbaru yang dinilai kurang menggugah minat pelaku pasar. Broadcom juga tertekan 2,6 persen setelah sebelumnya mencetak reli lima hari beruntun.

    Revisi data ketenagakerjaan dari pemerintah AS menunjukkan bahwa selama 12 bulan hingga Maret, ekonomi menciptakan 911.000 lapangan kerja lebih sedikit dibanding estimasi awal. Indikasi ini memperkuat pandangan bahwa pasar tenaga kerja mulai kehilangan momentum, bahkan sebelum pemerintahan Presiden Donald Trump memberlakukan tarif perdagangan secara global.

    Dengan latar belakang ini, pasar finansial telah mengantisipasi peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan The Fed pekan depan. Bahkan, probabilitas untuk pemangkasan lebih besar – 50 basis poin – telah mencapai hampir 10 persen, menurut perangkat prediksi CME FedWatch. Seperti dilansir reuters.

    Data ketenagakerjaan non-pertanian terbaru untuk Juli dan Agustus juga mengonfirmasi pelemahan pasar tenaga kerja. “Ini bukan penghalang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga,” ujar Paul Nolte dari Murphy & Sylvest. “Data ini mempertegas kerapuhan sektor ketenagakerjaan, walau kita belum tahu perinciannya per bulan.”

    Saham UnitedHealth mencuat setelah estimasi jumlah peserta Medicare Advantage sesuai proyeksi, membuka peluang peningkatan pembayaran dari pemerintah. Saham JPMorgan Chase turut terdongkrak 1,7 persen, usai seorang eksekutif menyatakan bahwa pendapatan perbankan investasi diprediksi tumbuh dua digit pada kuartal ketiga. Pendapatan dari lini pasar modal bahkan diproyeksikan melonjak hingga belasan persen tinggi.

    “Ini semua sinyal ekonomi yang tetap bernapas sehat,” ungkap Jed Ellerbroek dari Argent Capital. “Kegiatan merger dan akuisisi kembali bergeliat, setelah sebelumnya tertahan oleh kebijakan tarif dagang era Trump.”

    Fokus pelaku pasar kini beralih ke laporan inflasi produsen yang dirilis Rabu, dan data harga konsumen pada Kamis. Kedua laporan tersebut diperkirakan memberi gambaran seberapa besar dampak lanjutan dari kebijakan tarif, sekaligus membuka jalan bagi kebijakan moneter yang lebih longgar.

    Saham teknologi mencuri sorotan. Nebius melesat hampir 50 persen usai menandatangani kesepakatan senilai USD17,4 miliar dengan Microsoft. Rivalnya, CoreWeave, juga menguat 7 persen.

    Sementara itu, saham Class B Fox Corp merosot 6,7 persen dan News Corp turun 4,5 persen setelah keluarga Murdoch mencapai kesepakatan yang menyerahkan tongkat kendali kepada Lachlan Murdoch, putra sulung Rupert Murdoch.

    Di sektor energi dan bahan baku, Albemarle jatuh 11,5 persen karena kekhawatiran meredanya keketatan pasokan. Kabar bahwa produsen baterai asal China, CATL, akan melanjutkan aktivitas produksi di tambang lithium menekan sentimen terhadap emiten ini.

    Dalam sesi after-market, Oracle melonjak 12 persenmenyusul laporan kinerja kuartalannya yang di atas ekspektasi.

    Pada sesi reguler, jumlah saham yang turun di S&P 500 lebih banyak dibanding yang naik, dengan rasio 1,4:1. Indeks mencatat 19 rekor tertinggi baru dan nihil rekor terendah. Nasdaq mencatat 100 rekor tertinggi baru, meski juga dibayangi 64 rekor terendah.

    Volume perdagangan relatif tipis – sekitar 15,6 miliar saham berpindah tangan, di bawah rata-rata 20 hari terakhir sebesar 16,1 miliar saham.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.