KABARBURSA.COM - PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) tengah membidik peluang untuk menjadi pemain di after market industri otomotif. After market industri sendiri merupakan produk yang dibuat oleh pihak ketiga dengan tujuan meningkatkan kualitas produk.
Emiten yang fokus di manufaktur komponen otomotif ini pun telah mengembangkan produk-produk inovatif seperti Auxiliary Battery dengan nama DC Battery Lithium 12V.
Wakil Kepala Divisi Pengembangan Bisnis DRMA Steven Santoso mengatakan, DC Battery Lithium 12V ini bisa menjadi alternatif aki yang jauh lebih ringan dan tahan lama.
"Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, seperti usia produk lebih panjang, kinerja lebih tinggi, voltase lebih stabil, desain anti bocor dan ringan, eco-friendly, serta harga lebih kompetitif, DC Battery Lithium 12V ini merupakan produk inovatif karya anak bangsa yang patut dibanggakan," kata Steven dalam keterangan resminya, dikutip Senin, 19 Mei 2025.
Steven mengaku, DRMA sangat serius dalam mendukung pengembangan ekosistem kendaraan bermotor di Indonesia yang memiliki tingkat TKDN tinggi serta kualitas unggul berlisensi.
Perseroan kini sedang mengembangkan merek Dharma Connect yang di dalamnya memiliki beragam produk seperti DC Battery (battery pack, battery energy storage system, dan auxiliary battery), DC Power (slow dan fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross yang menawarkan solusi konversi kendaraan listrik untuk roda dua dan roda empat.
Saat ini, penjualan DC Battery Lihtium 12V masih B2B ke beberapa rekanan perusahaan dan distributor melalui Saikono Otoparts Indonesia, yang juga merupakan bengkel konversi resmi DRMA yang terakreditasi.
Produk ini bisa untuk menggantikan aki 6Ah, sementara varian 3.5Ah dan baterai untuk mobil direncanakan akan hadir di semester II tahun 2025.
Laba Bersih Rp145,3 Miliar di Kuartal I 2025
PT Dharma Polimetal Tbk atau DRMA berhasil meraih kinerja positif sepanjang kuartal I 2025 dengan mencetak laba bersih sebesar Rp145,3 miliar. Angka ini tumbuh 6,7 persen secara YoY (Year on Year).
Selain mencatat kinerja positif dari segi laba bersih, emiten manufaktur komponen otomotif ini juga berhasil mencatat penjualan Rp1,5 triliun, naik 9,4 persen YoY.
Segmen kendaraan roda dua yang merupakan mesin utama penghasil pendapatan DRMA membukukan penjualan sebesar Rp926,5 miliar, meningkat 15,6 persen YoY. Dengan catatan ini, segmen roda dua menyumbang 63 persen dari total penjualan Perseroan.
President Direktur DRMA Irianto Santoso, mengaku industri otomotif saat ini tengah diterpa tantangan luar biasa.
"Misalnya, terjadi penurunan penjualan kendaraan roda empat selama Q1 2025 dibandingkan dengan Q1 2024, DRMA berhasil membukukan pertumbuhan penjualan maupun laba bersih yang positif," papar Irianto dalam keterangan resminya pada 29 April 2025.
Adapun tantangan yang dihadapi industri otomotif adalah penjualan kendaraan roda empat ataupun kondisi ekonomi global yang sedang dibayangi ancaman perang tarif. Meski terdapat sejumlah rintangan, manajemen DRMA berharap dapat meraih target pertumbuhan pendapatan 10 persen tahun ini.
Sementara itu, DRMA juga telah menyiapkan belanja modal (capex) untuk 2025 sebesar Rp400 miliar, sama dengan jumlah capex tahun sebelumnya. Manajemen menyampaikan, dana tersebut akan digunakan untuk investasi pengadaan mesin-mesin baru, produk baru, serta untuk mengembangkan battery energy storage system (BESS) yang proses produksinya sepenuhnya otomatis.
"Kita hilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan dan pemborosan-pemborosan dalam segala aspek, baik di dalam operasional maupun di luar operasional. Selain itu, kita juga akan meningkatkan upaya untuk mendapatkan order baru dari para pelanggan kita," jelas Irianto.
DRMA Siap Sebar Dividen Tunai Rp202,3 Miliar
Sebelumnya, DRMA telah mengumumkan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp202,3 miliar kepada para pemegang saham.
Keputusan tersebut disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Perseroan di Cikarang pada Rabu, 22 April 2025.
Perlu diketahui, dividen yang ditebar DRMA adalah sebesar 35 persen dari laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tahun 2024 yang tercatat sebesar Rp579,3 miliar.
"Pembagian dividen Ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pemegang saham DRMA,” kata President Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso, dalam keterangan tertulisnya, 23 April 2025.
Adapun pembagian dividen dilakukan setelah emiten manufaktur komponen otomotif ini sukses meraih penjualan stabil senilai Rp5,5 triliun pada tahun buku 2024.
Pencapaian penjualan tersebut mengantarkan pada tumbuhnya laba inti tahun berjalan sebesar 4,2 persen atau naik dari Rp555.81 miliar menjadi Rp579.3 miliar di tahun 2024.
Penggerak catatan positif itu ditopang oleh segmen kendaraan roda dua yang mencatatkan penjualan sebesar Rp3,3 triliun atau naik 11,9 persen YoY. Dengan jumlah penjualan tersebut, segmen ini menyumbang 59 persen dari total penjualan DRMA.
Di satu sisi, DRMA terus giat mendiversifikasi portofolio produknya. Salah satu diversifikasi usaha yang tengah dikembangkan adalah Battery Energy Storage System (BESS).
Langkah tersebut telah dikembangkan di pabrik baru milik anak usaha Perseroan yaitu PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI).
BESS sendiri adalah baterai penyimpan energi yang umumnya digunakan untuk menyimpan energi dari panel surya. Di portofolio bisnis yang baru dirintis ini, DRMA berhasil memasok BESS sebanyak 600 unit kepada salah satu pengembang perumahan.
Irianto Santoso menjelaskan, BESS merupakan sistem penyimpanan energi yang umumnya digunakan untuk menyimpan daya dari panel surya. Produk ini menandai langkah besar DRMA dalam memperluas cakupan bisnisnya ke sektor energi terbarukan.
Hal ini dilakukan untuk menyiapkan berbagai strategi di awal tahun 2025 untuk meningkatkan penjualan, salah satunya dengan menambah portofolio bisnis di luar sektor otomotif.(*)