KABARBURSA.COM - Dua saham emiten produsen emas ini kompak naik pada perdagangan Jumat, 13 September 2024, seiring komoditas acuannya menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) baru. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini, saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) naik 2,11 persen dan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) tumbuh 1,90 persen. Untuk saham PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) meningkat sebesar 1,56 persen.
PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)
Ketika harga emas meroket dan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa (All-Time High), banyak investor mengalihkan perhatian mereka ke perusahaan-perusahaan yang terkait dengan komoditas berharga ini. Salah satu saham yang sering menjadi sorotan adalah ARCI.
Namun, ketika kita menganalisis kinerja ARCI melalui lensa investasi legendaris, Peter Lynch, muncul beberapa pertanyaan menarik. Kenapa saham ARCI justru mengalami penurunan ketika emas sedang bersinar? Mari kita bedah lebih dalam.
Ketika kita menerapkan pendekatan Peter Lynch pada saham ARCI, beberapa poin penting mencuat:
- Valuasi yang Terlalu Tinggi: Rasio Price-to-Earnings (PE) ARCI jauh di atas rata-rata pasar, menunjukkan bahwa investor telah memberikan valuasi yang sangat tinggi pada saham ini. Peter Lynch sering mengingatkan kita untuk berhati-hati dengan saham yang terlalu mahal, terutama jika tidak didukung oleh pertumbuhan laba yang kuat.
- Pertumbuhan Laba yang Lemah: Meskipun pendapatan ARCI meningkat, laba bersih justru mengalami penurunan yang signifikan. Ini adalah sinyal peringatan bagi investor. Peter Lynch mencari perusahaan dengan pertumbuhan laba yang konsisten, bukan hanya pertumbuhan pendapatan.
- Profitabilitas Rendah: Margin keuntungan ARCI sangat tipis, bahkan cenderung negatif. Ini berarti perusahaan kesulitan dalam mengelola biaya dan menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah pendapatan yang dihasilkan.
- Utang yang Menumpuk: Tingkat utang ARCI cukup tinggi, dan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pun terbatas. Peter Lynch lebih menyukai perusahaan dengan neraca yang sehat dan utang yang terkendali.
- Arus Kas Negatif: Alih-alih menghasilkan uang tunai, ARCI justru membakar uang tunai. Ini adalah tanda bahaya besar, karena perusahaan membutuhkan uang tunai untuk beroperasi, berinvestasi, dan membayar utang.