Logo
>

Dua Emiten Non-Siklikal ini Rekomendasi Beli

Ditulis oleh Yunila Wati
Dua Emiten Non-Siklikal ini Rekomendasi Beli

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Program makan bergizi gratis dan kenaikan upah minimum yang diproyeksikan mampu meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya pada segmen berpenghasilan rendah, menyulut dua emiten non-siklikal yaitu Indofood Sukses Makmur Tbk atau INDF dan Mayora Indah Tbk atau MYOR, menggeliat.

    Meskipun demikian, sektor konsumer tidak tanpa tantangan. Salah satu risiko utama yang dihadapi adalah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang dapat berdampak pada kenaikan harga bahan baku, seperti minyak sawit mentah (CPO), yang diprediksi akan meningkat sekitar 33,7 persen sepanjang tahun 2024. Kenaikan biaya ini berpotensi membatasi kemampuan perusahaan untuk mempertahankan profitabilitasnya.

    Namun positifnya, penurunan harga bahan baku seperti gandum yang tercatat melemah 14,8 persen dan gula yang terkoreksi 5,6 persen pada 2024, membuka peluang bagi perbaikan margin bagi beberapa emiten.

    Selain itu, sektor konsumer dihadapkan pada fenomena trading down, di mana konsumen beralih ke produk yang lebih murah, yang dapat memengaruhi penjualan perusahaan. Tekanan margin yang disebabkan oleh kondisi ini, ditambah dengan ketegangan geopolitik dan fenomena La Nina yang dapat memengaruhi harga komoditas, merupakan faktor risiko yang perlu diperhatikan oleh investor.

    Meskipun demikian, penurunan harga bahan baku yang terjadi pada 2024 memberikan peluang bagi beberapa saham untuk mengungguli pasar pada tahun 2025.

    Dalam proyeksi tersebut, Muhammad Wafi, analis RHB Sekuritas Indonesia Sekuritas merekomendasikan saham INDF dan MYOR sebagai pilihan utama di sektor konsumer. Kedua saham ini direkomendasikan beli.

    PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masing-masing merupakan perusahaan yang telah memenuhi kriteria syariah dan berpotensi memberikan keuntungan menarik bagi para investor. Dengan memanfaatkan analisis teknikal, keduanya menunjukkan peluang yang menggembirakan untuk dipertimbangkan dalam portofolio saham.

    INDF yang tercatat pada level 7550, menunjukkan tanda-tanda breakout dengan potensi penembusan pada level 7500. Jika level ini berhasil diterobos, diprediksi harga saham bisa melanjutkan tren positif menuju level 7800 hingga 8200. Bagi para investor yang sedang mempertimbangkan untuk masuk, penempatan exit strategi di bawah level 7300 bisa digunakan untuk membatasi risiko, memastikan keputusan investasi tetap terkendali meskipun volatilitas pasar dapat terjadi.

    Sementara itu, saham MYOR yang diperdagangkan pada harga 2520 menunjukkan peluang untuk beli dengan potensi breakout yang kuat setelah menembus angka 2500. Jika hal ini terjadi, target harga MYOR selanjutnya berada di kisaran 2600 hingga 2740. Namun, bagi investor yang ingin mengelola risiko lebih hati-hati, disarankan untuk keluar dari posisi jika harga saham turun di bawah level 2410, guna meminimalisir kerugian.

    Kedua saham tersebut menunjukkan potensi keuntungan dengan memperhatikan indikator teknikal dan memiliki karakteristik yang cocok untuk strategi investasi jangka pendek hingga menengah, terutama bagi para investor yang mencari saham dengan kedisiplinan pengelolaan risiko yang baik.

    MYOR Likuidasi Anak Usaha

    PT Mayora Indah Tbk (MYOR), perusahaan yang dikenal luas melalui merek dagang seperti Kopiko, Astor, dan Beng-Beng, memberikan penjelasan resmi mengenai rencana likuidasi salah satu anak usahanya, Mayora Nederland B.V., yang berbasis di Belanda.

    Menurut Yuni Gunawan, Corporate Secretary MYOR Yuni Gunawan menjelaskan, keputusan ini diambil karena keberadaan Mayora Nederland B.V. tidak lagi relevan dengan kebutuhan operasional perusahaan saat ini.

    Mayora Nederland B.V. awalnya didirikan pada tahun 1996 untuk mendukung penerbitan program Global Medium Term Note (GMTN), di mana PT Mayora Indah Tbk bertindak sebagai penjamin. Langkah ini memungkinkan perusahaan memperoleh pendanaan melalui penerbitan global bonds dalam mata uang asing, khususnya dolar AS.

    Namun, perubahan kondisi ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar, khususnya antara dolar AS dan Rupiah, telah menciptakan tantangan yang signifikan dalam pengelolaan risiko keuangan perusahaan.

    Seiring berjalannya waktu, MYOR memutuskan untuk tidak lagi menarik pinjaman dalam mata uang asing dan sepenuhnya beralih fokus pada pinjaman dalam mata uang Rupiah. Langkah strategis ini diambil untuk meminimalkan risiko nilai tukar dan mendukung stabilitas keuangan perusahaan. Menurut Yuni Gunawan, kebijakan ini selaras dengan upaya perusahaan dalam mengelola keuangan secara lebih efisien dan berkelanjutan.

    Kepemilikan Mayora Nederland B.V. sepenuhnya berada di bawah PT Mayora Indah Tbk, yang memiliki 100 persen saham anak perusahaan tersebut. Dalam proses likuidasi, entitas ini memiliki kewajiban senilai kurang lebih Rp35 miliar. Meski begitu, jumlah tersebut sudah terkonsolidasi ke dalam laporan keuangan induk perusahaan, sehingga tidak dianggap sebagai transaksi material menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). Selain itu, likuidasi ini juga dipastikan tidak menimbulkan konflik kepentingan.

    MYOR menegaskan bahwa likuidasi Mayora Nederland B.V. tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha maupun posisi keuangan perusahaan. Sebaliknya, keputusan ini diharapkan mampu memberikan efisiensi biaya operasional yang sebelumnya timbul akibat keberadaan entitas tersebut.

    Dengan langkah ini, MYOR kembali menunjukkan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan dinamika ekonomi global sekaligus mempertahankan posisi perusahaan sebagai salah satu pemain utama dalam industri makanan dan minuman ringan di Indonesia maupun dunia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79