KABARBURSA.COM - Dua emiten sektor unggas atau poultry ini berpeluang cuan besar di saat program Makan Bergizi Gratis (MBG) segera terlaksana pasca pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober mendatang.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diproyeksi akan menjadi katalis positif tambagan bagi sektor poultry pada kuartal IV-2024 dengan anggaran mencapai Rp70 triliun.
Tidak hanya tersulut MBG, musim dan libur Natal serta Tahun Baru biasanya juga menaikkan permintaan akan ayam dan unggas lainnya.
Karena itu, beberapa analis memprediksi ada dua emiten poultry yang berpeluang cuan besar, yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) serta PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Senior Market Chartist di Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, Senin, 14 Oktober 2024, menyampaikan bahwa dirinya merekopendasikan CPIN sebagai top pick dengan rekomendasi "buy" dan target harga Rp5.200 per saham.
Pilihan Nafan ini juga didukung oleh BRI Danareksa yang ikut optimis terhadap kenaikan laba emiten unggas pada akhir tahun. Mereka memberikan rekomendasi "Overweight" untuk sektor ini dengan CPIN sebagai pilihan utama.
CPIN juga menjadi pilihan Investment Analyst Andreas Saragih. Ia melihat peluang peningkatan peringkat menjadi "Overweight" jika harga Day Old Chick (DOC) dan broiler terus membaik. Untuk target harga CPIN disebutnya Rp5.825 per saham, mendukung pemain industri besar yang memiliki ketahanan terhadap fluktuasi harga.
Tidak hanya CPIN, Andreas juga menaikkan peringkat JPFA menjadi 'Trading Buy" dengan target harga Rp1.740 per saham.
Kinerja CPIN dan JPFA
Kinerja CPIN diproyeksi masih tumbuh positif ke depan. Analis Phillip Capital Marvin Lievincent, mengatakan pada semester I-2024 pendapatan CPIN meningkat hingga 6,70 persen yoy menjadi Rp32,96 triliun.
Peningkatan pendapatan ini menaikkan pula laba bersih sebesar Rp1,76 triliun dari sebelumnya Rp1,37 triliun yoy dengan margin laba bersih (NPM) sebesar 5,4 persen pada semester I-2024.
Dengan adanya katalis positif, Marvin memproyeksi laba bersih CPIN di akhir 2024 akan mencapai sekitar Rp5,81 triliun dan pada 2025 menembus Rp6,12 triliun. Pada 2023, CPIN meraup laba bersih Rp2,31 triliun.
Hal yang sama terjadi pada JPFA. Emiten ini mencatatkan pendapatan seebsar Rp13,7 triliun, didorong oleh kenaikan Average Selling Price (ASP) dan volume penjualan.
Secara kumulatif, pendapatan pada semester I-2024 mencapai Rp27,6 triliun, meningkat 14,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih juga tumbuh signifikan, mencapai Rp1,47 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan Rp82 miliar pada semester I-2023.
Segmen pakan JPFA terus memberikan kontribusi besar dengan operating profit margin (OPM) di atas 7 persen selama tujuh kuartal berturut-turut, berkontribusi hampir 50 persen dari total pendapatan perusahaan.
Analisis Sinarmas Sekuritas Yosua Zisokhi, menambahkan, kinerja positif yang ditunjukkan JPFA didukung oleh posisinya sebagai pemimpin pasar pakan unggas dengan pangsa pasar 21 persen.
Selain itu, perkuatan JPFA pada fasilitas mid-downstream di Tangerang, Banten, dengan peningkatan teknologi pada Ciomas Commercial Farm (CCF) dan PT So Good Food (SGF).
Sistem mid-downstream atau kandang tertutup yang dioperasikan menurunkan tingkat kematian unggas hingga di bawah 1 persen, jauh lebih rendah dari kandang terbuka yang angka kematiannya mencapai 10 persen.
Harga DOC Membaik
Andreas Saragih mengatakan, harga rata-rata bulanan DOC dan ayam pedaging mulai membaik pada September 2024, setelah mengalami penurunan selama beberapa bulan sebelumnya.
Dia mencontohkan harga DOC di Jawa Barat yang naik 18,3 persen mtm (month to month) menjadi Rp4,864 per ekor, walaupun harga tersebut masih lebih rendah 15,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, kenaikan harga ayam pedaging sebesar 2,3 persen menjadi Rp18.189 per kilogram, ikut mendorong katalis positif emiten poulrty, walaupun, sekali lagi, masih lebih rendah 7,9 persen yoy.
Stabilnya harga ayam ini didukung pula oleh program bantuan sosial pemerintah yang menjaga daya beli masyarakat, serta pengurangan pasokan melalui pemusnahan sukarela.
Analisis juga diberikan oleh Victor Stefano dan Wilastita Muthia Sofi dari BRI Danareksa sekuritas. Mereka melihat peluang keuntungan bagi emiten unggas berkat penurunan biaya pakan, seperti jagung dan soybean meal (SBM).
Pada kuartal III-2024, misalnya, harga jagung lokal turun menjadi Rp4.867 per kilogram dari Rp5.789 per kilogram di tahun sebelumnya. Lantas, harga tepung kedelai ikut turun menjadi USD334 per ton dari USD420 per ton.
Dan terakhir, harga ayam serta DOC masing-masing turun 10 persen dan 23 persen. Pengurangan biaya pakan turun sebesar 21 persen untuk jagung dan 2 persen untuk SBM mendukung laba bersih emiten di sektor ini.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.