KABARBURSA.COM - Rony Suniyanto Djojomartono, Kepala Unit Pengembangan Bisnis Indeks dan ESG Bursa Efek Indonesia (BEI), menjelaskan bahwa laju IDX Cyclical Economy 30 terus meningkat setelah awal perdagangan kemarin, Senin, 15 Juli 2024.
"Pantauan bursa menunjukkan bahwa IDXCE30 terus bergerak di angka 127. Angka ini, jika dibandingkan dengan nilai dasar sebelumnya, mengalami peningkatan sebesar 27 persen," ungkap Rony dalam program acara Kabar Bursa Hari Ini, yang dikutip pada Selasa, 16 Juli 2024.
Rony berharap IDXCE30 dapat tumbuh seiring dengan pergerakan siklus ekonomi yang terus berlangsung. Ia meyakini bahwa indeks ini menarik bagi investor karena berkaitan langsung dengan siklus ekonomi.
IDX Cyclical Economy 30 dirancang untuk mengukur kinerja harga dari 30 saham yang termasuk dalam subsektor-sektor yang terdaftar dalam IDX Industrial Classification (IDXIC) dan dikategorikan sebagai saham-saham siklus ekonomi.
Kriteria inklusi saham dalam indeks ini meliputi likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, serta fundamental perusahaan yang baik. Indeks ini mencakup saham-saham dari berbagai sektor yang sangat dipengaruhi oleh perubahan siklus ekonomi, seperti sektor finansial, barang konsumen nonprimer, dan infrastruktur.
"Indeks ini ditujukan bagi para investor yang berfokus pada saham-saham yang pergerakannya dipengaruhi oleh siklus ekonomi, di mana aktivitas penjualannya serta harga jual sahamnya terkait erat dengan kondisi ekonomi dibandingkan dengan perusahaan lainnya," terangnya.
Rony menjelaskan bahwa merujuk pada siklus ekonomi, seperti ekspansi atau pertumbuhan, dapat menjadi strategi bagi investor dalam memilih portofolio saham.
Sebelum memutuskan indeks, kami melakukan pengujian dengan menggunakan data historis selama lima tahun terakhir, termasuk masa pandemi, yang dapat menjadi acuan bagi investor untuk menganalisis tren dan performa indeks dibandingkan dengan indeks lainnya.
"Informasi ini akan dipublikasikan dalam dokumen yang bertujuan memberikan wawasan bagi investor dalam pemilihan saham serta gambaran mengenai kondisi ekonomi, seperti yang terjadi selama pandemi COVID-19," tegasnya.
Kriteria penentuan IDXCE30 untuk tahap awal mengecualikan saham-saham yang masuk dalam papan pemantauan khusus, memilih saham yang telah diperdagangkan selama 12 bulan terakhir, dan menilai saham yang sensitif terhadap pergerakan ekonomi.
Perhitungan indeks didasarkan pada rasio free float, dengan pembatasan bobot saham (cap) maksimal sebesar 25 persen, yang disesuaikan saat evaluasi. Indeks ini dihitung sejak tanggal dasar 1 Maret 2019 dengan nilai awal 100.
Evaluasi berkala untuk IDX Cyclical Economy 30 terdiri dari Evaluasi Mayor dan Minor. Evaluasi Mayor, yang bertujuan untuk pemilihan dan pembobotan ulang konstituen indeks, dilakukan pada akhir Februari dan Agustus. Sedangkan Evaluasi Minor, yang bertujuan untuk memperbarui faktor free float dan membatasi ulang bobot saham, dilaksanakan pada akhir Mei dan November. Hasil evaluasi indeks akan berlaku efektif pada hari bursa pertama bulan berikutnya. "Evaluasi ini kami lakukan secara berkala, baik mayor maupun minor," jelasnya.
Di masa mendatang, IDX Cyclical Economy 30 diharapkan dapat menjadi acuan bagi penciptaan produk investasi berbasis indeks, seperti reksa dana indeks atau Exchange Traded Fund (ETF), sehingga investor dapat lebih mudah berinvestasi pada saham-saham sektor siklus dan memanfaatkan strategi diversifikasi yang ditawarkan oleh indeks ini.
Menurut Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, Kautsar Primadi Nurahmad, proses penentuan konstituen IDX Cyclical Economy 30 dimulai dengan mengeliminasi saham-saham yang terdaftar di Papan Pemantauan Khusus. Selanjutnya, dipilih saham-saham yang aktif diperdagangkan selama 12 bulan terakhir dan sesuai dengan klasifikasi saham siklus ekonomi berdasarkan subsektor IDXIC.
“Dari proses tersebut, dipilih 30 saham yang memiliki peringkat tertinggi berdasarkan faktor nilai transaksi, frekuensi transaksi, kapitalisasi pasar free float, serta keterwakilan masing-masing sektor cyclical dan fundamental perusahaan,” jelas Kautsar dalam keterangan resminya yang dikutip, Minggu, 14 Juli 2024.
Indeks IDX Cyclical Economy 30 menggunakan metode Adjusted Market Capitalization Weighted dalam perhitungannya, yang disesuaikan berdasarkan rasio free float, dengan menerapkan batas atas (cap) bobot saham sebesar 25 persen.
Kautsar berharap kehadiran IDX Cyclical Economy 30 dapat membantu investor untuk mengambil keputusan investasi yang lebih adaptif terhadap perubahan siklus ekonomi yang terjadi. Dia juga menyatakan bahwa di masa mendatang, indeks ini dapat digunakan sebagai acuan untuk menciptakan produk investasi berbasis indeks, seperti reksa dana indeks dan Exchange Traded Fund (ETF) indeks.
Emiten Prajogo Pangestu
Adapun dua emiten milik Prajogo Pangestu, yakni BRPT dan TPIA tercatat masuk dalam IDX Cyclical Economy 30. Selanjutnya ada pula saham bank pelat merah, seperti BBRI, BMRI, BBNI, dan BBTN. Berikut adalah daftar saham yang termasuk dalam IDX Cyclical Economy 30:
1. ACES
2. ANTM
3. ARTO
4. BBCA
5. BBNI
6. BBRI
7. BBTN
8. BMRI
9. BOGA
10. BRIS
11. BRMS
12. BRPT
13. BTPS
14. CASA
15. CTRA
16. ERAA
17. ESSA
18. FILM
19. INCO
20. INKP
21. INTP
22. MAPI
23. MDKA
24. MNCN
25. PNLF
26. SCMA
27. SMGR
28. SRTG
29. TPIA
(yun/*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.