KABARBURSA.COM - Kiwoom Sekuritas Indonesia mencatat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat dan bertahan di atas MA10 atau 7.269. Hal ini disebabkan oleh rebound saham perbankan.
Oktavianus Audi, Head of Customer Literation and Education di Kiwoom Sekuritas Indonesia, mengatakan bahwa IHSG kemungkinan akan tetap berada di zona hijau pada sesi kedua, dengan rentang pergerakan support di 7.269 dan resistance di 7.370. "Kami melihat IHSG masih akan bertahan di zona hijau pada sesi kedua dalam rentang pergerakan support 7.269 dan resistance 7.370," katanya kepada Kabar Bursa, Selasa 20 Februari 2024.
Pada sesi perdagangan tersebut, IHSG menguat sebesar 0,45 persen atau 32,94 poin, mencapai posisi 7.329,64 sebelum rehat sesi I perdagangan.
Statistik RTI Business menunjukkan bahwa terdapat 7.601 saham yang diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 756.573 kali dan total nilai transaksi mencapai Rp4.733 triliun. Selama perdagangan tersebut, terdapat 95 saham yang mengalami koreksi, 158 saham menguat, dan 247 saham tidak mengalami perubahan. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.636.808 triliun.
Apa rebound saham?
Rebound saham adalah istilah yang digunakan dalam dunia pasar saham untuk menggambarkan kenaikan harga saham setelah sebelumnya mengalami penurunan atau periode bearish. Analoginya mirip dengan istilah rebound dalam olahraga basket, di mana pemain mengambil atau menangkap bola setelah memantul dari ring basket.
Dalam konteks pasar saham, rebound terjadi karena adanya minat beli yang meningkat setelah harga saham turun. Saat harga saham mengalami penurunan, sebagian investor mungkin menjual saham mereka untuk menghindari kerugian lebih lanjut. Namun, ada juga investor yang melihat penurunan harga sebagai kesempatan untuk membeli saham dengan harga lebih murah. Ketika minat beli meningkat dan banyak investor membeli saham tersebut, harga saham pun mulai naik kembali, menciptakan fenomena yang disebut sebagai rebound.
Rebound terjadi karena ada perubahan sentimen pasar, di mana investor mulai melihat nilai beli pada saham yang sebelumnya mengalami penurunan. Ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, termasuk penilaian bahwa harga saham sudah terlalu rendah dibandingkan dengan nilai intrinsiknya atau harapan akan pemulihan kondisi perusahaan atau sektor tertentu. Seiring dengan meningkatnya minat beli, harga saham mulai mengalami kenaikan dan mengubah arah tren menjadi bullish setelah periode bearish sebelumnya. (yub/carl).