KABARBURSA.COM - Harga minyak kembali menguat pada perdagangan Rabu 29 Mei 2024 pagi. Pukul 07.57 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 di New York Mercantile Exchange tercatat di US$80,27 per barel, naik 0,55 persen dari sehari sebelumnya yang berada di US$79,83 per barel.
Mengutip Reuters, kenaikan harga minyak didukung oleh ekspektasi bahwa OPEC+ akan memperpanjang pembatasan pasokan minyak mentah pada pertemuan 2 Juni mendatang. Selain itu, kenaikan ini juga didorong oleh dimulainya musim mengemudi di musim panas AS.
Pertemuan anggota OPEC+ akan digelar secara daring pada Minggu (2/6). Para analis dan trader memperkirakan OPEC+ akan melanjutkan pengurangan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari.
“Kami memperkirakan OPEC+ akan memperpanjang pengurangan produksi saat ini, setidaknya selama tiga bulan lagi,” ujar analis UBS dalam catatan yang dikutip Reuters.
Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates menyebutkan, "Kenaikan harga minggu ini difasilitasi oleh melemahnya dolar secara signifikan dan berkembangnya konsensus bahwa OPEC+ akan memperpanjang pengurangan produksi pada pertemuan akhir pekan mendatang."
Dolar tergelincir 0,1 persen ke level terendah lebih dari satu minggu.
Investor akan mencermati data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS, yang merupakan ukuran inflasi utama untuk Federal Reserve, yang akan dirilis pada hari Jumat.
Meskipun suasana cerah terlihat dalam dua hari terakhir, Tamas Varga dari broker PVM menyatakan bahwa kekhawatiran suku bunga akan bertindak sebagai "rem" terhadap upaya lebih lanjut untuk menaikkan harga minyak dalam waktu dekat.
Data dari perusahaan analisis penerbangan OAG menunjukkan, jumlah kursi penerbangan domestik AS pada bulan Mei naik 5 persen secara bulanan dan hampir 6 persen secara tahunan menjadi sedikit di atas 90 juta, melampaui level tahun 2019. Data perjalanan udara ini juga membantu mendorong harga minyak.
Bob Yawger dari Bank Mizuho menambahkan, berlanjutnya konflik di Timur Tengah juga membantu meningkatkan harga minyak.
Sempat Anjlok Awal Mei 2024
Harga minyak mentah di pasar spot mengalami rebound tipis setelah mengalami pelemahan selama empat hari berturut-turut. Pada perdagangan Jumat 24 Mei 2024 lalu, harga minyak Brent naik 0,05 persen ke posisi US$81,4 per barel, sementara harga minyak WTI menguat 0,03 persen ke posisi US$76,89 per barel.
Penguatan tipis ini terjadi setelah Rusia mengumumkan rencana untuk mengkompensasi kelebihan kuota produksi minyak OPEC+ pada bulan April.
Diperkirakan minyak masih akan bergerak di sekitaran level US$80 per barel setidaknya hingga pertemuan OPEC+ minggu depan pada tanggal 1 Juni, yang diharapkan akan memutuskan kelanjutan pemotongan produksi sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) pada paruh kedua tahun ini.
Pergerakan harga minyak belakangan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa OPEC+ akan sepenuhnya membatalkan pemotongan yang ada saat ini.
Di sisi lain, minyak dibatasi oleh kekhawatiran mengenai permintaan dan fakta bahwa bank sentral AS (The Fed) masih tidak yakin bahwa perjuangan melawan inflasi telah berakhir, sehingga suku bunga masih akan tetap tinggi. Saat ini, suku bunga The Fed berada di angka 5,25-5,50 persen.
Peserta menyebutkan kesediaan untuk memperketat kebijakan lebih lanjut jika risiko terhadap inflasi terwujud, membuat tindakan tersebut menjadi tepat, ujar The Fed.
Persediaan minyak mentah di Amerika Serikat naik minggu ini sebesar 4,906 juta barel untuk pekan yang berakhir 26 April, menurut The American Petroleum Institute (API).
Pada minggu sebelumnya, API melaporkan penurunan persediaan minyak mentah sebesar 3,23 juta barel.
Pada hari Selasa, Departemen Energi (DoE) melaporkan bahwa persediaan minyak mentah di Cadangan Minyak Strategis (SPR) naik 0,6 juta barel pada tanggal 26 April 2024 sempat mencapai 366,3 juta barel, titik tertinggi sejak April lalu.
Penurunan harga minyak dunia terjadi di tengah meningkatnya pasokan serta data ekonomi yang mengecewakan, membuat pedagang kehilangan harapan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.
Inflasi yang "sticky" ini berarti bahwa harapan akan penurunan suku bunga semakin berkurang, mempengaruhi permintaan minyak.
Survei dalam CME FedWatch Tool menunjukkan pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan menahan suku bunganya pada Mei, Juni, Juli, dan September 2024. Situasi ini semakin menunjukkan bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama.
Perlu diketahui, OPEC+ adalah aliansi produsen minyak yang terdiri dari negara-negara anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan beberapa negara non-OPEC. OPEC sendiri adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1960 dan beranggotakan negara-negara penghasil minyak yang bekerja sama untuk mengatur produksi minyak guna mengendalikan harga di pasar dunia.
OPEC+ dibentuk pada tahun 2016 ketika OPEC bergabung dengan beberapa negara produsen minyak besar lainnya yang bukan anggota OPEC, seperti Rusia, untuk berkoordinasi dalam pengelolaan produksi minyak global. Tujuannya adalah untuk menstabilkan pasar minyak dunia dengan mengatur tingkat produksi agar harga minyak tetap stabil dan menguntungkan bagi para produsen.
Kolaborasi ini memungkinkan negara-negara anggota untuk mencapai kesepakatan tentang pemangkasan atau peningkatan produksi minyak, tergantung pada kondisi pasar, demi menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan minyak dunia.
{
"width": "100 persen",
"height": "480",
"symbol": "OANDA:BCOUSD",
"interval": "D",
"timezone": "Etc/UTC",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"hide_top_toolbar": true,
"allow_symbol_change": false,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.