KABARBURSA.COM - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan peningkatan signifikan dalam eksplorasi hulu migas dengan penambahan contingent resource sebesar 1.199 Million Barrels of Oil Equivalent (MMBOE) atau 1,199 miliar barel setara minyak hingga September 2024. Cadangan tersebut melampaui target tahun ini, sekaligus mendongkrak reserves replacement ratio (RRR) menjadi 140 persen. Total investasi yang disetujui dalam plan of development (POD) mencapai USD 31,15 miliar atau setara Rp 489 triliun (kurs Rp 15.700 per USD).
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, mengatakan kegiatan eksplorasi di sektor hulu migas telah meningkat secara signifikan dalam tiga tahun terakhir. "Investasi eksplorasi melonjak dari USD0,6 miliar pada 2021 menjadi USD0,9 miliar di 2023. Tahun ini targetnya naik 100 persen menjadi USD1,8 miliar atau Rp28,3 triliun," ujar Benny, dikutip darisiaran pers SKK Migas, Kamis, 23 Oktober 2024.
Menurut Benny, peningkatan eksplorasi ini berbuah manis dengan penemuan cadangan migas baru, termasuk dua penemuan besar di Geng North, Kalimantan Timur, dan Layaran-1, Aceh. "Kabar ini menjadi dukungan besar bagi upaya pemerintah memperkuat ketahanan energi nasional," ujarnya.
Tingginya contingent resource yang dicatat hingga September 2024 sudah mencapai 1.199 MMBOE, atau 393,1 persen dari target awal tahun ini. SKK Migas menargetkan total cadangan mencapai 1.212 MMBOE hingga akhir tahun, dengan beberapa struktur tambahan masih dalam proses eksplorasi. Benny optimistis angka ini akan membuka peluang lebih besar untuk eksplorasi lanjutan di masa mendatang.
[caption id="attachment_94582" align="alignnone" width="790"] SKK Migas mencatat penambahan cadangan migas sebesar 855,66 juta barel setara minyak (MMBOE) hingga 30 September 2024, dengan reserves replacement ratio (RRR) mencapai 140 persen. Rencana investasi untuk pengembangan cadangan ini diperkirakan mencapai USD 31,15 miliar. Grafik menunjukkan peningkatan RRR secara bertahap sepanjang tahun 2024, menandakan optimisme dalam eksplorasi dan pengembangan lapangan migas di Indonesia. Foto: Dok. SKK Migas.[/caption]
Dalam hal percepatan produksi, Benny menyebut SKK Migas terus mencari cara baru untuk mempercepat pengembangan setiap penemuan migas. Contohnya, penemuan di Geng North hanya butuh waktu 10 bulan dari temuan hingga persetujuan POD. "Keberhasilan ini akan menjadi model untuk percepatan proyek serupa di masa depan," ujarnya.
Hingga September 2024, investasi pada proyek-proyek POD yang telah disetujui mencapai USD31,15 miliar atau sekitar Rp489 triliun, lebih dari empat kali lipat anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Benny menegaskan investasi ini akan memberikan dampak ekonomi yang besar, baik dari sisi nasional maupun daerah, serta menciptakan lapangan kerja. "Dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di hulu migas sekitar 58 persen, sekitar Rp280 triliun akan dinikmati perusahaan-perusahaan dalam negeri," katanya.
Investasi besar ini menunjukkan peran strategis sektor hulu migas dalam memperkuat ekonomi nasional melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan kapasitas industri lokal, serta penerimaan negara dan bagi hasil yang bermanfaat bagi perekonomian daerah.
Temukan Cadangan Gas 9,45 Juta MMSCFD
Keberhasilan SKK Migas dalam meningkatkan contingent resource dan mempercepat pengembangan migas bukan hanya tercermin dari angka investasi yang melonjak, tetapi juga dari penemuan-penemuan baru di lapangan. Salah satu contoh konkret adalah temuan terbaru hidrokarbon berupa gas di Jambi. Ini adalah hasil kolaborasi antara SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Jindi South Jambi B. Temuan ini berasal dari sumur Bungin-1 di Desa Bungku, Kabupaten Batanghari.
Kepala Divisi Pengeboran dan Sumuran, Surya Widyantoro, mengatakan temuan cadangan gas ini diperoleh setelah dilakukan re-entry dan uji ulang lapisan di sumur eksplorasi tersebut. Eksplorasi ulang ini bertujuan untuk mengevaluasi kembali potensi hidrokarbon di formasi Pre-tertiary basement.
Dengan metode re-perforasi dan penambahan perforasi baru, SKK Migas dan Jindi South Jambi B berusaha memastikan cadangan gas yang ada di sumur Bungin 1.
Surya menjelaskan sumur Bungin-1 awalnya dibor pada 1980 oleh Chevron Pacific Indonesia (CPI) dan Gulf Oil International, dengan kedalaman akhir mencapai 10.337 kaki. Setelah dihentikan, kegiatan re-entry dilanjutkan oleh KKKS Jindi South Jambi. Saat ini, proses uji ulang lapisan dilakukan menggunakan teknologi Surface Well Test dan Slickline.
“Sebelum dilakukan pengujian, kami membuka sumbat semen dan memastikan integritas sumur menggunakan Rig Bohai #25 (750 HP) selama 63 hari,” ujar Surya Widyantoro, dikutip dari siaran pers SKK Migas, Selasa, 20 Oktober 2024.
Setelah dilakukan uji ulang, sumur Bungin-1 ternyata mampu mengalirkan gas sebesar 9,45 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada bukaan choke 48/64 inci. Saat ini, SKK Migas dan Jindi South Jambi B masih melakukan uji tekanan (PBU Test) untuk mengetahui lebih lanjut potensi sumur tersebut. Pengujian ini diperkirakan akan berlangsung selama 40 hari ke depan.
Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suyodipuro, mengatakan temuan gas di Bungin-1 ini menjadi penemuan kedua di wilayah Sumatera Bagian Selatan. Sebelumnya, pada 14 Oktober 2024, ditemukan cadangan minyak di Banyu Lencir, Muara Enim, Sumatera Selatan.
“Ekplorasi terus dilakukan secara agresif agar ketahanan energi bisa tercapai. Kami mendorong percepatan monetisasi proyek-proyek yang sudah ada dan yang akan dikembangkan,” kata Hudi.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.