KABARBURSA.COM – Aktivitas transportasi BBM dan logistik energi menjadi penggerak utama bisnis PT Elnusa Tbk (ELSA) pada paruh pertama 2025.
Di saat yang sama, perseroan mengambil langkah memperkuat likuiditas melalui peningkatan plafon fasilitas kredit di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dari USD50 juta menjadi USD70 juta dengan tenor 24 bulan hingga 14 Agustus 2027.
Direktur Keuangan Elnusa, Nelwin Aldriansyah, menjelaskan bahwa langkah ini diperlukan untuk memperkuat fleksibilitas pendanaan operasional.
“Peningkatan plafon kredit BNI membuat fasilitas pembiayaan lebih fleksibel, bisa digunakan baik untuk cash loan maupun non-cash loan. Hal ini memberi ruang bagi perseroan untuk mengakses dana secara cepat dan mendukung keberlangsungan operasional,” ujarnya dalam laporan keterbukaan informasi, dikutip Rabu, 17 September 2025.
Dalam Public Expose Live 2025, manajemen Elnusa menyampaikan pendapatan konsolidasian semester I 2025 mencapai Rp6,9 triliun, naik 10 persen dibanding periode sama tahun lalu. Segmen distribusi dan logistik menyumbang porsi terbesar, yaitu 56 persen dari total pendapatan.
Namun, laba bersih justru turun 24 persen menjadi Rp336 miliar. EBITDA tercatat Rp742 miliar atau terkoreksi 4 persen secara tahunan. Manajemen menjelaskan penurunan laba terutama akibat faktor non-operasional, seperti hilangnya pendapatan bunga one-off tahun lalu dan pelemahan kurs.
Kinerja segmen menunjukkan pergeseran penopang bisnis ke hilir. Lini hulu migas mencatat penurunan pendapatan 11 persen dan laba bersih anjlok 55 persen, sementara distribusi dan logistik tumbuh 22 persen dengan kenaikan laba bersih 2 persen. Layanan pendukung migas justru melesat dengan pertumbuhan pendapatan 30 persen dan laba bersih 64 persen.
Secara operasional, volume transportasi BBM tercatat 11,8 juta kiloliter dengan utilisasi armada laut 80 persen. Layanan pergudangan dan manajemen data mencapai utilisasi 95 persen.
Selain penguatan likuiditas, Elnusa juga menyiapkan rencana belanja modal Rp594 miliar pada 2025 dengan realisasi per Juni sebesar 39 persen. Dana diarahkan untuk peralatan hulu, kendaraan tangki distribusi, dan docking kapal.
Perseroan melanjutkan inisiatif transisi energi, termasuk pipeline integrity management, solusi idle well, ekosistem kendaraan listrik, hingga penjajakan teknologi carbon capture and storage (CCUS). (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.