KABARBURSA.COM - Harga emas kembali menguat pada awal pekan, Senin, setelah anjlok tajam di penghujung pekan lalu dari rekor tertingginya di atas USD4.300 per ons. Kebangkitan ini mencerminkan pulihnya minat investor terhadap aset aman, usai komentar Presiden AS Donald Trump yang sempat meredakan tensi dagang dengan China dan mengembalikan selera risiko di pasar global.
Berdasarkan laporan Bloomberg dari Bengaluru, pada pukul 09.47 WIB harga emas spot naik 0,22 persen menjadi USD4.261,25 per ons. Sebelumnya, pada Jumat, logam mulia ini merosot sekitar 1,8 persen-penurunan harian terdalam sejak pertengahan Mei. Meski demikian, secara mingguan emas tetap membukukan performa terbaik sejak April, setelah menorehkan rekor USD4.378,69 per ons.
Kontrak emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember turut melonjak 1,61 persen ke posisi USD4.281,30 per ons. Sementara perak spot naik 0,5 persen ke level USD52,08 per ons, memulihkan diri dari kejatuhan 4,4 persen pada sesi sebelumnya—terburuk sejak awal April—setelah sempat menyentuh puncak USD54,47 per ons.
Sejak awal tahun, harga emas non-yielding telah melesat lebih dari 60 persen. Lonjakan ini didorong ketegangan geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga agresif, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, tren de-dolarisasi, serta derasnya arus dana ke ETF berbasis emas.
Koreksi tajam yang terjadi di akhir pekan lalu dipicu oleh pernyataan Trump bahwa tarif 100 persen terhadap produk China “tidak akan bertahan lama.” Ia juga memastikan akan segera bertemu Presiden Xi Jinping dan menyatakan optimisme terhadap perbaikan hubungan kedua negara.
Bank raksasa HSBC memperkirakan tren kenaikan harga emas masih jauh dari usai. Mereka menilai harga logam mulia itu berpotensi menembus USD5.000 per ons pada 2026, seiring meningkatnya risiko geopolitik dan munculnya pemain baru di pasar emas global.
Di India, lonjakan harga membuat masyarakat beralih membeli koin dan batangan ketimbang perhiasan selama festival Dhanteras akhir pekan lalu, dengan keyakinan reli harga belum mencapai puncaknya. Cadangan emas negara itu bahkan menembus USD100 miliar untuk pertama kalinya, menurut data Reserve Bank of India (RBI), terdorong oleh reli global meski laju pembelian bank sentral melambat tahun ini.
Sementara itu, Shanghai Futures Exchange (SHFE) mengumumkan akan menaikkan batas fluktuasi harga harian untuk kontrak emas dan perak menjadi 14 persen dari sebelumnya 12 persen, mengikuti meningkatnya volatilitas pasar logam mulia.
Untuk logam lain, platinum turun 1,1 persen menjadi USD1.591,55 per ons, sedangkan paladium terkoreksi 0,5 persen ke posisi USD1.467,16 per ons.(*)