KABARBURSA.COM – Harga emas dunia menguat pada Jumat, 5 Juli 2025, malam WIB, dan berada di jalur kenaikan mingguan seiring melemahnya dolar Amerika Serikat dan meningkatnya aliran dana ke aset lindung nilai. Pasar global mulai merapatkan barisan menyambut tenggat 9 Juli—hari saat Presiden AS Donald Trump dijadwalkan mengaktifkan kebijakan tarif baru.
Dilansir dari Reuters di Jakarta, Sabtu, harga emas spot naik 0,3 persen menjadi USD3.336,39 per ons (sekitar Rp54,1 juta), menurut data pukul 12:11 GMT. Secara mingguan, logam mulia ini telah terapresiasi sekitar 1,9 persen. Kontrak berjangka emas AS pun turut menguat 0,1 persen ke USD3.346,60 per ons (Rp54,3 juta).
Indeks dolar (.DXY) melemah 0,2 persen dan mencatat penurunan dua pekan berturut-turut. Kondisi ini membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang non-dolar.
“Pasar tengah diliputi kekhawatiran atas posisi fiskal AS pasca-pengesahan paket pemotongan pajak Trump. Ditambah ketidakpastian yang menyelimuti tenggat tarif 9 Juli, permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas kembali menguat,” ujar analis senior di ActivTrades, Ricardo Evangelista.
Trump sebelumnya mengumumkan bahwa Washington mulai Jumat akan mengirimkan surat kepada mitra dagang—tanda bergesernya strategi dari pendekatan bilateral ke pendekatan multilateral. Pada 2 April lalu, Trump sempat mengumumkan tarif timbal balik sebesar 10–50 persen, namun sebagian besar ditangguhkan hingga 9 Juli untuk memberi ruang negosiasi.
Di sisi lain, Kongres AS pada Kamis telah meloloskan finalisasi legislasi pajak terbaru Trump—mengabadikan pemotongan pajak yang dimulai 2017, mendanai pengetatan imigrasi, dan menambahkan insentif fiskal yang dijanjikan selama kampanye 2024.
Laporan ketenagakerjaan terbaru menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja di AS pada Juni cukup solid. Namun, hampir separuh tambahan pekerjaan justru berasal dari sektor publik, sementara pertumbuhan lapangan kerja swasta merupakan yang terendah dalam delapan bulan terakhir—tanda bahwa dunia usaha mulai terdampak angin sakal ekonomi.
“Data ini mengindikasikan perlambatan ekonomi, tapi belum sampai titik stagnasi. Tekanan terhadap The Fed untuk segera memangkas suku bunga pun ikut mereda,” kata Giovanni Staunovo, analis komoditas UBS.
Di pasar logam lain, harga perak spot naik tipis 0,2 persen ke USD36,9 per ons (Rp599 ribu), sementara palladium turun 0,1 persen ke USD1.135,79. Platinum melonjak 1,5 persen ke USD1.387,54 per ons dan bersiap menutup pekan kelima berturut-turut dalam tren positif.(*)