KABARBURSA.COM – PT Merdeka Gold Resources Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham EMAS pada 23 September 2025 pagi ini.
Anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk ini menghimpun dana Rp4,66 triliun dari penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), setelah melepas 1,62 miliar saham baru atau setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga Rp2.880 per saham. Dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk mendukung modal kerja operasional anak-anak usaha MGR di bidang penambangan dan pengolahan bijih emas, serta membayar sebagian pinjaman perseroan.
MGR mengelola Proyek Emas Pani di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, dengan potensi sumber daya 7 juta ounces emas yang digadang menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia. Proyek ini dirancang sebagai tambang berbiaya rendah dan berumur panjang dengan produksi puncak 500.000 ounces emas per tahun. Produksi pertama ditargetkan pada kuartal I 2026.
Presiden Direktur PT Merdeka Gold Resources Tbk Boyke P. Abidin mengatakan pencatatan saham perdana ini menjadi tonggak sejarah sekaligus memperkuat pondasi keuangan perseroan. “IPO ini mendukung pengembangan Pani Gold Project dan membuka kesempatan publik untuk menjadi bagian perjalanan MGR,” ujarnya di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Selasa, 23 September 2025.
MGR mendapat surat pernyataan efektif dari OJK pada 15 September 2025, menggelar penawaran umum pada 17–19 September 2025, dan mencatatkan sahamnya di BEI pada 23 September 2025. Perusahaan menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Sinarmas Sekuritas dan PT Indo Premier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, dibantu empat sekuritas lainnya yaitu UOB Kay Hian Sekuritas, Aldiracita Sekuritas Indonesia, OCBC Sekuritas Indonesia dan Amantara Sekuritas Indonesia.
Sebagai bagian dari Grup Merdeka, MGR memiliki dukungan penuh dari induk perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk yang telah mengembangkan Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur. Track record tersebut menjadi modal penting dalam memperkuat posisi MGR di industri pertambangan emas nasional. Boyke menambahkan MGR berkomitmen menjalankan praktik pertambangan yang bertanggung jawab sesuai Good Mining Practices dan prinsip ESG. “Kami berterima kasih atas antusiasme investor yang menyerap seluruh saham IPO, menunjukkan kepercayaan pasar pada prospek pertambangan emas kami,” katanya.
Tahapan IPO EMAS dimulai dari penawaran awal pada 8–10 September 2025 dengan kisaran harga Rp1.800–Rp3.020 per saham.
Penawaran umum berlangsung pada 17–19 September 2025 dengan harga final Rp2.880 per saham, penjatahan efek selesai pada 19 September 2025, distribusi saham pada 22 September 2025, dan pencatatan perdana pada 23 September 2025.
Dengan dana hasil IPO ini, MGR memperkuat modal untuk mempercepat pembangunan Proyek Emas Pani yang ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal pertama 2026. Keberhasilan IPO ini juga menegaskan peran Merdeka Group sebagai salah satu pemain besar di sektor tambang emas Indonesia.
Diberitakan KabarBursa.com sebelumnya, prospektus menunjukkan pendapatan perusahaan turun pada periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dana hasil IPO sebagian besar akan digunakan untuk pelunasan utang dan modal kerja, sehingga investor mempertanyakan apakah saham ini akan mengikuti jejak IPO YUPI yang sempat melemah setelah debut di bursa.
Berdasarkan prospektus, seluruh dana hasil penawaran umum perdana saham setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk beberapa hal. Sekitar 328,4 miliar rupiah akan disalurkan secara bertahap oleh perseroan dalam bentuk uang muka setoran modal kepada PBT untuk membiayai modal kerja seperti pembelian bahan baku utama, biaya listrik, dan biaya karyawan.
Dana yang sama juga akan diberikan dalam bentuk pinjaman kepada PETS untuk keperluan modal kerja serupa dengan jatuh tempo fasilitas lima tahun sejak tanggal perjanjian. Sisanya akan digunakan untuk pembayaran lebih awal kepada MCG sesuai perjanjian utang piutang senilai 260 juta dolar Amerika Serikat.
Prospektus juga menjelaskan progres pembangunan fasilitas pengolahan PBT meningkat dari 49 persen pada 31 Maret 2025 menjadi 67 persen pada 30 Juni 2025 dengan target 98 persen pada 31 Desember 2025. PETS telah melakukan penambangan namun belum melakukan penjualan atau operasi komersial karena infrastruktur tambang masih dibangun dan ditargetkan selesai Oktober 2025.
Dalam laporan keuangan yang sama, tercatat rugi usaha, rugi sebelum pajak, rugi periode berjalan, serta rugi komprehensif tahun berjalan yang menunjukkan tekanan pada kinerja. Rasio keuangan juga menunjukkan liabilitas lebih tinggi dibanding ekuitas, rasio lancar rendah, dan interest coverage ratio terbatas. Rasio pertumbuhan kerugian komprehensif periode berjalan pada 31 Maret 2025 dibandingkan 2024 juga menunjukkan penurunan signifikan, menandakan risiko finansial yang perlu dicermati.
Menanggapi data tersebut, analis pasar modal Traderindo Wahyu Laksono menekankan pentingnya kewaspadaan. “Harga penawaran yang dibuka cukup tinggi yaitu di kisaran Rp1.800 hingga Rp3.020 memang menjadi salah satu daya tarik sekaligus tanda tanya bagi calon investor,” ujarnya Wahyu kepada KabarBursa.com pada Rabu, 17 September 2025.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan EMAS memang turun pada periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2025, sementara dana IPO difokuskan untuk melunasi utang.
“Meskipun pelunasan utang bisa mengurangi beban bunga dan memperbaiki struktur permodalan, penggunaannya secara dominan untuk tujuan ini sering kali menimbulkan pertanyaan,” tambahnya.
Soal potensi nasib saham EMAS apakah akan sama seperti YUPI yang melantai dengan harga tinggi di kisaran Rp2.390 setelah IPO malah terus turun dan saat ini berada di Rp1.625, Wahyu menilai belum bisa dipastikan.
"Setiap perusahaan punya fundamental, kondisi pasar, dan sentimen investor yang berbeda,” katanya. Namun ia mengakui pelajaran kasus IPO lain tetap relevan. Pergerakan harga saham pasca IPO sangat dipengaruhi sentimen pasar, fundamental perusahaan, dan valuasi.
Jika pasar menilai harga IPO EMAS terlalu mahal atau risikonya tinggi, ada kemungkinan harga saham mengalami tekanan jual setelah IPO sehingga harganya bisa turun mirip seperti IPO overvalued lainnya.
“Meski begitu saham tetap bisa berbalik arah jika manajemen berhasil menunjukkan perbaikan kinerja setelah IPO,” ujarnya.
Investor yang berani mengambil risiko bisa melihat ini sebagai peluang tetapi harus sangat berhati-hati.
Mengenai pandangan bahwa IPO adalah langkah terakhir penyelamatan perusahaan, Wahyu menyebut pandangan itu memang sering terdengar dan dalam beberapa kasus benar adanya. “Untuk EMAS penggunaan dana IPO untuk melunasi utang bisa diartikan sebagai upaya memperbaiki struktur keuangan yang mungkin kurang sehat. Tapi ini juga bisa jadi strategi manajemen risiko,” jelasnya.
Dengan melunasi utang jangka panjang, perusahaan dapat mengurangi beban bunga dan memperkuat pondasi keuangan sehingga kinerja keuangan di masa depan berpotensi lebih stabil. “Jadi ini bisa dilihat baik sebagai upaya penyelamatan maupun sebagai langkah strategis,” katanya.
Wahyu memberi beberapa saran untuk investor menyikapi IPO EMAS ini. Ia menekankan pentingnya analisis mendalam, bukan hanya melihat harga pembukaan yang tinggi. Investor harus mempelajari prospektus secara menyeluruh termasuk laporan keuangan, manajemen risiko, dan rencana bisnis.
Ia juga mengingatkan risiko investasi di saham IPO yang fundamentalnya mirip EMAS yakni pendapatan turun dan dana IPO dipakai melunasi utang relatif tinggi sehingga investor harus siap menghadapi fluktuasi tajam, bahkan penurunan harga pasca IPO.
“Jangan FOMO, jangan terburu-buru membeli hanya karena takut ketinggalan,” ujarnya.(*)