KABARBURSA.COM - Industri hulu migas Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan sepanjang 2024. Hal ini memberikan angin segar bagi para pelaku industri, termasuk PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP). Mengutip data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas, produksi minyak dan gas hingga pertengahan Agustus 2024 mencapai 1.873 BOEPD, naik 34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penambahan produksi minyak pertama dari proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) juga berkontribusi signifikan, dengan produksi mencapai 13.300 BOPD.
Tak hanya itu, eksplorasi migas yang masif menghasilkan penemuan cadangan baru yang besar di Indonesia, seperti penemuan di Geng North dan Layaran-1 yang menjadi penemuan raksasa nomor satu dan dua di dunia pada tahun ini. Penemuan ini tidak hanya menempatkan Indonesia di posisi teratas dalam temuan eksplorasi di Asia Tenggara, tetapi juga menunjukkan potensi migas yang masih sangat menjanjikan. Seperti dirangkum di Jakarta, 20 Agustus 2024.
Peningkatan kinerja ini merupakan katalis positif bagi emiten-emiten hulu migas seperti SHIP, yang berpotensi mendapatkan manfaat dari optimisme pasar dan peningkatan aktivitas eksplorasi serta produksi. Dalam konteks ini, laporan keuangan terbaru SHIP menjadi semakin relevan untuk dilihat guna melihat sejauh mana perusahaan mampu memanfaatkan momentum positif di industri hulu migas ini. Bagaimana performa keuangan SHIP dalam menghadapi dinamika ini? Mari kita telaah lebih lanjut.
Profil SHIP
PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran, dengan fokus utama pada penyediaan kapal lepas pantai yang mendukung industri hulu migas. Kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan ini mencakup penyewaan kapal laut (chartering) dengan menggunakan berbagai jenis kapal, serta pengangkutan laut untuk barang dan penumpang antar pelabuhan di seluruh Indonesia.
Dalam struktur kepemilikan saham, PT Goldenheaven Prima Investama menjadi pemegang saham terbesar dengan kepemilikan sebesar 44,85 persen, atau setara dengan 1,22 miliar saham. Diikuti oleh PT Maxima Prima Sejahtera yang memiliki 36,77 persen saham, atau sekitar 1 miliar saham. Sisa saham sebanyak 18,31 persen dimiliki oleh masyarakat non-warkat dengan jumlah saham mencapai 497,90 juta.
Pada jajaran direksi, Hans Raymond Ekajaya menjabat sebagai direktur dengan kepemilikan saham sebesar 2,10 juta saham, yang setara dengan 0,07 persen dari total saham perusahaan.
Dari sisi jumlah pemegang saham, data menunjukkan adanya penurunan jumlah pemegang saham dari bulan ke bulan sepanjang tahun 2024. Pada 31 Juli 2024, jumlah pemegang saham tercatat sebanyak 883, mengalami penurunan sebanyak 10 pemegang saham dari bulan sebelumnya. Penurunan ini juga terjadi pada bulan Juni, di mana jumlah pemegang saham turun sebanyak 20 orang dibandingkan bulan Mei yang tercatat sebanyak 913 pemegang saham.
Laba Bersih
Pada semester pertama 2024, pendapatan bersih SHIP tercatat sebesar Rp301 miliar, sedikit meningkat dari Rp 285 miliar pada tahun sebelumnya. Namun, bila dilihat secara kuartalan, pada kuartal kedua 2024, perusahaan hanya mencatatkan pendapatan sebesar Rp48 miliar, turun dari Rp55 miliar di kuartal yang sama tahun 2023. Hal ini menunjukkan adanya penurunan performa di pertengahan tahun.
Laba bersih perusahaan untuk periode yang sama adalah Rp272 miliar, juga mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp285 miliar. Penurunan laba ini mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor operasional dan biaya yang meningkat.
Laporan keuangan SHIP mengungkapkan bahwa laba bersih yang dianualisasi atau tahunan pada 2024 mencapai Rp301 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp285 miliar. Meskipun terjadi penurunan laba bersih pada kuartal kedua 2024, peningkatan tahunan ini menunjukkan SHIP masih mampu mencatatkan pertumbuhan yang positif dalam jangka panjang.
Valuasi
Valuasi saham SHIP saat ini menunjukkan rasio Price-to-Earnings (P/E) sebesar 9,16 berdasarkan perhitungan tahunan. Ini lebih rendah dibandingkan dengan P/E saat ini yang berada di angka 10,14. Hal ini menandakan bahwa harga saham mungkin dianggap lebih murah dibandingkan dengan laba yang dihasilkan, meskipun ada tekanan laba.
Selain itu, rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value) berada di angka 1,16, menunjukkan bahwa saham SHIP diperdagangkan sedikit di atas nilai bukunya.
Solvabilitas dan Profitabilitas
Dalam hal solvabilitas, SHIP menunjukkan rasio lancar (current ratio) sebesar 1,19 dan rasio cepat (quick ratio) yang juga berada di angka 1,19. Rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) tercatat sebesar 1,58. Angka-angka ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, meskipun tingkat utangnya cukup signifikan.
Profitabilitas SHIP mencatat Return on Assets (ROA) sebesar 3,59 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 11,44 persen. Meskipun persentase ini cukup stabil, namun margin laba bersih (Net Profit Margin) perusahaan yang hanya mencapai 6,31 persen menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga efisiensi operasional.
Neraca Keuangan
Dari sisi neraca keuangan, SHIP memiliki aset sebesar Rp7,57 triliun dengan total kewajiban (liabilities) sebesar Rp4,127 triliun. Dengan kas yang dimiliki sebesar Rp595 miliar, SHIP memiliki likuiditas yang cukup, meski beban hutang, terutama jangka panjang, mencapai Rp3,10 triliun.
Arus Kas
SHIP mencatat arus kas dari operasi (cash from operations) sebesar Rp1,28 triliun selama 12 bulan terakhir (TTM). Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang kuat dari kegiatan operasionalnya. Namun, arus kas dari investasi (cash from investing) justru negatif sebesar Rp903 miliar, yang menandakan bahwa perusahaan mengeluarkan dana cukup besar untuk investasi. Arus kas dari pendanaan (cash from financing) juga tercatat negatif sebesar Rp36 miliar, yang bisa mengindikasikan pelunasan utang atau pembayaran dividen.
Pengeluaran modal (capital expenditure) perusahaan selama periode ini mencapai Rp871 miliar, menunjukkan adanya investasi signifikan dalam aset tetap atau proyek jangka panjang. Secara keseluruhan, SHIP masih mencatatkan arus kas bebas (free cash flow) positif sebesar Rp412 miliar, menandakan perusahaan masih memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung operasional dan rencana ekspansinya.
Pertumbuhan
Pertumbuhan pendapatan SHIP secara tahunan untuk kuartal terakhir mencapai 33,43 persen, dan pendapatan sepanjang tahun naik 31,32 persen. Pertumbuhan ini menunjukkan performa yang cukup kuat dalam menghasilkan penjualan, namun jika dilihat secara tahunan, pertumbuhan pendapatan hanya mencapai 20,32 persen.
Namun, laba bersih perusahaan justru mengalami penurunan sebesar 14,15 persen pada kuartal terakhir dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, dan sepanjang tahun juga tercatat turun 7,99 persen. Penurunan laba ini menjadi indikasi bahwa meskipun ada peningkatan pendapatan, SHIP menghadapi tekanan margin atau biaya yang lebih tinggi.
Kinerja Harga Saham
Kinerja harga saham SHIP dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan penurunan. Dalam satu tahun terakhir, harga sahamnya telah turun 25,09 persen. Bahkan dalam enam bulan terakhir, saham ini mengalami penurunan sebesar 9,78 persen, meskipun ada sedikit pemulihan dalam tiga bulan terakhir sebesar 2,01 persen. Dengan kinerja saham yang cenderung menurun, para investor mungkin mempertimbangkan risiko yang ada dalam saham ini.
Secara keseluruhan, SHIP menunjukkan kemampuan yang baik dalam menghasilkan arus kas dari operasi meskipun menghadapi tantangan dalam mempertahankan laba bersihnya. Penurunan harga saham yang terjadi selama setahun terakhir bisa menjadi refleksi dari kekhawatiran investor terhadap kinerja keuangan perusahaan.(*)