KABARBURSA.COM - Emiten ban portofolio Lo Kheng Hong, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) bakal mendistribusikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp174,22 miliar. Para pemegang saham akan menerima Rp50 per lembar.
Pembagian dividen tersebut berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan pada 26 Juni 2024. Cum dividen (GJTL) tahun buku 2023 di pasar reguler dan pasar negosiasi pada hari ini, Kamis, 4 Juli 2024. Ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi pada 5 Juli 2024 besok.
Cum dividen adalah tanggal atau kesempatan terakhir investor dapat membeli saham tertentu untuk mencatatkan diri sebagai investor yang berhak menerima dividen dari emiten. Sementara ex dividen merupakan tanggal di mana investor sudah tidak mendapatkan hak dividen dari suatu saham yang dibelinya.
Sebagai informasi, emiten portofolio investor kawakan Lo Kheng Hong ini terakhir membagikan dividen untuk tahun buku 2020 sebesar Rp 34,84 miliar atau Rp 10/saham. Sedangkan untuk tahun buku 2021 dan tahun buku 2022, Gajah Tunggal tak membagikan dividen.
Kinerja Keuangan GJTL
Gajah Tunggal Tbk sukses membalik rugi menjadi laba sepanjang 2023. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Gajah Tunggal mencatatkan laba bersih Rp1,18 triliun sepanjang 2023, turnaround alias berbalik dari rugi bersih Rp181,39 miliar pada 2022.
Menanggapi capaian tersebut, Lo Kheng Hong mengaku bahwa dirinya sudah cukup puas dengan perolehan atas keuntungan modal atawa capital gain di GJTL.
“Dapat capital gain sudah cukup buat saya. Labanya buat bayar utang saja agar beban bunga berkurang, sehingga perusahaan menjadi lebih sehat dan labanya dapat terus meningkat di tahun-tahun mendatang,” tutur sosok yang akrab disapa Pak Lo tersebut.
Pendapatan bersih perusahaan dengan brand ban kendaraan GT Radial hingga IRC Tire tersebut mencapai Rp16,97 triliun selama tahun lalu, turun 1,16 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari sebelumnya Rp17,17 triliun pada 2022.
Namun, di tengah penurunan top line, perusahaan berhasil menekan beban pokok penjualan sebesar 10,66 persen yoy menjadi Rp13,24 triliun selama 2023.
Alhasil, Gajah Tunggal berhasil mencatatkan laba bruto Rp3,73 triliun selama tahun lalu, tumbuh 58,70 persen yoy yang pada gilirannya turut menyumbang perolehan laba bersih perseroan.
Selain berhasil menekan beban pokok, perusahaan juga membukukan keuntungan kurs mata uang asing Rp85,04 miliar pada 2023 dari sebelumnya mengalami rugi kurs sebesar Rp239,13 miliar pada 2022.
Lebih lanjut, GJTL membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih secara tahunan pada Januari 2024 hingga Maret 2024.
Gajah Tunggal membukukan pendapatan Rp4,47 triliun pada kuartal I 2024. Realisasi itu naik 0,60 persen dari Rp4,44 triliun periode yang sama tahun lalu. Di tengah kenaikan pendapatan, GJTL mampu menekan beban pokok penjualan yang tercatat turun dari Rp3,56 triliun per akhir Maret 2023 menjadi Rp3,43 triliun pada kuartal I 2024.
Pasar lokal, khususnya di Jawa, memberikan kontribusi signifikan sebesar Rp2,09 triliun, diikuti oleh pasar di luar Jawa yang mencapai Rp1,29 triliun.
Tak cuma itu, pasar ekspor juga menunjukkan performa yang positif, dengan pangsa terbesar berasal dari Amerika yang mencapai Rp564,58 miliar, diikuti oleh Eropa dan Asia masing-masing sebesar Rp277 miliar dan Rp144,59 miliar.
Dengan penetrasi pasar yang kuat baik di dalam negeri maupun di pasar internasional, memperkuat posisi GJTL sebagai pemain yang solid dalam industri tersebut.
Alhasil, laba kotor naik dari Rp881,13 miliar akhir kuartal I 2023 menjadi Rp1,04 triliun pada Januari 2024 hingga Maret 2024. Tercatat, penjualan kepada pihak ketiga lokal masih menjadi kontributor utama pendapatan Gajah Tunggal periode kuartal I 2024 dengan kenaikan kontribusi dari Rp3,26 triliun tahun sebelumnya menjadi Rp3,46 triliun.
GJTL membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk Rp338,84 miliar pada kuartal I 2024. Pencapaian itu mencerminkan pertumbuhan 27,53 persen dari Rp265,69 miliar periode Januari 2023 hingga Maret 2023.
Saham Gajah Tunggal
Saham Gajah Tunggal (GJTL) pada perdagangan 3 Juli 2024 kemarin ditutup melemah 2,04 persen ke Rp1.200. Sejak 26 Juni sampai 2 Juli saham ini sempat naik 9,37 persen. Dalam satu pekan terakhir saham ini masih menguat 7,62 persen tapi dalam tiga bulan terakhir turun 13,67 persen.
Jika berpatokan pada harga per 3 Juli Rp1.200, maka potensi yield dividen Gajah Tunggal sekitar 4,16 persen.
Untuk diketahui Lo Kheng Hong sempat terpantau kepemilikannya atas saham GJTL bertambah. Per 30 April 2024, Lo Kheng Hong jadi memiliki 181.183.000 (5,2 persen) saham GJTL.
Jumlahnya meningkat 550.000 (0,02 persen) saham dari sebelumnya 180.633.000 (5,18 persen) saham GJTL.
Sedangkan jumlah kepemilikan Lo Kheng Hong per 31 Mei 2024 masih sama dengan data per 30 April 2024, yakni 181.183.000 saham GJTL.
Dengan demikian, Lo Kheng Hong berpeluang meraup dividen Rp9,05 miliar dari Gajah Tunggal (GJTL). (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.