KABARBURSA.COM – Perdagangan saham pada sesi pertama Rabu, 17 September 2025, ditandai dengan reli kompak emiten grup Prajogo Pangestu. Dari energi terbarukan hingga petrokimia, saham-saham Barito Pacific Group serempak menghijau dan menjadi penopang pergerakan indeks.
Hal itu sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG yang ditutup naik 0,28 persen atau 21,85 poin ke level 7.969,89. Aktivitas transaksi tercatat Rp8,3 triliun dengan kurs rupiah berada di 16.426 per dolar AS.
Berdasarkan data perdagangan, lonjakan paling menonjol datang dari PT Petrosea Tbk (PTRO) yang melesat 8,11 persen ke Rp4.530 per saham. Sepanjang perdagangan, PTRO bergerak di kisaran Rp4.200 hingga Rp4.550 dengan nilai transaksi Rp715,4 miliar.
Lebih lanjut, kenaikan tiga hari beruntun membuat saham kontraktor pertambangan ini terkerek 30 persen hanya dalam sepekan terakhir.
Selain Petrosea, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menutup sesi di Rp2.450, naik 5,60 persen, sedangkan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menguat 1,13 persen ke Rp8.975.
Adapun PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), yang menjadi tulang punggung petrokimia grup, juga menambah kenaikan 0,93 persen ke Rp8.100.
Kenaikan ini melengkapi tren positif emiten energi dan industri dalam kelompok usaha Prajogo, yang beberapa hari terakhir menjadi incaran investor domestik.
Secara sektoral, indeks industri dasar memimpin penguatan dengan naik 4,01 persen, disusul teknologi 1,93 persen dan kesehatan 1,43 persen.
Sementara itu, saham perbankan besar justru tertekan. BBCA turun 1,26 persen ke Rp7.825, BMRI terkoreksi 0,45 persen ke Rp4.460, dan ANTM melemah 1,94 persen ke Rp3.530.
Kondisi ini membuat pergerakan IHSG ditopang sektor riil dan emiten lapis dua, khususnya dari grup Prajogo Pangestu yang kompak menghijau.
IHSG Dibuka Mendatar
Sebelumnya, IHSG dibuka relatif stabil. Pada sesi awal perdagangan, indeks tercatat di level 7.964,88 naik tipis 7,18 poin atau 0,09 persen dibanding penutupan sebelumnya. IHSG sempat bergerak di kisaran 7.960,67 hingga 7.971,60 dengan pembukaan di 7.964,42.
Volume perdagangan di seluruh pasar tercatat 5,07 juta lot senilai Rp444,49 miliar melalui 40.260 kali transaksi. Di pasar reguler, angka transaksi sama yakni 5,07 juta lot dengan nilai Rp444,49 miliar.
Investor asing terlihat melakukan aksi jual bersih (net foreign sell) Rp374,55 miliar di semua pasar dengan porsi Rp393,01 miliar di pasar reguler, meski mencatatkan net buy Rp18,46 miliar di pasar tunai dan negosiasi.
Beberapa saham menjadi penggerak utama IHSG. PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) sektor konstruksi melonjak 34,31 persen ke Rp137. PT Tanah Laut Tbk (INDX) sektor infrastruktur naik 22,35 persen ke Rp208.
PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) sektor perdagangan menguat 20,18 persen ke Rp274. PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) sektor energi naik 17,86 persen ke Rp330. PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) sektor manufaktur tumbuh 12,39 persen ke Rp254.
Di sisi lain, beberapa saham tertekan cukup dalam masuk jajaran lima besar top losers. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) sektor energi turun 14,77 persen ke Rp300.
PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) sektor energi terkoreksi 14,44 persen ke Rp320. PT Voksel Electric Tbk (VOKS) sektor industri turun 10,75 persen ke Rp332.
PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) sektor transportasi melemah 5,22 persen ke Rp254. PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT) sektor telekomunikasi turun 4,32 persen ke Rp133.
Dari sisi sektoral, beberapa indeks menunjukkan kenaikan dipimpin sektor teknologi naik 1,23 persen, kesehatan 0,93 persen, industri 0,27 persen, energi 0,40 persen, transportasi 0,18 persen, keuangan 0,16 persen, infrastruktur 0,23 persen, siklikal 0,29 persen, dan non-siklikal 0,02 persen.
Sementara itu sektor industri dasar turun tipis 0,09 persen dan sektor properti terkoreksi 0,13 persen. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.