KABARBURSA.COM - Program susu gratis Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan emiten yang bergerak di sektor susu.
Ekonom dan Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo mengakui program tersebut merupakan satu gagasan yang menarik karena sasarannya adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
"Pada dasarnya program Prabowo-Gibran menurut saya satu gagasan yang menarik. Kenapa? Karena sasarannya adalah SDM dan kualitas SDM," kata Lucky kepada Kabar Bursa, Kamis, 25 Juli 2024.
Lucky menyatakan program susu gratis pasangan Prabowo-Gibran bisa menjadi momentum berharga bagi emiten yang berkecimpung di sektor susu.
"Ini sebenarnya momentum bagi emiten susu karena programnya tersedia," ujarnya.
Lucky berpandangan, program susu gratisvtersebut juga berpotensi menarik investor untuk menanamkan saham di emiten terkait. Pasalnya, program susu gratis bisa membuat pendapatan yang lebih agresif bagi emiten.
"Investor juga berpikir momen ini harus dimanfaatkan dengan optimal karena ini adalah momen awal," ucap Lucky.
Lucky pun membeberkan emiten yang memiliki potensi bagus memanfaafkan program susu gratis Prabowo-Gibran adalah Ultrajaya Milk Industry & Trading Compa (ULTJ). Apalagi, menurutnya, emiten ini sudah menguasai pasaran di Tanah Air.
"Menurut saya kalau ULTJ itu secara pangsa pasar lebih menarik. Kenapa? kalau kita lihat secara basis penguasaan pasar Ultra Jaya jauh lebih menarik market sharenya," kata dia.
Kinerja Saham ULTJ
Dikutip dari Stocbit, Kamis, 25 Juli 2024, ULTJ menunjukkan kinerja yang positif dalam satu bulan terakhir dengan grafik yang cukup bagus dengan performa 3.54 persen.
Pada kuartal pertama 2024, ULTJ meraih net income sebesar Rp405 miliar, naik dibanding tahun lalu dalam periode yang sama yakni Rp355 miliar.
Pendapatan bersih ULTJ pada 2024 diperkirakan mencapai Rp1,620 miliar, angka ini juga naik tipis daripada tahun lalu yang sebesar Rp1,169 miliar.
Untuk neraca keuangan, ULTJ memiliki kas dan setara kas sebesar Rp2,522 miliar pada kuartal pertama 2024, serta total aset sebesar Rp7,973 miliar. Liabilitas dan ekuitas ULTJ mencapai Rp7,973 miliar.
Sementara dikutip dari RTI Bussiness di waktu yang sama, ULTJ mencatatkan volume transaksi sebesar Rp33,5 juta selama satu bulan. Adapun saham yang diperdagangkan adalah Rp60,4 miliar dengan frekuensi perdagangan hingga 15,939.
Sementara itu, ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE), Ahmad Akbar Susamto, melakukan simulasi terkait pemangkasan pos anggaran dalam APBN untuk membiayai program makan siang gratis senilai Rp71 triliun yang direncanakan oleh pemerintahan terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Akbar menegaskan bahwa alokasi dana sebesar itu akan berdampak signifikan terhadap APBN, terutama dalam bentuk pemangkasan anggaran di beberapa pos penting seperti perlindungan sosial (perlinsos) dan pendidikan.
"Ketika pemerintah mengalokasikan anggaran Rp71 triliun, artinya ada anggaran pos lain yang dikurangi. Kalau enggak, enggak bisa dapat Rp71 triliun untuk membiayai program makan bergizi gratis,” ujarnya dalam Midyear Review Core Indonesia 2024, Selasa 24 Juli 2024.
Dalam simulasinya, Akbar menjelaskan bahwa dengan memotong anggaran sebesar 5 persen di empat sektor, pemerintah bisa mendapatkan Rp76,92 triliun. Dana ini cukup untuk membiayai program makan bergizi gratis yang dianggarkan Rp71 triliun pada tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.
Dia mencontohkan, misalnya, pemotongan subsidi energi sebesar Rp9,5 triliun, perlindungan sosial Rp24 triliun, kesehatan Rp9 triliun, dan pendidikan Rp33 triliun.
Namun, Akbar juga mencatat bahwa dalam simulasinya, hanya sekitar 20 persen hingga 40 persen pelajar, balita, dan ibu hamil yang akan mendapatkan bantuan makan bergizi gratis pada 2025.
Untuk mencapai target penerima makan siang gratis, pemerintah setidaknya membutuhkan Rp190,6 triliun hingga Rp381 triliun per tahun. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan alokasi anggaran yang diusulkan untuk tahun depan.
Lebih lanjut, Akbar menyoroti bahwa anggaran makan bergizi gratis yang direncanakan untuk tahun depan masih jauh di bawah janji kampanye Prabowo yang sebesar Rp400 triliun.
Jika dibandingkan dengan anggaran lain, seperti pendidikan yang mencapai Rp665 triliun pada 2024, perlindungan sosial Rp496,8 triliun, dan subsidi energi Rp189,1 triliun, anggaran untuk makan siang gratis ini terlihat sangat kecil.
"Sebenarnya Rp71 tiliun itu lebih kecil dari janji sebelumnya, tetapi ini pasti punya implikasi keadaan fiskal pemerintah,” lanjut Akbar.
Meski demikian, muncul isu pemangkasan anggaran makan per orang yang semula Rp15.000 menjadi Rp9.000 atau bahkan Rp7.500 per anak. (*)