Logo
>

Empat Big Banks Terjun Bebas di Akhir Pekan, BBCA Terdalam

Ditulis oleh Syahrianto
Empat Big Banks Terjun Bebas di Akhir Pekan, BBCA Terdalam

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan sebesar 0,92 persen atau 66,59 poin ke level 7.166,06 pada penutupan perdagangan Jumat, 24 Januari 2025.

    Volume perdagangan mencapai 15,99 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp10,57 triliun, sementara rata-rata volume perdagangan sebelumnya berada di angka 18,37 miliar saham.

    Pelemahan IHSG dipengaruhi oleh aksi jual investor di sejumlah sektor utama, termasuk sektor perbankan yang mengalami tekanan signifikan.

    Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), saham-saham perbankan besar, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), turut mencatatkan pelemahan pada perdagangan hari ini.

    Adapun BBCA mencatatkan pelemahan terbesar di antara empat bank besar (big banks) Indonesia, diikuti oleh BBRI yang melemah 2,56 persen. Kedua emiten ini menjadi faktor dominan dalam pelemahan IHSG, mengingat besarnya kapitalisasi pasar mereka, yaitu Rp1.152,62 triliun untuk BBCA dan Rp635,03 triliun untuk BBRI.

    BBCA

    Saham BBCA merosot sebesar 2,60 persen atau turun 250 poin ke level Rp9.350. Saham ini sempat mencapai level tertinggi di Rp9.650 dan terendah di Rp9.350 sepanjang perdagangan. Volume transaksi BBCA mencapai 152,06 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp1,44 triliun. Kapitalisasi pasar BBCA tercatat sebesar Rp1.152,62 triliu

    BBRI

    Saham BBRI terkoreksi 2,56 persen atau turun 110 poin ke level Rp4.190. Saham ini diperdagangkan dalam rentang harga Rp4.350 hingga Rp4.190, dengan volume transaksi sebesar 276,42 juta saham dan nilai transaksi mencapai Rp1,18 triliun. Kapitalisasi pasar BBRI mencapai Rp635,03 triliun.

    BMRI

    BMRI mencatatkan penurunan sebesar 0,81 persen atau 50 poin ke level Rp6.125. Saham ini diperdagangkan pada rentang Rp6.250 hingga Rp6.125 dengan volume transaksi sebanyak 96,16 juta saham dan nilai transaksi sebesar Rp593,5 miliar. Kapitalisasi pasar BMRI tercatat sebesar Rp571,67 triliun.

    BBNI

    Saham BBNI melemah 0,86 persen atau turun 40 poin ke level Rp4.610. Volume transaksi mencapai 42,14 juta saham dengan nilai transaksi sebesar Rp195,4 miliar. Kapitalisasi pasar BBNI tercatat sebesar Rp171,94 triliun.

    Kinerja Saham Lainnya

    Di luar sektor perbankan, beberapa emiten unggulan juga mencatatkan pelemahan yang signifikan. Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 6,14 persen ke level Rp3.210, sementara PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) terkoreksi 4,76 persen ke Rp1.000.

    Meski demikian, beberapa saham defensif menunjukkan penguatan. Saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,33 persen ke Rp11.425, sedangkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatat kenaikan 0,67 persen ke Rp7.550.

    Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia Tahun Ini

    Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Irvan Susandy, mengatakan perkembangan pasar modal di Indonesia dinilai pertumbuhannya cukup optimis di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika preferensi investor saat ini.

    “Tahun ini sangat menantang, tetapi kami tetap optimistis bahwa pasar modal Indonesia akan terus berkembang. Memang ada perubahan tren, seperti popularitas crypto yang saat ini lebih menarik dibanding saham, tetapi ini semua ada masanya. Dua tahun lalu, saham lebih baik daripada crypto,” kata Irvan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Senin, 20 Januari 2025.

    Dia menjelaskan pentingnya literasi dan edukasi masyarakat untuk mendorong pertumbuhan investasi di pasar modal. Selain itu, juga penting dilakukan diversifikasi portofolio bagi investor. “Investor pasti mempertimbangkan diversifikasi. Popularitas instrumen investasi seperti crypto dan saham akan berfluktuasi sesuai perkembangan ekonomi dan sentimen pasar,” tutur dia.

    Terkait kondisi investor asing, Irvan menyebutkan bakal ada kaitan dampak kebijakan ekonomi global, termasuk keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang baru dilantik, akan menjadi perhatian. “Kami menunggu kebijakan ekonomi Trump dalam beberapa bulan ke depan. Mungkin di kuartal pertama atau kedua, kita akan melihat kejelasan bagaimana hal ini memengaruhi pasar global,” tutur dia.

    Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) memberikan harapan positif bagi peningkatan aktivitas pasar modal domestik.

    “Transaksi sudah menunjukkan peningkatan setelah BI menurunkan suku bunga. Namun, kita masih perlu melihat data lebih jauh mengenai pergerakan investor asing pasca kebijakan tersebut,” ucap dia.

    Pasar modal Indonesia diharapkan mampu terus menunjukkan pertumbuhan dan daya saing di tengah persaingan global dengan dukungan semua pemangku kepentingan, termasuk regulator, emiten, dan investor.

    Pihaknya mengaku bakal in bahwa kondisi pasar akan membaik. “Kita perlu terus menjaga momentum ini dengan kebijakan yang mendukung dan meningkatkan kepercayaan investor. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.