Logo
>

FILM Caplok 25,22 Miliar Saham NETV, Peluang Besar Industri Hiburan?

Ditulis oleh Yunila Wati
FILM Caplok 25,22 Miliar Saham NETV, Peluang Besar Industri Hiburan?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT MD Entertainment Tbk (FILM) berencana akan membeli 25,22 miliar saham baru milik PT Net Visi Media Tbk (NETV). Setiap saham memiliki nilai nominal Rp50, dengan total nilai pengambil bagian sebesar Rp1,26 triliun.

    Langkah korporasi ini dianggap langkah strategis yang dapat mengubah lanskap industri media dan hiburan di Indonesia. Akuisisi ini melibatkan pembelian 80,05 persen saham NETV oleh FILM, yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing di sektor media, terutama penyiaran televisi dan hiburan digital.

    Tidak hanya itu, FILM juga akan membeli sekitar 7,88 miliar saham dari tiga entitas, yaitu PT Teladan Investama, PT Indika Inti Holdiko, dan PT Sinergi Lintas. Setelah penggabungan saham, nilai nominal per saham menjadi Rp200, dengan total harga mencapai Rp 394,44 miliar.

    Untuk mendanai akuisisi ini, FILM akan melakukan private placement baru, dengan PT Permata Surya Gitatama dan PT Teladan Investama sebagai pembeli saham baru senilai Rp 661,95 miliar. Dana ini diperoleh dari konversi utang.

    Sinergi Bisnis

    Akuisisi ini akan mengintegrasikan kapabilitas produksi FILM yang sudah kuat dalam pembuatan konten film dan serial dengan distribusi televisi melalui NETV. Adapun NETV, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pemain di televisi digital, akan mendapatkan keuntungan dari akses ke konten berkualitas tinggi yang diproduksi oleh MD Entertainment.

    Tidak hanya itu, akuisisi ini dapat memperkuat posisi FILM di industri media dan hiburan Indonesia, menjadikannya salah satu pemain utama dengan akses langsung ke saluran televisi serta kapabilitas produksi konten besar.

    Hal tersebut akan meningkatkan diversifikasi pendapatan FILM, tidak hanya dari produksi film dan serial, tetapi juga dari segmen penyiaran televisi.

    Akuisisi juga diharapkan akan meningkatkan nilai perusahaan dan memberi dampak positif terhadap pemegang saham FILM, karena memperluas cakupan bisnis serta membuka peluang kolaborasi yang lebih luas di sektor media.

    Konsekuensi Finansial

    Transaksi ini akan memperkuat struktur keuangan FILM, meski juga meningkatkan kompleksitas operasional. Selain itu, akan memberikan NETV akses kepada sumber daya produksi dan distribusi baru yang bisa mengubah kinerja keuangannya ke arah yang lebih baik.

    Setelah akuisisi tuntas, FILM akan menjadi pemegang saham pengendali baru NETV, yang memungkinkan integrasi yang lebih baik antara produksi konten dan distribusi.

    Untuk memuluskan jalannya akuisisi, FILM akan menggelar RUPSLB pada 4 Oktober 2024 guna mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham terkait rencana strategis ini.

    Dampak Terhadap Kinerja Emiten:

    • FILM: Akuisisi ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan FILM dari segmen media dan penyiaran, memperluas jangkauan distribusi konten, serta memperkuat posisi kompetitif di industri hiburan.
    • NETV: Akuisisi oleh FILM akan memberikan stabilitas finansial dan akses ke konten berkualitas tinggi, yang dapat mendongkrak kinerja NETV di sektor penyiaran televisi.

    Secara keseluruhan, rencana akuisisi ini memiliki potensi besar untuk memperkuat posisi FILM dan NETV di industri media, dengan memperluas jaringan distribusi dan akses ke sumber daya produksi, serta menciptakan sinergi bisnis yang menguntungkan.

    Kinerja NETV

    Ketika kita menerapkan kriteria Buffett pada NETV, muncul beberapa tanda bahaya yang perlu diperhatikan.

    • Rugi Bersih yang Mendalam: NETV mencatatkan kerugian bersih yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ini adalah sinyal yang sangat jelas bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan dalam menghasilkan keuntungan.
    • Margin Profit yang Negatif: Margin profit NETV sangat rendah, bahkan negatif dalam beberapa periode. Ini menunjukkan bahwa perusahaan kesulitan mengontrol biaya dan menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah pendapatan yang dihasilkan.
    • Neraca Keuangan yang Lemah: Rasio keuangan NETV seperti current ratio dan debt-to-equity ratio menunjukkan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang rendah dan struktur modal yang rapuh. Ini berarti NETV kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan sangat bergantung pada utang.
    • Aliran Kas Negatif: Aliran kas bebas NETV negatif, yang berarti perusahaan membakar uang tunai lebih cepat daripada menghasilkannya. Ini adalah tanda bahaya besar, karena perusahaan membutuhkan uang tunai untuk beroperasi, berinvestasi, dan membayar utang.
    • Valuasi yang Mahal: Meskipun perusahaan merugi, valuasi saham NETV masih tergolong tinggi. Ini menunjukkan bahwa investor mungkin memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap kinerja perusahaan di masa depan.

    Apa Artinya Bagi Investor?

    Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa NETV saat ini menghadapi tantangan yang sangat besar. Perusahaan mengalami kesulitan dalam menghasilkan keuntungan, memiliki neraca keuangan yang lemah, dan tidak memiliki keunggulan kompetitif yang jelas.

    Warren Buffett cenderung menghindari perusahaan dengan karakteristik seperti ini. Ia lebih suka berinvestasi pada perusahaan yang memiliki bisnis yang sederhana, mudah dipahami, dan memiliki keunggulan kompetitif yang kuat.

    Namun, apakah ini berarti NETV tidak memiliki potensi sama sekali?

    Tidak sepenuhnya. Ada kemungkinan bahwa NETV sedang dalam proses transformasi atau sedang mengembangkan bisnis baru yang menjanjikan. Namun, investor perlu sangat berhati-hati dan melakukan analisis yang lebih mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi di saham ini.(*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79