KABARBURSA.COM - Dalam sebuah diskusi mendalam tentang perubahan iklim, Menteri Energi Amerika Serikat, Jennifer Granholm, berbicara mengenai peningkatan produksi energi ramah lingkungan. Namun, lawan bicaranya bukanlah ahli kebijakan biasa; dia adalah Patty Jenkins, sutradara dari film Wonder Woman.
Mereka adalah pasangan yang tak terduga di Hollywood Climate Summit, sebuah acara yang mempertemukan tokoh berpengaruh di Washington dengan sineas Hollywood, di mana Jenkins berhasil meraup pendapatan lebih dari USD824 juta menurut IMDB. Acara empat hari ini menyoroti bagaimana industri hiburan dapat menyampaikan narasi perubahan iklim yang lebih baik sekaligus menangani keberlanjutan di lokasi syuting.
“Kami membutuhkan bantuan,” ujar Granholm kepada para pelaku industri hiburan, meminta mereka untuk menggambarkan perubahan iklim secara akurat dan mengangkat lebih banyak kisah tentang transisi energi. “Melakukan ini akan membantu masyarakat memahami seperti apa masa depan.”
Program acara ini juga mencakup pemutaran film dan hidangan nabati seperti ‘telur tanpa telur’ dan salmon asap dari wortel. Academy of Motion Picture Arts and Sciences menjadi latar belakang diskusi lingkungan hidup.
“Ini adalah satu-satunya acara iklim di mana Anda akan berdiskusi tentang iklim, lalu difoto,” kata komedian Esteban Gast, salah satu tuan rumah pertemuan tersebut.
Lee Isaac Chung, sutradara film Twisters yang akan segera dirilis, menyatakan film terbarunya akan menyajikan gambaran yang lebih akurat secara ilmiah tentang pengejaran badai, sebuah bidang yang sering mendapat kritik karena dianggap mencari bahaya. Film ini juga akan menampilkan dampak bencana alam dengan cara yang jarang digambarkan oleh film lain, tambahnya.
“Kami memiliki kesempatan untuk berbicara tentang apa yang dihadapi masyarakat di kota-kota kecil,” ujar Chung, mengingat masa kecilnya di Arkansas. Amerika Serikat, dengan mayoritas tornado dunia terjadi di sana, mengalami peningkatan hari dengan banyak angin puting beliung, tren yang sebagian disebabkan oleh perubahan iklim.
Menggambarkan secara akurat dampak perubahan iklim dan transisi energi adalah tantangan besar bagi Hollywood. Namun, hal yang sama juga berlaku untuk pengurangan emisi di industri hiburan. Producers Guild of America mengeluarkan seruan untuk bertindak pada 2021 mengenai perlunya mengatasi upaya keberlanjutan yang “sporadis dan sama sekali tidak memadai” di lokasi syuting.
Rata-rata produksi film besar mengeluarkan sekitar 33 metrik ton karbon per hari, menurut laporan 2021 yang melibatkan Netflix Inc, Walt Disney Co, dan Sony Pictures Entertainment Inc. Angka ini lebih dari tujuh kali lipat emisi rata-rata kendaraan AS setiap tahunnya.
Meskipun memperkenalkan keberlanjutan di lokasi syuting mungkin tampak menakutkan, Max Schwartz dan Allison Elvove dari Aliansi Internasional Karyawan Panggung Teater mengatakan bahwa alternatif berkelanjutan untuk peralatan produksi telah berkembang pesat dalam satu tahun terakhir, termasuk diesel terbarukan dan generator listrik yang cukup kuat untuk memberi daya pada proses pembuatan film. Kendaraan listrik dan solusi sehari-hari lainnya dapat mengurangi jejak karbon industri lebih lanjut.
Walaupun emisi produksi merupakan tantangan yang harus diatasi Hollywood, tantangan lebih besar adalah mengatasi polusi iklim yang terkait dengan streaming. Ini menyumbang sebagian besar emisi industri hiburan.
Menurunkan emisi ini adalah perjuangan berkelanjutan bagi perusahaan. Namun, meskipun kemajuannya lambat, Granholm menekankan pentingnya terus berupaya mengurangi karbon di semua aspek industri dan ekonomi lainnya. “Semoga kita semua menanggung luka dari pertarungan yang paling penting ini,” katanya.
Berikut adalah beberapa film Hollywood bertema perubahan iklim yang menyoroti berbagai aspek dari krisis lingkungan:
- The Day After Tomorrow (2004) Film ini menggambarkan skenario bencana global akibat perubahan iklim yang ekstrim. Meskipun secara ilmiah agak berlebihan, film ini menunjukkan betapa gentingnya situasi lingkungan kita saat ini.
- Avatar (2009) Karya James Cameron ini bukan hanya film fiksi ilmiah spektakuler, tetapi juga mengangkat tema tentang perusakan lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam di planet Pandora, yang merefleksikan tantangan lingkungan di Bumi.
- Snowpiercer (2013) Film ini menggambarkan dunia pasca-apokaliptik di mana Bumi mengalami zaman es baru akibat kesalahan ilmiah. Penumpang kereta yang terus berkeliling dunia menjadi metafora tentang kelas sosial dan ketimpangan dalam konteks perubahan iklim.
- Interstellar (2014) Film fiksi ilmiah ini mengisahkan tentang pencarian planet baru yang dapat dihuni karena Bumi menghadapi krisis lingkungan yang parah. Tema-tema global warming dan kelangkaan sumber daya sangat relevan dalam narasi ini.
- Downsizing (2017) Film ini menawarkan solusi unik untuk mengatasi krisis lingkungan dengan mengecilkan ukuran manusia agar konsumsi sumber daya berkurang. Meskipun penuh dengan humor, film ini menyampaikan pesan serius tentang keberlanjutan dan dampak lingkungan.
- Chasing Ice (2012) Dokumenter ini menampilkan fotografer James Balog yang mendokumentasikan mencairnya gletser di daerah Arktik. Melalui metode fotografi time-lapse, film ini memberikan gambaran yang mengharukan tentang dampak nyata dari pemanasan global.
- An Inconvenient Truth (2006) Dokumenter oleh Al Gore ini memberikan wawasan mendalam tentang perubahan iklim dan pentingnya tindakan segera. Film ini menjadi titik tolak dalam kampanye global untuk meningkatkan kesadaran tentang pemanasan global.
- Before the Flood (2016) Dokumenter yang diproduksi oleh Leonardo DiCaprio ini mengeksplorasi dampak perubahan iklim di berbagai belahan dunia dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.