Logo
>

Gelar Temu Investor, TLKM Janji Jaga Profitabilitas Industri Telekomunikasi

Ditulis oleh Yunila Wati
Gelar Temu Investor, TLKM Janji Jaga Profitabilitas Industri Telekomunikasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) baru saja menggelar pertemuan investor pada Rabu, 12 Februari 2025. Dalam pertemuan tersebut, jajaran direksi memberikan kesempatan kepada para pemegang saham dan analis untuk mengajukan pertanyaan terkait berbagai isu yang berkembang di pasar.

    Dalam kesempatan ini, Telkom menegaskan komitmennya dalam menjaga profitabilitas industri telekomunikasi di tengah persaingan yang semakin ketat.

    Salah satu topik yang dibahas adalah strategi harga yang diterapkan oleh Telkom. Manajemen mengonfirmasi keberadaan paket perdana seharga Rp10 ribu, namun menegaskan bahwa program ini hanya berlaku untuk segmen tertentu melalui salah satu fighting brand milik perusahaan.

    Paket tersebut ditawarkan secara terbatas di wilayah tertentu dan dalam waktu yang sudah ditentukan, sehingga tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja bisnis secara keseluruhan.

    Fighting brand yang digunakan oleh Telkom saat ini masih memiliki pangsa pasar di bawah 5 persen dan menyasar segmen yang cukup spesifik, sehingga tidak menimbulkan risiko besar terhadap bisnis utama perusahaan. Ke depan, Telkom akan terus mengevaluasi strategi ini guna memastikan tidak terjadi kanibalisasi antara brand yang dimilikinya.

    Sebagai pemimpin pasar, Telkom menerapkan pendekatan yang berbeda untuk setiap segmen pelanggan. Di segmen menengah ke atas, perusahaan fokus meningkatkan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) dengan menawarkan berbagai manfaat tambahan di luar paket data, seperti konten video premium dan integrasi layanan fixed mobile convergence (FMC).

    Selain itu, upaya migrasi pelanggan dari layanan prabayar ke pascabayar juga terus didorong untuk menciptakan pendapatan yang lebih stabil dan berkelanjutan. Sementara, untuk segmen menengah ke bawah, strategi utama yang diterapkan adalah menyediakan paket dengan harga yang lebih fleksibel sesuai daya beli masyarakat.

    Mengenai kinerja operasional dan keuangan tahun 2024, Telkom masih belum memberikan banyak informasi karena laporan keuangannya masih dalam tahap audit. Namun, manajemen menilai capaian kinerja sejauh ini cukup baik dan menunjukkan tren positif dari waktu ke waktu.

    Dari sisi efisiensi, perusahaan tetap berada di jalur yang tepat dalam menekan rasio belanja modal (capex) terhadap pendapatan. Jika sebelumnya rasio tersebut berada di kisaran 20–24 persen, Telkom menargetkan penurunan menjadi 17–19 persen pada tahun 2028. Laporan keuangan tahun 2024 dijadwalkan akan dirilis pada pertengahan Maret 2025.

    Secara keseluruhan, meskipun persaingan antaroperator seluler masih cukup ketat, kondisi industri saat ini mulai menunjukkan perbaikan dibandingkan sebelumnya. Kenaikan ARPU yang diupayakan oleh Telkom berpotensi menjadi katalis penting bagi pertumbuhan sektor telekomunikasi, terutama jika dilakukan dengan strategi yang tetap mempertahankan profitabilitas perusahaan.

    Namun, para investor tampaknya masih menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai perkembangan industri sebelum mengambil keputusan investasi yang lebih agresif.

    Harga Saham Melesat

    Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, mengalami lonjakan signifikan sebesar 5,17 persen pada akhir sesi pertama perdagangan hari Rabu, 12 Februari 2025.

    Harga saham Telkom tercatat mencapai Rp 2.440 per lembar, dengan total transaksi yang mencatatkan nilai sebesar Rp 231,1 miliar. Transaksi ini melibatkan lebih dari 961 ribu lot saham dan tercatat 2.406 kali transaksi di pasar.

    Kenaikan saham Telkom ini datang setelah pasar saham Indonesia mengalami koreksi yang cukup dalam dalam beberapa hari terakhir, dengan sejumlah emiten blue chip, termasuk Telkom, mengalami penurunan harga saham.

    Lalu, saham ini juga terlihat sebagai bagian dari rebound yang didorong oleh beberapa faktor sentimen positif. Salah satunya adalah aksi konsolidasi yang tengah berlangsung di industri telekomunikasi Indonesia.

    Konsolidasi ini diharapkan dapat mengurangi biaya operasional perusahaan, karena dengan berkurangnya persaingan ketat seperti perang harga, tarif, dan promosi, perusahaan-perusahaan telekomunikasi dapat memperoleh kinerja yang lebih sehat dan efisien. Hal ini menjadi angin segar bagi Telkom, yang selama ini menjadi pemain dominan di pasar telekomunikasi tanah air.

    Di samping itu, investor juga semakin menantikan laporan kinerja keuangan Telkom yang diperkirakan akan segera diumumkan bulan ini.

    Menurut konsensus dari 19 analis yang disusun oleh Refinitiv, laba bersih Telkom diprediksi akan mencapai Rp 23,62 triliun untuk tahun ini. Laba yang cukup besar ini tentu saja menarik perhatian investor, karena sebagian dari laba tersebut diperkirakan akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.

    VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko, sebelumnya menyatakan bahwa meskipun rasio dividen yang akan dibagikan pada tahun ini belum diumumkan secara pasti, rasio tersebut diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu.

    Hal ini menunjukkan bahwa Telkom berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan keuntungan bagi para pemegang sahamnya, meskipun perusahaan sedang fokus pada pertumbuhan jangka panjang dan efisiensi operasional.

    Kinerja saham Telkom yang menguat ini mencerminkan harapan investor terhadap prospek positif perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar, terutama di tengah upaya konsolidasi di sektor telekomunikasi dan laporan kinerja keuangan yang menjanjikan.

    Ke depannya, investor akan terus memantau perkembangan laporan keuangan dan langkah-langkah strategis yang akan diambil oleh Telkom untuk mempertahankan daya saingnya di pasar telekomunikasi yang terus berubah.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79