Logo
>

Gen Z Pengangguran Nyaris 10 Juta: Tak Kerja maupun Sekolah

Ditulis oleh Syahrianto
Gen Z Pengangguran Nyaris 10 Juta: Tak Kerja maupun Sekolah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Anak muda di Indonesia dalam kategori usia 15-24 tahun tercatat sedang tidak sekolah, tidak bekerja, dan tidak mengikuti pelatihan (Not in Employment, Education, and Training/NEET). Jumlahnya, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 9,9 juta anak muda dari 44,47 juta anak muda atau sekitar 22,25 persen pada Agustus 2023.

    Mengutip data yang dipublikasikan BPS, dari 9,9 juta anak muda usia 15-24 tahun yang tergolong dalam kategori NEET terdapat 6,45 juta yang berjenis kelamin perempuan (28,91 persen) dan 3,45 juta dengan jenis kelamin laki-laki (15,53 persen). Persentase ini menurun sekitar 0,97 persen dibandingkan periode Agustus 2022.

    "Jika digolongkan menurut umur terdapat 3,4 juta (15,53 persen) yang tergolong kategori NEET berusia 15-19 tahun dan terdapat 6,4 juta (28,91 persen) yang berusia 20-24 tahun," tulis BPS dalam laporannya, dikutip Jumat, 17 Mei 2024.

    Artinya, kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun. BPS mendefinisikan NEET sebagai penduduk usia 15-24 tahun yang berada di luar sistem pendidikan, tidak sedang bekerja, dan tidak sedang berpartisipasi dalam pelatihan sehingga ada tenaga kerja potensial yang tidak terberdayakan.

    BPS menilai, angka NEET yang lebih tinggi di kalangan perempuan dapat mengindikasikan banyaknya keterlibatan perempuan di kegiatan domestik seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, dan sebagainya. Pekerjaan rumah tangga tersebut dinilai dapat menghalangi perempuan muda untuk melanjutkan sekolah atau memperoleh keterampilan kerja.

    Secara geografis, pada 2023 penduduk usia muda NEET Indonesia lebih banyak berada di perdesaan dengan proporsi 24,79 persen, sedangkan di perkotaan 20,40 persen. Sebanyak 5,2 juta anak muda tegolong dalam ketegori NEET yang tinggal di daerah perkotaan dan 4,6 juta yang tidak bersekolah, tidak bekerja, dan tidak sedang mengikuti pelatihan tinggal di perdesaan.

    Tingkat Pengangguran Terbuka

    Indikator yang digunakan untuk dapat mengukur besarnya angkatan kerja pemuda yang menjadi pengangguran disebut Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pemuda. TPT umumnya digunakan untuk mengukur tingkat pengangguran di suatu wilayah, menggambarkan tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan, atau tidak terserap oleh pasar kerja.

    Berdasarkan hasil Sakernas Agustus 2023, TPT pemuda tercatat sekitar 13,41 persen. Artinya, sekitar 13 dari 100 pemuda yang masuk dalam angkatan kerja, tidak terserap dalam pasar kerja.

    Hal tersebut menunjukkan perkembangan TPT periode 2016-2023. Terlihat bahwa pada tahun 2023 TPT pemuda dan TPT semua kelompok umur mengalami penurunan seiring dengan kondisi perekonomian Indonesia yang mulai membaik pasca pandemi Covid-19.

    Namun, pola TPT pemuda selalu lebih tinggi dari TPT semua kelompok umur dan konsisten setiap tahun. Masih tingginya pengangguran pemuda membuat daya saing pemuda belum mencapai posisi yang optimal. Salah satu penyebab tingginya TPT pemuda adalah rendahnya daya saing pemuda di pasar kerja.

    Sementara itu, BPS mencatat masih ada 7,2 juta rakyat Indonesia yang menganggur pada Februari 2024. Angka itu turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut, diumumkan oleh Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti pada konferensi pers pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 pada 6 Mei 2024.

    "Pada Februari 2024, terdapat 7,2 juta pengaggur setara dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,82 persen," kata Amalia.

    Angka tersebut, lanjut Amalia, lebih rendah dibandingkan Februari 2023. Bahkan lebih rendah dari tingkat pengangguran sebelum pandemi Covid-19. "Pada Februari 2020, TPT sebesar 4,94 persen," ujarnya.

    Per Februari 2024, terdapat 214 juta penduduk usia kerja di seluruh Indonesia. Naik 2,41 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 149,38 juta merupakan angkatan kerja. Angkanya naik 2,76 juta orang.

    Kemenkeu Merespons Pengangguran

    Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan harus ada pemantauan yang dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan terhadap kondisi anak muda yang menganggur. Dia juga menilai perlu ada pemantauan kondisi riil permintaan dan penawaran tenaga kerja.

    “Memantau terus situasi perekonomian seperti apa termasuk di pasar kerja di masyarakat dan lainnya,” ujar Suahasil, menanggapi data terdapat 9,9 juta anak muda usia 15-24 tahun yang tidak menjalankan aktivitas produktif, yakni tidak bersekolah, tidak bekerja, dan tidak sedang mengikuti pelatihan..

    Suahasil mengatakan pihaknya menginginkan seluruh elemen masyarakat bisa aktif dalam dunia kerja sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang pada akhirnya bisa dimanfaatkan untuk dirinya sendiri. “Sehingga bisa menghasilkan pendapatan terus juga bisa menghasilkan penerimaan buat kesejahteraan dia sendiri,” kata Suahasil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.